Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hobi PPJ yang Membuat Kami Makin Kenal Kota Yogyakarta

18 Januari 2024   12:36 Diperbarui: 18 Januari 2024   12:40 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


 
Kami bisa melihat wajah asli Kota Yogyakarta saat sedang PPJ!

Pandemi Covid-19 telah mengubah sederet hal dalam kehidupan. Dampaknya, beberapa aktivitas/kebiasaan lama kita tinggalkan. Sebagai gantinya, beberapa aktivitas/kebiasaan baru kini menjadi sebuah kenormalan (new normal). Misalnya aktivitas PPJ yang mulai saya lakukan semasa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

Dahulu terkait dengan adanya PPKM itu, warga diimbau untuk menghindari kerumunan. Dianjurkan keluar rumah seperlunya saja. Kalaupun harus keluar rumah, wajib menjaga jarak. Termasuk kalau berolahraga di luar ruangan.

Anda tentu masih ingat. Olahraga luar ruangan yang digemari orang-orang tatkala itu adalah bersepeda. Di mana-mana terjadi euforia bersepeda. Rasanya jalanan menjadi terlalu riuh dengan peningkatan jumlah pesepeda. Termasuk di tempat saya berdomisili, yaitu Kota Yogyakarta.

Apa boleh buat? Kondisi tersebut malah menghilangkan minat saya dan seorang teman untuk bersepeda, padahal sebelum pandemi Covid-19 melanda, kami lumayan kerap bersepeda. Sementara sama halnya dengan orang-orang lain yang mulai jenuh di rumah saja, kami butuh menghirup udara luar.

Oleh karena itu, kami kemudian memutuskan untuk PPJ (Pura Pura Jogging) ke tempat-tempat yang relatif sepi. Bukan ke Malioboro atau tempat lain yang mainstream. Prediksi kami, setelah sekian lama terbelenggu tagar #dirumahsaja pastilah banyak yang kangen Malioboro. Jadi, di situ tentu bakalan banyak orang. Kami tak suka.

Tujuan PPJ kami untuk pertama kalinya adalah kampung-kampung njeron benteng. Perkampungan yang berada di dalam benteng Kraton Yogyakarta. Tepatnya yang berada di bagian timur bangunan kraton.

Seru sekali tatkala itu. Suasana tenang dan sepi. Tak ada kendaraan satu pun yang melintas. Pada dasarnya di luar masa PPKM suasananya memang begitu. Mayoritas yang melintas cuma warga setempat atau orang luar yang memang terbiasa lewat situ. Jadi, semasa PPKM sepinya makin akut.

Biasanya kalau pagi-pagi sudah ada yang memanasi mesin sepeda motor di depan rumah. Atau, malah sudah bersiap mengantar anak ke sekolah. Karena sedang WFH dan SFH, semua rutinitas sebelum pandemi itu rupanya menghilang. Jalanan lengang. Namun kabar baiknya, udara bebas polusi asap knalpot.

Dokpri Agustina
Dokpri Agustina
Singkat cerita, pengalaman PPJ pertama itu sungguh mengesankan. Menyebabkan kami kecanduan untuk melakukannya lagi, lagi, dan lagi. Hingga sekarang. Terlebih PPJ punya kontribusi besar terhadap pertambahan jumlah foto dan video di galeri HP kami. Haha!

Perkara foto dan video ini mungkin retjeh bagi Anda sekalian. Akan tetapi, stok foto dan video yang berlimpah merupakan kebutuhan bagi kami. Sebagai pemburu lomba konten dan terkadang menjadi micro influencer, kami jelas butuh stok yang banyak. Jadi kalau sewaktu-waktu ada informasi lomba atau tawaran job, kami tinggal mencari-cari foto atau video yang cocok di galeri HP.

Perlu diketahui, ada satu kesadaran penting yang kami peroleh melalui aktivitas PPJ. Begini. Ternyata dengan berjalan kaki, ada banyak hal menarik yang bisa dilihat secara dekat dan detail. Hal-hal yang semula luput dari perhatian (saat kami melintas dengan sepeda motor) menjadi terlihat jelas. Bahkan, rupanya amat menarik jika dijadikan objek foto.

Kiranya benar kalau dikatakan bahwa berjalan kaki bisa menjadi semacam healing. Bermanfaat bagi lahir dan batin. Badan sehat sebab bergerak dan berkeringat. Adapun hati dan pikiran yang layu berubah menjadi segar.

Mungkin Anda bertanya-tanya. Mengapa hanya pura-pura? Karena kenyataannya, kami memang tidak jogging. Cuma berjalan kaki pelan-pelan, serta kerap berhenti untuk mengamati sesuatu yang menarik perhatian atau berfoto ria. Hanya saja, kami memulai PPJ bersamaan dengan orang-orang yang betulan hendak jogging. Kurang lebih pukul setengah enam atau pukul enam pagi. Itu pun pakaian yang kami kenakan lebih mirip peserta Jogja Walking Tour daripada orang hendak jogging.

Demikianlah adanya. Melalui aktivitas PPJ, kami kian yakin bahwa cara terbaik untuk mengenali sebuah kota adalah menjelajahinya dengan berjalan kaki. Terlebih kalau rutenya blusukan ke dalam-dalam perkampungan. Niscaya berpotensi ketemu dengan sesuatu yang bersifat hidden gems. Salah satunya Taman Yuwono, yang dahulu merupakan tempat bermain Bapak Anies Rasyid Baswedan.

Di Taman Yuwono (Dokpri Agustina)
Di Taman Yuwono (Dokpri Agustina)
Ngomong-ngomong dari sekian banyak PPJ yang telah terlaksana, saya menyimpulkan bahwa ada satu penyebab kami kecanduan melakukannya. Apakah itu? Tak lain dan tak bukan, karena kami bisa mengetahui jalan-jalan tikus yang dapat mempersingkat waktu tempuh untuk menuju ke suatu tempat.

Bagi orang-orang yang memiliki sepeda motor, pengetahuan tersebut mungkin tak penting. Namun bagi saya dan teman saya yang sama-sama tak punya sepeda motor (karena memang tak berani mengendarainya), tentu sangat bermanfaat. Sangat dapat mengurangi biaya naik ojek daring. Hehehe ....

O, ya. Perlu Anda ketahui, di Yogyakarta ada keyakinan bahwa hanya ada dua golongan pejalan kaki. Pertama, wisatawan. Kedua, warga lokal yang kere. Nah, lho. Jadi sudah jelas 'kan, saya dan teman-teman gengs PPJ bisa dimasukkan ke dalam golongan yang mana? Hehehe ....

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun