Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hari Radio Nasional, HUT ke-78 RRI, dan Antologi Kami

11 September 2023   21:44 Diperbarui: 11 September 2023   21:54 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture @senjakalaradio


Semboyan kami angkasawan RRI
Sekali di udara tetap di udara
Semenjak empat lima
Tak pernah berhenti
Patuh dan setia berjiwa Pancasila
Tri Prasetia landasan kerjanya
Ampera tujuan utama
Penuh pengabdian pada revolusi
Demi Tuhan demi pertiwi
Sekali di udara tetap di udara

(Mars RRI)

 

Begitu memasuki September pada tiap tahunnya, Mars RRI (yang lirik kompletnya tercantum di atas itu) menjadi soundtrack hidup saya. Sekaligus sebagai pengingat bahwa tanggal 11 September merupakan Hari Radio Nasional dan HUT RRI.

Kok bisa menjadi soundtrack hidup? Bisa, dong. Hari-hari saya 'kan ditemani oleh radio. Terkhusus saluran RRI pro 3. Jadi mau tidak mau, dalam kurun waktu 24 jam X sebulan (selama September), di ruang pendengaran saya bergema lagu itu lagi, lagi, dan lagi.

Alhasil, walaupun bukan angkasawan RRI, saya piawai melantunkan mars tersebut. Hafal pula seluruh liriknya. Sayang sekali tak pernah ada RRI cabang mana pun yang mengajak saya untuk ikut menyanyikannya.

Duh, duh. Apa boleh RRI secuek itu kepada pendengar setianya? Bisa-bisa saya ngambek tak mau lagi mendengarkan siarannya, nih. Hehe ...

Baiklah. Soal ngambek itu just kidding, ya. Sekadar bercyaaandhaaa. Yang sungguhannya, mana mungkin hati ini ikhlas meninggalkan RRI pada khususnya dan radio pada umumnya?

Tentu ini bukan sekadar perkara bucin. Namun, mengapa harus ditinggalkan kalau sejauh ini, RRI bisa mendatangkan banyak manfaat bagi saya? Pun, bagi jutaan para pendengar setia lainnya.

Perlu diketahui, sejak dahulu RRI punya peran penting dalam menyebarkan informasi dan hiburan.

Ngomong-ngomong terkait kesetiaan para pendengar RRI, hari ini saya sempat ter-WOW-WOW ketika mendengar pengakuan dua di antara mereka.

Siang tadi ada dua bapak yang menelepon RRI, mengucapkan selamat HUT sekaligus mengaku kalau telah puluhan tahun selalu menyimak siaran RRI. Yang satu sejak tahun 1962. Satunya sejak tahun 1971.

Luar biasa lama 'kan? Itu tahun-tahun ketika saya belum lahir. Sementara saya pun tergolong pendengar tradisional RRI.

Begitulah adanya. RRI pada khususnya dan radio pada umumnya memang merupakan sumber informasi plus hiburan. Siaran beritanya bisa menambah wawasan dan pengetahuan. Acara musiknya bisa menghibur hati yang lara.

Bahkan manakala kita sekadar butuh bunyi-bunyian sebab situasi yang sepi tiada tara, radio dapat menjadi solusi. Tentu asalkan tidak menyetel acara sandiwara radio yang bergenre horor.

Hebatnya, radio tidak berpotensi mengganggu aktivitas kita. Sembari bekerja atau melakukan aktivitas keseharian, kita tetap dapat menyimak siaran radio.

Berbeda dengan media informasi dan hiburan yang lainnya. Sebagai contoh televisi, yang bisa berulang kali menggoda kita untuk menengok layarnya. Yang ujung-ujungnya, konsentrasi bekerja kita buyar tiada tara.

Yup! Itulah keistimewaan radio. Dapat menjadi teman terbaik, tanpa mengintervensi kegiatan kita.

Itulah pula RRI. Yang selama 78 tahun eksistensinya, telah mewarnai hidup jutaan rakyat Indonesia. Komplet dengan segala dinamikanya.

Zaman boleh bertambah maju dan modern. Rezim boleh silih berganti. Mulai dari era perang kemerdekaan, masa orde lama, orde baru, hingga masa reformasi. Namun, RRI terbukti mampu bertahan.

Walaupun bilangan usianya adalah usia kakek/nenek, RRI adalah kakek/nenek yang gaul. Yang berpikiran terbuka. Mau beradaptasi. Bersedia melakukan perombakan model siaran agar sesuai dengan selera zaman.

Kiranya inilah poin yang dapat kita teladani. Usia boleh zadoel, tetapi pola pikir mesti disesuaikan dengan situasi-situasi terkini.

***

Dari tahun ke tahun, saya senantiasa antusias menyambut HUT RRI. Demikian pula halnya sekarang. Namun, antusiasme saya pada HUT ke-78 RRI tahun ini kian membuncah.

Apa penyebabnya? Tak lain dan tak bukan, pada September 2023 ini semarak Hari Radio Nasional dan HUT RRI bersamaan dengan terbitnya antologi berjudul SENJAKALA RADIO Celoteh Nostalgia Beragam Rasa.

Dokumentasi @senjakalaradio
Dokumentasi @senjakalaradio
 

Iya. Itulah antologi karya kami. Yang merangkum tulisan-tulisan kami, yaitu saya dan teman-teman pecinta radio.

Yang uniknya, komposisi kami seimbang. Separo merupakan pendengar setia. Separonya lagi merupakan penyiar, baik yang masih aktif siaran maupun yang telah berstatus mantan penyiar.

Dengan demikian, citarasa yang terkandung dalam antologi kami komplet. Ada yang mewakili pendengar, ada yang mewakili penyiar. Saling melengkapi.

Bahkan, ada kejutan tersendiri bagi saya. Ternyata, o, rupanya. Di antara kontributor antologi SENJAKALA RADIO itu ada yang berprofesi sebagai penyiar di RRI. Masih aktif hingga sekarang meskipun bukan penyiar di pro 3 yang selalu saya dengarkan.

Bukan apa-apa, sih. Rasanya seru saja bisa berkomunikasi dalam satu WAG dengan penyiar dari radio favorit saya. Yang kerennya, nama kami sama-sama tercantum dalam buku (antologi) yang sama. Sungguh menyenangkan!

Akhirul kata, selamat Hari Radio Nasional! Terkhusus buat RRI, selamat HUT ke-78! Sekali di udara tetap di udara. Terus mengudara untuk Indonesia.

Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun