Perlu diketahui, para gamada membentuk formasi dalam posisi duduk lesehan. Kedua tangan memegang trikarya yang diletakkan di atas kepala. Satu tangan memegang gagang trikarya. Satu tangan lainnya untuk mengatur warna (membuka-buka trikarya).
Sementara mata fokus membaca voucher. Sembari telinga menyimak semua perkataan MC. Karena sesungguhnya, ada kata-kata MC yang merupakan petunjuk untuk membentuk formasi.
Sampai di sini, Anda bisa membayangkan dengan jelas? Semoga sudah.
O, ya. Isi perintah dalam voucher berlainan untuk tiap gamada. Tergantung dia kejatah bikin formasi yang bagian apa. Dengan demikian, belum tentu gamada yang duduk bersebelahan memperoleh voucher yang sama.
Selain trikarya, gamada mempergunakan benda lainnya juga, yaitu caping (topi petani). Caping ini dicat warna-warni sesuai perintah yang diterima masing-masing gamada.
Bagaimana cara gamada mengetahui trikaryanya mesti dibuka warna apa? Ternyata perintah penentuan warna disimbolkan oleh warna kolom.
Silakan Anda perhatikan. Bukankah kolomnya terdiri atas dua bagian? Yang atas terang, yang bawah gelap.
Begitulah. Konsentrasi memang betul-betul menjadi kunci. Terlebih instruksi dalam voucher mesti dipadukan dengan narasi dari MC. Kalau tidak fokus pastilah tak bakalan jadi.
Itulah sebabnya para gamada lumayan degdegan selama melakukan selebrasi formasi. Pengakuan anak saya, "Takut salah. Kalau salah 'ntar bikin bubar formasi. 'Kan enggak ada gladi resik. Cuma briefing sebentar bersama teman-teman satu gugus."
Ngomong-ngomong, isi perintah dalam voucher berlainan untuk tiap gamada. Tergantung dia kejatah bikin formasi yang bagian apa. Dengan demikian, belum tentu gamada yang duduk bersebelahan memperoleh voucher yang sama.