Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Menjadi Peserta Wisata Arsip dalam Rangka Pembukaan Pameran Arsip 2023

23 Mei 2023   22:23 Diperbarui: 23 Mei 2023   22:27 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adapun saya seperti kembali ke masa mahasiswa, tatkala menonton film dokumentasi tentang gerakan reformasi 1998. Terutama saat layar memperlihatkan situasi demonstrasi di Gedung Pusat UGM.

Apakah itu menjadi spot favorit saya? O, tidak. Spot favorit saya justru di bagian Senisono. Saya mencermati satu per satu apa yang tersedia di situ. Baru beranjak ke spot berikutnya ketika lampu padam.

Dokpri Agustina
Dokpri Agustina
Perlu diketahui, lampu padam menandakan waktu pengunjung di spot itu telah habis. Harus berpindah ke spot lain.

Singkat cerita, kami gembira bisa menjelajah Diorama Arsip Yogyakarta. Kiranya itulah cara belajar sejarah a.k.a. "membaca" arsip secara asyik.

Tidak membosankan. Sesuai dengan selera anak-anak dan remaja masa kini. Pun, kalangan usia di atas mereka yang cenderung kurang tertarik pada arsip berupa tulisan melulu.

Paparan dan Diskusi

Wisata Arsip selesai bertepatan dengan waktu ishoma (istirahat, sholat Zuhur, dan makan siang). Kalung penanda pun kami serahkan kepada panitia. Kemudian diganti dengan kudapan dan nasi kotak.

Kurang lebih pukul 13.00 WIB acara dilanjutkan. Diawali dengan sambutan dari Ibu Monika, Kepala DPAD DIY, langsung disambung dengan pembukaan pameran secara resmi.

Dokpri Agustina
Dokpri Agustina
Setelahnya tampil Pak Baha Uddin dari Departemen Sejarah FIB UGM. Beliau memaparkan hasil penelitiannya tentang Yogyakarta selama menjadi ibukota RI pada tahun 1946-1949.

Pemaparan Pak Baha Uddin menyadarkan saya, betapa selama periode itu Yogyakarta memainkan peran yang amat vital, dalam konteks revolusi Indonesia.

Pak Baha Uddin (tanpa mic) Dokpri Agustina
Pak Baha Uddin (tanpa mic) Dokpri Agustina
Saya merasa cukup hafal dengan sejarah seputar Yogyakarta yang menjadi ibukota RI. Jadi sesungguhnya, apa-apa yang disampaikan Pak Baha Uddin statusnya sekadar menyegarkan ingatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun