Dari ruangan tersebut kami beranjak ke ruangan sebelahnya. Makin seru aktivitas di ruangan ini. Seseru apa? Silakan tengok foto berikut.
Dua bapak dengan baju khusus, mungkin semacam jas laboratorium, tampak sibuk "bermain". Keduanya sedang merestorasi selembar arsip.
Wah, wah. Di sini saya merasakan bahwa pelestarian arsip amat rumit. Butuh pengetahuan ilmu Kimia yang tak pernah saya sukai. Dari beberapa bahan Kimia yang disebutkan oleh dua bapak itu, saya cuma ingat pada Magnesium Karbonat.
 Ah, sudahlah. Jika Anda ingin tahu lebih detil tentang bahan-bahan dan cara merestorasi arsip, silakan langsung datang saja ke Depo Arsip DPAD DIY. Oke?
Menikmati Diorama Arsip Yogyakarta
Inilah bagian acara yang paling saya tunggu-tunggu. Back to Yogyakarta Tempo Doeloe. Kembali ke masa lalu Yogyakarta.
Bukan melalui mesin waktu, melainkan dengan cara menjelajahi spot-spot yang tersedia di dalam ruangan Diorama Arsip Yogyakarta.
Diorama Arsip Yogyakarta mengajak pengunjung mengenali Yogyakarta lebih intim. Mulai dari sejarah berdirinya hingga pada kondisi terkininya.
Yang keren, arsip-arsip tidak melulu kita baca. Tidak pula mesti kita simak dari penuturan pemandu (edukator). Koleksi arsip yang tersimpan sebagian berupa video/film.
Bahkan, ada yang berupa film 3 dimensi. Kita serasa ikut masuk ke dalam adegan yang terpampang di layar. Misalnya pada arsip tentang gempa bumi besar di Yogyakarta, yang terjadi pada tahun 2006.
Khusus untuk dokumentasi tersebut, edukator memberikan dispensasi. Jika ada di antara kami yang masih trauma gempa, boleh melewatkannya.