Suguhan minuman pun sampai ditambah segelas lagi. Kalau perlu, hingga gelas ketiga. Bahkan, jenis minumannya kadangkala juga berlainan.
Hmm. Tunggu, tunggu. Jangan buru-buru memuji kami sebagai murid yang tahu diri. Atau, sebab terlalu mencintai Bu X. Sebab sejujurnya, kesetiaan kami mengunjungi beliau tidak berdasarkan alasan mulia.
Justru sebaliknya, alasan kami amat simpel, yaitu makan aneka macam jajanan enak yang disuguhkan Bu X.
Benar-benar aneka macam, lho. Dua meja tamu Bu X disesaki toples dan kaleng jjanan. Mulai dari yang manis sampai yang gurih. Mulai dari kacang-kacangan hingga biskuit.
Entahlah apa alasan Bu X all out dalam menyediakan kudapan Lebaran. Mungkin memang supaya tamunya betah seperti kami.
Ah, sudahlah. Apa pun alasan Bu X, yang jelas telah bikin senang banyak bocah dari tahun ke tahun. Saya pun yakin, bukan cuma saya yang merindukan berlebaran di rumah Bu X.
Hanya saja, pada sebuah Lebaran saya pernah gigit jari setengah mati. Hanya gara-gara Bu X salah paham.
Begini ceritanya. Pada hari itu kami melakukan kunjungan Lebaran di rumah Bu X. Setelah menyambut saya dan tiga teman, Bu X mempersilakan kami duduk.
Kemudian beliau minta izin masuk sebentar. Kami disuruh menunggu sembari menikmati suguhan yang tersedia di meja. Kami iyakan dengan antusias.
Akan tetapi, kami saling malu-malu. Hingga beberapa menit berlalu, tak seorang pun dari kami yang memulai menyatroni kue-kue di meja. Akhirnya salah satu dari kami bilang, "Makan, yuk. Tadi sudah disuruh, kok."
Mendengar ajakan itu, tanpa babibu serempak kami bangkit dari duduk. Berniat membuka tutup toples incaran masing-masing.