3. WAKTU KUNJUNGAN
Sebenarnya kita bebas hendak datang pukul berapa. Akan tetapi, kalau tujuan utama adalah ikut shalat fardu berjamaah atau minimal merasakan shalat di ruang shalat utama, silakan datang maksimal saat jelang azan.
Dengan demikian, Anda tidak perlu terburu-buru dan punya cukup waktu untuk menikmati detil keindahan masjidnya. Lagi pula, kurang lebih satu jam saja setelah azan, ruangan shalat utama akan disterilkan. Ditutup. Orang-orang yang belum shalat dipersilakan shalat di selasar.
Saya tidak tahu seberapa jauh jarak dari tempat wudu laki-laki ke ruangan utama shalat. Yang jelas, jarak antara tempat wudu perempuan ke ruang shalat perempuan di lantai dua cukup makan waktu. Terlebih tempo hari jamaah membludak.
Dari lantai satu ke lantai dua memang tersedia tangga dan lift. Namun, dari tempat wudu di basement ke lantai satu hanya ada tangga. Otomatis arus naik dan turunnya berjubel. Padat merayap.
4. ALAS KAKI
Saya kurang paham aturan terkait alas kaki di Masjid Raya Sheikh Zayed. Apakah memang dicopot dan ditinggal begitu saja di teras depan? Atau, disuruh meletakkan di rak-rak yang telah disediakan? Masalahnya, tempo hari saya tak melihat rak-rak sepatu untuk pengunjung (jamaah).
Daripada kepikiran soal keamanannya saat shalat, sepatu pun saya simpan di tas plastik dan saya bawa ke mana-mana. Termasuk ketika shalat di selasar.
Namun, saya kaget manakala membaca tulisan Pak Taufiek (sesama peserta CLICK Goes to Jogja bablas Solo). Rupanya alas kaki tak boleh dibawa masuk ke ruangan shalat meskipun telah terbungkus rapi.
Saya tentu tidak paham aturan itu. Saya selesai berwudu pada pukul satu lebih. Otomatis sudah tidak boleh masuk ke ruangan shalat utama. Namun, fakta ini menjadi catatan bila kelak saya berkesempatan datang lagi.
5. BARANG BAWAAN