Jangan lupa. Yang tua-tua dan agak tua itu 'kan orang-orang yang sezaman dengan saya. Termasuk mereka yang dahulunya punya andil "merusak" pemahaman mahasiswa asing yang saya tutori.
Ironis memang. Penutur asing sudah susah payah menghafalkan perbedaan 'kami' dan 'kita'. Sudah berusaha keras mempergunakan keduanya secara tepat dalam bahasa Indonesia, ujungnya malah bertemu dengan penutur asli yang bahkan tak paham dengan perbedaan 'kami' dan 'kita'.
Bertahun-tahun kemudian ketika sudah menjadi orang tua, rupanya mereka tetap kurang perhatian kepada 'kami' dan 'kita'. Akibatnya, mereka lalai pula untuk mengajarkannya kepada anak-anak.
Walaupun guru bahasa Indonesia sudah memahamkan perihal penggunaan 'kami' dan 'kita, orang tua idealnya juga membantu memahamkan. Di sekolah anak-anak diajari secara teori. Sementara di rumah, orang tua mendampingi saat mempraktikkannya dalam obrolan keseharian. Bukankah kelancaran berbahasa adalah hasil berpraktik?
Idealnya seperti itu. Namun, apa boleh buat? Fakta berbicara lain. Sejauh pencermatan saya, hingga sekarang masih sering terjadi ketidaktepatan penggunaan 'kami' dan 'kita' dalam bahasa Indonesia.
Memprihatinkan! Kian memprihatinkan ketika ada yang menggerutu, "Mengapa harus ada 'kami' dan 'kita' dalam bahasa Indonesia? Bikin ribet saja. Mengapa tidak disimpelkan seperti 'we' dalam bahasa Inggris?"
Hmm. Bertobatlah, wahai penutur asli bahasa Indonesia yang menggerutukan hal itu. Keberadaan 'kami' dan 'kita' dalam bahasa Indonesia sesungguhnya merupakan sesuatu yang istimewa. Menunjukkan kekhasan dan keunikan linguistik bahasa Indonesia. Memperkaya bahasa Indonesia.
Alih-alih bikin ribet, keberadaan 'kami' dan 'kita' dalam bahasa Indonesia justru memudahkan. Membuat makna kalimat lebih jelas (lebih spesifik) sehingga meminimalkan potensi salah paham.
Mari ingat-ingat lagi perbedaan 'kami' dan 'kita'. Kalau seseorang mempergunakan 'kami' tatkala berbincang-bincang, berarti ia tidak melibatkan lawan bicaranya. Misalnya, "Kami akan pergi." Jadi, lawan bicaranya tidak diajak pergi.
Manakala seseorang mempergunakan 'kita', berarti ia melibatkan lawan bicaranya. Misalnya, "Kita akan pergi." Jadi, lawan bicaranya diajak pergi.
Nah. Sampai di sini saya pikir Anda sekalian pasti telah paham. Dengan demikian, tak ada alasan lagi untuk tidak mengetahui perbedaan penggunaan 'kami' dan 'kita'.