Jika datang ke Yogyakarta naik kereta api, turunlah di Stasiun Tugu. Dari situ Anda tinggal berjalan ke arah utara. Menyusuri Jalan Mangkubumi yang kini bernama Jalan Marga Utama.
Sesampai di perempatan yang merupakan lokasi Tugu Pal Putih, menyeberanglah ke utara. Sesampai di seberang jalan, teruskanlah perjalanan ke utara. Sebentar saja. Kalau ketemu pertigaan yang super ramai khas pasar tradisional, silakan belok kiri (ke arah barat). Yup, Anda sudah berada di Jalan Poncowinatan!
Sembari berjalan ke barat, perhatikan deretan sebelah kanan. Kelenteng Poncowinatan bakalan segera Anda temukan. Namun, tolong waspadalah. Jalanan yang acakadut berpotensi Anda menabrak atau ditabrak kendaraan/orang.
Bila telah melihat sebuah halaman luas berpagar yang dipenuh dengan sepeda motor, bahkan mobil, berarti Anda telah tiba di tujuan. Langsung masuk saja ke halaman itu. Halaman Kelenteng Poncowinatan memang dimanfaatkan sebagai lahan parkir.
Namun, tak perlu ragu untuk melihat-lihat dan memainkan kamera sepuas hati. Tukang parkir beserta orang-orang yang akan menitipkan atau mengambil kendaraannya tidak bakalan mengomeli Anda.
Tahu sama tahu sajalah. Pokoknya pergerakan diatur sedemikian rupa supaya masing-masing pihak tidak saling mengganggu. Lagi pula, mereka sudah paham bahwa Kelenteng Poncowinatan memang BCB yang sering dikunjungi wisatawan.
Kalau ingin melihat-lihat bagian dalam kelenteng tidak perlu membeli tiket. Silakan tengok pintu samping kiri yang biasanya terbuka dan masuklah. Biasanya pula ada seseorang di dalam. Minta izin saja. Asalkan berpakaian sopan dan bersedia untuk berperilaku santun saat di dalam kelenteng, niscaya diizinkan.
Namun sebelum meninggalkan kelenteng nanti, lebih baik tidak lupa untuk berdonasi pay as your wish alias seikhlasnya. Terlebih kalau selama melihat-lihat isi kelenteng Anda dipandu. Dipandu berarti mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru 'kan? Jadi, tak ada salahnya berterima kasih dengan cara berdonasi.
Sejarah Singkat dan Isi Kelenteng