Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Beberapa Catatan untuk Bloger di Ujung Bulan Bahasa 2022

31 Oktober 2022   23:48 Diperbarui: 1 November 2022   00:16 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture KBBI Daring (Kemdikbud)

Bagaimana, ya? Siapa pun kita, baik bloger maupun bukan, sejauh kerap berurusan dengan pekerjaan tulis-menulis, tentu wajib menguasai kaidah berbahasa dalam bahasa yang kita gunakan.

Jadi, kalau ada bloger Indonesia yang selalu mengeluhkan kaidah bahasa Indonesia, berarti lebih baik ia pensiun. Tak usah lagi menjadi bloger, baik di blog pribadi maupun di blog bersama semacam Kompasiana ini. Dengan demikian, topik pilihan "Kaidah Berbahasa Hari Ini Kian Memudahkan Pekerjaan Bloger" menjadi tak relevan untuknya.

Saya yakin, orang-orang (dalam hal ini terkhusus para bloger) yang enggan mempelajari aturan berbahasa Indonesia bakalan tidak tahu kalau kaidah berbahasa kian adaptif.

Buktinya banyak kosakata kekinian yang resmi dimasukkan ke dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Antara lain baper, lemot, lebay, alay, bucin, warganet, ambyar, mantul, dan gabut.

Yang sebenarnya hal tersebut betul-betul bisa mempermudah pekerjaan bloger. Kalau sudah menjadi kata baku, berarti cara penulisannya biasa saja. Tidak perlu dibuat italic (huruf miring). Berarti kita bisa lebih cepat mengetiknya. Tidak perlu sedikit-sedikit memiringkan huruf.

Di samping itu, tulisan bisa terasa lebih asyik dan tidak ketinggalan zaman. Yang jelas, masuknya kosakata kekinian yang dibakukan itu menunjukkan bahwa bahasa Indonesia dinamis. Senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Yang hingga sekarang telah mencapai era kelima (EYD Edisi V).

Saya sudah pasti senang dengan dinamika tersebut. Kalau soal adaptasi dengan EYD Edisi V, saya merasa tak kesulitan. Selama ini 'kan saya termasuk ke dalam golongan bloger yang taat kaidah berbahasa.

Hanya saja, saya ragu apakah bloger yang sering lupa dengan cara penulisan "di" dan "di-" dapat menyadari adanya perkembangan bahasa Indonesia? Jangan-jangan ia bahkan tidak tahu kalau bahasa Indonesia itu berkembang.

Arti Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Saya kerap merasa gemas sekali tatkala ada bloger yang mengatakan, "Kalau menulis taat EYD jadinya kaku banget. Tidak asyik dibaca, dong."

Astaga! Siapa bilang taat EYD membuat tulisan sekaku kanebo kering? Hmm. Menurut saya, komentar seperti itu lahir dari sebuah kekurangpahaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun