Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyusuri Kawasan Sumbu Filosofi dengan Bus Jogja Heritage Track

17 September 2022   11:17 Diperbarui: 17 September 2022   11:21 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

O, ya. Yang dimaksud dengan atribut utama Sumbu Filosofi adalah Panggung Krapyak (Kandang Menjangan), Kraton Yogyakarta, dan Tugu Golong Gilig (Tugu Pal  Putih).

Adapun area penyangga yang kami lewati antara lain Jalan Mardi Utama (yaitu ruas jalan di selatan Tugu Golong Gilig), Jalan Malioboro, Jalan Marga Mulya, perempatan Titik Nol ke selatan, alun-alun utara, Plengkung Nirbaya (lebih populer dengan sebutan Plengkung Gading), dan ruas jalan Gebayanan (yaitu ruas jalan di sebelah utara Panggung Krapyak).

Luar biasa memang. Tanpa jeda minum seteguk pun, Mbak Ratna mampu tegak berdiri sembari memberikan penjelasan detil, baik saat Bus Jogja Heritage Track sedang melaju pelan maupun agak bergegas.

Penjelasan Mbak Ratna runtut dan jelas. Terlebih ia dibekali dengan semacam buku panduan yang betisi gambar-gambar terkait materi.

Alhasil, kami sekaligus bisa melihat visualisasi dari materi yang bersangkutan. Serasa kuliah sejarah di atas bus yang melaju, deh.

RUTE SUMBU FILOSOFI

Berhubung titik kumpul yang sekaligus titik keberangkatan berada di wilayah utara, automatis kami "membaca" konsep Sumbu Filosofi dari Tugu Golong Gilig (Tugu Pal Putih) menuju Kraton Yogyakarta. Inilah yang disebut "Paraning Dumadi". Yang berarti akhir kehidupan manusia, ke manusia akan pergi setelah meninggal dunia.

Karena naik bus, sedangkan bus tak diperbolehkan melewati njero beteng, kami pun cukup berhenti di Museum Sonobudoyo unit 1. Itu lho, yang berhadapan dengan alun alun utara (kerap disebut altar atau altara). Berhentinya pun tidak lama. Hanya untuk berfoto.

Dari Museum Sonobudoyo kami melanjutkan perjalanan ke Panggung Krapyak (kerap disebut juga Kandang Menjangan). Tentu dengan ambil jalan memutar. Tidak langsung ke selatan menyusuri jalanan di barat altara.

Jadi, Bus Jogja Heritage Track yang kami tumpangi kembali ke perempatan Titik Nol. Lalu belok kiri (ke arah barat), kemudian belok kiri lagi (ke arah selatan). Menyusuri jalanan di luar tembok kraton.
Hingga berujung di Panggung Krapyak.

Di Panggung Krapyak kami juga turun sejenak dari bus. Tujuannya khusus untuk berfoto. Kemudian balik lagi ke utara menuju Kraton Yogyakarta. Perjalanan dari Panggung Krapyak ke Kraton Yogyakarta inilah yang disebut "Sangkaning Dumadi" . Yang berarti awal mula kehidupan atau kelahiran manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun