Tiap orang Islam pasti menginginkan surga-Nya. Entah seberapa pun kadar ketaatannya kepada Allah SWT. Oleh karena itu, semua berlomba-lomba mengumpulkan amal saleh untuk bekal pulang ke kampung akhirat. Namun sayang sekali, perlombaan kebaikan tersebut adakalanya justru melalaikan hablum minannas.Â
Betapa tidak lalai kalau kenyataannya banyak orang yang tekun sekali mengamalkan ibadah individu (hablum minallah), tetapi hobi melukis luka di hati orang lain. Yang berarti hubungan dengan Allah baik, tetapi hubungan dengan manusia amburadul.
Tiap saat berjuang memperbaiki salat dan sederet amalan individual lainnya, eh .... tahunya kalau main medsos gemar sekali memposting ujaran kebencian. Menyakiti hati siapa saja di sana-sini.
Sungguh menyedihkan!
Rupanya semua mengejar surga dengan fokus utama memperbaiki hablum minallah. Sampai-sampai lupa bahwa hablum minallah dan hablum minannas wajib dilakukan secara seimbang. Bukan malah dilakukan secara timpang.
Perlu diketahui bahwa dalam menjalani kehidupan, seorang muslim terikat pada konsep hablum minallah (hubungan baik dengan Allah SWT), hablum minannas (hubungan baik dengan sesama manusia, dan hablum minal 'alam (hubungan baik dengan alam semesta).
Ketiga perkara tersebut bernilai ibadah. Ketiganya merupakan misi kehidupan manusia sebagai khalifah-Nya. Ketiganya pun harus diamalkan secara seimbang.Â
Hati-hati. Buruknya kualitas hablum minannas akan menyeret kita ke neraka, lho. Ibadah ritual kita (hablum minallah) bakalan sia-sia ketika hablum minannas kita zonk.
Perlu diingat sekali lagi, hablum minannas adalah konsep yang mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya. Dalam konsep itu tiap manusia diwajibkan membina hubungan baik dengan manusia lainnya.
Ingat, membina hubungan baik dengan sesama manusia. M-a-n-u-s-i-a! Tanpa embel-embel apa pun.
Dengan demikian, tiap muslim mutlak bersikap baik kepada sesama manusia walaupun manusia yang bersangkutan punya banyak perbedaan dengannya. Termasuk berbeda agama.Â