Wahai, para penggemar batagor dan siomai yang berdomisili di Kota Yogyakarta dan sekitarnya .... Sudahkah Anda sekalian menyambangi Warung Batagor Kang Bob? Kalau belum dan malah belum tahu apa pun tentangnya, yuk silakan simak terlebih dulu cerita saya berikut ini.
Berdiri Saat PandemiÂ
Sudah jamak kita dengar kabar mengenai bertumbangannya bisnis di banyak sektor gara-gara pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Terutama yang berada di level mikro. Akan tetapi, secara bersamaan ada pula orang-orang yang menemukan ide bisnis sekalian memulai bisnis mereka, berdasarkan ide yang ditemukan itu.
Begitulah kenyataannya. Gara-gara pandemi memang banyak bisnis yang tumbang, tetapi ada pula bisnis yang justru mulai bersemi. Mungkin tidak banyak, tetapi nyata adanya. Salah satunya Warung Batagor Kang Bob.
Pak Frengky, sang pemilik, sebenarnya bekerja di dunia pariwisata. Berhubung pandemi sangat berimbas pada dunia pariwisata, turis-turis mancanegara untuk sementara tak berdatangan ke Indonesia, yang ternyata "untuk sementara"-nya berkepanjangan entah sampai kapan, akhirnya beliau memutuskan untuk mengeksekusi ide berbisnis batagor dan siomai.
Mengapa Batagor dan Siomai?Â
Ketika ditanya, "Mengapa memilih berjualan batagor dan siomai? Bukan jenis makanan lainnya?"
Pak Frengky pun menjawab, "Sebab saya dan anak-anak penyuka batagor dan siomai."
Aha! Benar juga. Sebagai penyuka kedua jenis makanan tersebut, pastilah beliau sudah banyak menjelajah warung batagor dan siomai. Sudah kenyang pengalaman bertualang dengan aneka rasa batagor dan siomai. Dengan demikian, sudah memiliki standar rasa tertentu terhadap keduanya. Ketika kemudian membisniskannya, otomatis batagor dan siomai yang diproduksi disesuaikan dengan standar rasa tersebut.
Perihal Nama WarungÂ
Pemiliknya 'kan bernama Frengky? Lalu, mengapa warungnya justru dinamai Batagor Kang Bob? Ternyata, o, rupanya. "Bob" itu berasal dari Bobby. Nama anak Pak Frengky. Adapun "Kang" merujuk pada panggilan ala orang Sunda.
Saya pikir penamaan tersebut unik jika mengingat sang pemilik dan istrinya bukan dari daerah seputaran Bandung. Namun di sisi lain, penyematan panggilan "Kang" di situ terasa wajar bila mengingat rata-rata penjual batagor dan siomai selalu melakukannya. Penjual batagor dan siomai 'kan identik dengan orang Sunda.
Deskripsi ProdukÂ
KLAIM CITARASA DAN JERUK LIMAU
Ada banyak orang yang berjualan batagor dan siomai di seantero Yogyakarta. Tentu dengan aneka strata dalam hal rasa dan mutu bahan bakunya. Sebagian dilabeli "asli Bandung", sebagian tidak.Â
Namun faktanya, tidak selalu yang dilabeli "asli Bandung" beneran bercitarasa Bandung Adakalanya yang tidak diberi label tersebut justru beneran bercitarasa Bandung. Di sini Bandung menjadi rujukan sebab disepakati sebagai tanah air batagor dan siomai.
Nah! Warung Batagor Kang Bob tergolong yang tidak memasang label "asli Bandung", tetapi kenyataannya bercitarasa Bandung. Pak Frengky bertutur, "Kata teman-teman saya sih, ini rasanya Bandung banget."
Klaim citarasa itu saya percayai sebab di kesempatan berbeda, seorang kawan yang paham dunia perbatagoran-persiomaian berkomentar, "Wih, ada jeruk limaunya. Berarti beneran siomai, tuh."
Komentar tersebut terlontar saat ia melihat foto seporsi siomai yang saya pamerkan kepadanya melalui perpesanan WA. Terlepas dari semua klaim di atas, bagi saya simpel saja perkaranya. Kehadiran jeruk limau itu bikin segar.
FRESH DAN PAKAI KULIT PANGSIT
Seporsi batagor yang saya nikmati terdiri atas sebuah tahu dan dua pangsit ikan tengiri. Masing-masing berukuran besar sehingga mengenyangkan. Tahunya tahu sutra. Digoreng dengan baluran tipis adonan tengiri sehingga kriuk renyah di luar dan empuk di dalam.
Kalau beli batagor, biasanya adonan ikan tengiri tidak dibungkus kulit pangsit dan sudah dikukus. Ketika ada pembeli, barulah adonan matang (yang telah dikukus) itu digoreng. Berarti dua kali proses pematangan.
Sementara Batagor Kang Bob menawarkan sesuatu yang fresh from adonan, fresh from wajan. Adonan yang dibungkus kulit pangsit baru digoreng ketika ada orderan. Jadinya gorengan yang fresh 'kan? Selain itu, ikan tengirinya pun dipilih yang berkualitas baik.
Konsekuensinya, pembeli menunggu agak lama agar pangsit matang sempurna. Tentu sama sekali tak jadi masalah. Bukankah jodoh terbaik acap kali mesti ditunggu agak lama atau malah lama sekali? Eh, maafkan kalau berbelok tema. Muehehehe ....
Cara Order dan Kisaran Harga
Untuk order kita bisa datang langsung ke Jalan Embung Manten Sawahan Lor, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Â Yogyakarta. Namun, memang lebih praktis kalau kita belinya melalui aplikasi daring. Saat ini yang dipakai aplikasi Go Food dan Grab Food. Silakan cari saja "Batagor Kang Bob Ngemplak".
Ada cara lain pula untuk order, yaitu melalui pesan WA di nomor 081229734522. Terutama untuk orderan dalam jumlah banyak, lebih baik langsung berkomunikasi melalui kontak WA tersebut. Demi kepastian ketersediaan stok.
Tak perlu cemas dengan harga. Harga tergantung pada paket menu pilihan kita. Sudah pasti pula kalau order melalui aplikasi daring akan sedikit lebih mahal. Namun, kisarannya mulai Rp15.000,00 hingga Rp30.000,00 saja.
Jangan lupa, cek juga akun Instagram @batagorkangbob untuk tahu lebih detil tentang paketan menu yang ditawarkan. Â
***
Pandemi tak melulu berisi kisah tentang kehancuran dan keputusasaan. Warung Batagor Kang Bob telah membuktikannya. Semoga langkah kreatif dan solusional yang diambil Pak Frengky (dalam menghadapi dampak buruk pandemi) dapat menjadi inspirasi bagi Anda sekalian. Hmm. Sepertinya agar makin terinspirasi, Anda yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya bisa jajan dulu di Warung Batagor Kang Bob deh. Yuk! Â Â Â
Salam.
---
Oleh-oleh dari #dolankuliner bersama Kompasianer Jogja #eventkjog di #batagorjogja #batagorkangbobÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI