Pemiliknya 'kan bernama Frengky? Lalu, mengapa warungnya justru dinamai Batagor Kang Bob? Ternyata, o, rupanya. "Bob" itu berasal dari Bobby. Nama anak Pak Frengky. Adapun "Kang" merujuk pada panggilan ala orang Sunda.
Saya pikir penamaan tersebut unik jika mengingat sang pemilik dan istrinya bukan dari daerah seputaran Bandung. Namun di sisi lain, penyematan panggilan "Kang" di situ terasa wajar bila mengingat rata-rata penjual batagor dan siomai selalu melakukannya. Penjual batagor dan siomai 'kan identik dengan orang Sunda.
Deskripsi ProdukÂ
KLAIM CITARASA DAN JERUK LIMAU
Ada banyak orang yang berjualan batagor dan siomai di seantero Yogyakarta. Tentu dengan aneka strata dalam hal rasa dan mutu bahan bakunya. Sebagian dilabeli "asli Bandung", sebagian tidak.Â
Namun faktanya, tidak selalu yang dilabeli "asli Bandung" beneran bercitarasa Bandung Adakalanya yang tidak diberi label tersebut justru beneran bercitarasa Bandung. Di sini Bandung menjadi rujukan sebab disepakati sebagai tanah air batagor dan siomai.
Nah! Warung Batagor Kang Bob tergolong yang tidak memasang label "asli Bandung", tetapi kenyataannya bercitarasa Bandung. Pak Frengky bertutur, "Kata teman-teman saya sih, ini rasanya Bandung banget."
Klaim citarasa itu saya percayai sebab di kesempatan berbeda, seorang kawan yang paham dunia perbatagoran-persiomaian berkomentar, "Wih, ada jeruk limaunya. Berarti beneran siomai, tuh."
Komentar tersebut terlontar saat ia melihat foto seporsi siomai yang saya pamerkan kepadanya melalui perpesanan WA. Terlepas dari semua klaim di atas, bagi saya simpel saja perkaranya. Kehadiran jeruk limau itu bikin segar.