Topik pilihan tentang MPASI ini seolah-olah mengajak saya bernostalgia. Betapa tidak? Saat menyusun tulisan ini, mau tidak mau saya sembari terkenang pada momentum ketika pertama kali memberikan MPASI kepada anak.
Namanya juga pertama kali. Pastilah ada deg-degannya. Khawatir si bocah menolak MPASI yang saya suapkan. Khawatir si bocah tak bisa menelan MPASI yang sudah berada di mulutnya.Â
Plus sederet kekhawatiran lainnya. Walaupun sebelumnya saya telah belajar (mempersiapkan diri semaksimal mungkin), tak urung ketika berpraktik ada overthinking-nya juga.
Syukurlah semua berjalan lancar. Bayi saya tidak menolak bubur encer yang saya suapkan ke mulut mungilnya. Ia pun lancar-lancar saja menelannya.
***
Protein dan Sayuran yang Dapat Dijadikan MPASI
Saya meyakini bahwa semua jenis protein dan sayuran bisa digunakan sebagai bahan MPASI. Sejauh protein dan sayuran tersebut tidak bercitarasa ekstrem, saya yakini bakalan aman-aman saja. Yang wajar sajalah kalau memasak MPASI. Tak perlu bereksperimen dengan membuat jus pare atau smoothie paprika segala.
Kunci pemilihan bahan-bahan untuk MPASI adalah mengandung nutrisi, segar, dan berkualitas tinggi. Bahan protein dan sayuran itu pun perlu diolah sedemikian rupa hingga cocok bagi bayi dan anak batita (bawah tiga tahun).Â
Cocok di sini dalam arti tidak membuat syok lidah dan alat pencernaan bayi. Jadi, MPASI seyogianya tidak keasinan atau kemanisan atau kepedasan atau bertekstur terlalu keras.
Yang mengonsumsi MPASI itu baru belajar makan lho, ya. Dengan demikian, indra pengecap rasa dan sistem pencernaannya sedang dalam proses adaptasi.
Apakah boleh menggunakan garam dan gula?Â