Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Humor

[Cerita Corona 3] Ortu yang Gagal Narsis

19 Juni 2021   08:58 Diperbarui: 19 Juni 2021   09:04 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Corona alias si Covid-19 memang bikin runyam. Pandeminya menjungkirbalikkan segala rencana. Tiba-tiba mengubah banyak hal.

Bahkan, menggagalkan tercapainya sebuah "cita-cita" yang tinggal selangkah saja. Benar-benar selangkah dan tak perlu perjuangan apa pun lagi. Sudah tampak banget di depan mata. Jadi, kecewanya lumayan terasa.

Ibarat rencana pertemuan dengan seseorang. Setelah janjian dengan jadwal yang rapi, waktu dan lokasi sudah pasti, eh ... pas tinggal beberapa jam dari jadwal malah ada gempa bumi dahsyat.

Kalau barusan ada gempa bumi dahsyat, mana mungkin nekad hendak mengadakan pertemuan? Sama sekali enggak kondusif, dong. Kemungkinannya hanya dua: tunda atau tak akan pernah ada pertemuan (alias batal).

Menyebalkan memang. Namun, mau bagaimana lagi? Mau protes kepada-Nya? Nauzubillahi min dzalik. 

Qodarullah, saya termasuk ke dalam golongan orang-orang yang gagal mencapai "cita-cita", padahal "si cita-cita" sudah tampak di depan mata. Huft!

Semula saya pikir pandemi corona tak berdampak buruk apa pun bagi saya. Jadi, pikiran tersebut serta-merta saya cabut tanpa ampun setelah "cita-cita" saya fix batal selamanya (hehehe ... dasar ortu labil).

Iya. Batal selamanya alias tak akan pernah ada. 

"Cita-cita" saya 'kan hadir di acara pelepasan siswa kelas IX. Saat anak saya menerima ijazah SMP-nya, ketika ia dilepas secara resmi oleh pihak sekolah. 

Nah! Kalau sekarang saja ia hampir naik ke kelas XI, sungguh tak masuk akal bila saya masih menunggu penundaan pelepasan siswa. Halu kelas dewa dong, namanya.

Yeah? Bagaimana, ya? Sejak anak terdaftar resmi sebagai siswa di SMPN idamannya sesuai zona, saya sudah bersorak gembira membayangkan hari kelulusannya kelak. Tiga tahun kemudian (yakni tahun 2020). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun