Sederhana saja penyebab saya bersorak gembira itu. Tak lain dan tak bukan, saya senang sebab tradisi SMPN tersebut mengadakan acara pelepasan siswa di Sasana Hinggil. Â Sasana Hinggil ini berlokasi di bagian utara alun-alun selatan Yogyakarta. Memang masih bagian dari kraton Yogyakarta. Berhubung belum pernah masuk ke Sasana Hinggil sama sekali, wajarlah kalau saya antusias begitu.Â
Eh, ternyata tiga tahun kemudian (2020) "cita-cita" tersebut didepak pandemi.  Padahal, terwujudnya tinggal selangkah  saja. Selangkahnya pun tanpa keringat.
Batal total deh segala rencana saya untuk motret ini dan itu, bagian sini dan situ, serta (tentu saja) sedikit berpose begini dan begitu sebagai dokumentasi pribadi. Hehehe ....
Anehnya, anak saya malah bersyukur sebab acara di Sasana Hinggil batal. Yaelah. Lagi-lagi ia berterima kasih pada corona (silakan baca di Cerita Corona sebelumnya).
Ada dua hal yang membuatnya bersyukur. Pertama, ia merasa terbebas dari kewajiban mandi pagi-pagi demi acara seremonial yang tak disukainya. Kedua, ia senang karena saya batal narsis di acara kelulusannya. Duh!
Selamat berakhir pekan.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H