"Ckckck! Tertawamu saja kurang semangat gitu. Parah. Makanya toh, makanya. Makan yang bener. Menu buka dan sahur diperbaiki. Sudah halal dan thoyyib atau belum? Kamu jangan senyam-senyum enggak jelas begitu. Dasar hukumnya jelas, lho. Q.S. al Baqarah ayat 168. Yang artinya "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik, yang terdapat di bumi ...."
"Astagaaa. Ini semacam tausiah jelang buka puasa, ya?"
Mendengar celetukan saya, sahabat tersebut spontan tertawa. Katanya, "Habis aku jengkel melihatmu lemah lunglai begitu. Hehehe .... Sudah, ah. Aku mau pulang. Keburu Magrib. Jangan lupa kurmanya dimakan. Begitu azan, utamakan dimakan dulu kurmanya."
"Lho? Kamu 'kan tahu kalau aku tidak suka."
"Sengaja."
"Heh?"
"Jadi, dari tadi aku ngomong panjang lebar tuh enggak kamu dengerin? Perbaiki makanmu. Kurma salah satu makanan yang bisa menyehatkanmu. Bisa meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menjadi antioksidan dan sumber nutrisi. Pokoknya itu dimakan. Sebelum Lebaran harus sudah habis. Awas kalau dibuang."
Saya menyeringai manis mendengar perintah tersebut. Merasa terintimidasi.
Sebelum memakai helm, sahabat saya teringat sesuatu. "O, iya. Lupa aku. Mestinya kamu kubawakan KOJIMA saja. Lebih praktis. Enggak perlu dikunyah. Tinggal diminum. Bisa juga dicampurkan ke aneka minuman dan makanan. Misalnya dijadikan topping pancake atau roti tawar. Kamu suka pancake dan roti 'kan?"
"Itu minuman produk Jepang, ya?" Saya bertanya polos.
"Ngawur, ih. Bukan produk Jepang. Produsennya P.T. Deltomed Laboratories Indonesia. KOJIMA singkatan dari korma jinten madu. Ini merupakan minuman kesehatan yang istimewa. Madu yang lengkap. Madu dengan 3 Â kebaikan yaitu korma, jinten (habbatussauda), dan madu." Â