Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku, Imlek, dan Hal-hal Tak Terlupakan

17 Februari 2021   23:43 Diperbarui: 18 Februari 2021   00:09 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lampion Imlek 2020 di solo (Dokpri)

Mendampingi Pacar Tetangga Bersalin

Dua momentum Imlek di atas terjadi saat aku kecil. Semasa TK-SD yang notabene zaman orba, sebelum Imlek dapat dirayakan secara terbuka. Sekarang, mari simak pengalamanku pada Imlek 2013 ketika zaman reformasi, saat Imlek sudah menjadi hari libur nasional. Namun, mohon jangan menghakimi.

Ceritanya begini. Saat kuseduh kopi untuk teman bersantai, muncullah mahasiswa yang kos di sebelah rumah. "Tolong saya, Bu." Ia berkata seraya menarik tanganku dan memaksaku untuk pergi bersamanya. Katanya lagi, "Nanti di motor saya beri tahu."

O la la! Ternyata kami pergi ke bidan. Dimintanya aku untuk mendampingi pacarnya yang hendak melahirkan. Sungguh gila. Tanpa prolog, pada hari libur Imlek itu diriku dipaksa menjadi penanggung jawab seseorang yang hendak bersalin. Mana kami tak saling kenal pula. Saat ditanya, "Ibu siapanya?" Kujawab, "Bukan siapa-siapanya. Malah baru sekarang lihat mbak yang mau lairan itu."

Singkat cerita, lahirlah sang bayi. Selesai masalah? Belum. Bapak si bayi tak muncul-muncul, padahal pamitnya mau beli perlengkapan bayi. Bertepatan dengan azan magrib, ia baru datang. Ternyata, o, rupanya, untuk belanja keperluan bayi ia mesti menggadaikan laptop dulu. Bikin trenyuh. Namun yang kemudian bikin kesal, ia juga bilang kalau tadi menyempatkan diri makan dulu. Oh! Diriku yang belum makan seharian gara-gara mendadak ke bidan pun merasa dicurangi.   

Menerima Angpo sebab The Power of Bejo

Setahun kemudian, tepatnya pada Imlek 2014, kualami peristiwa yang sama tak terduganya. Namun, kali ini tak terduga yang bikin riang gembira. Betapa tidak? Buku ringan yang kutulis dengan nama pena Octavia Pramono, yang berjudul The Power of Bejo, dipinang Bintang Toedjoe (Kalbe Farma). Maharnya setara dengan biaya umrah. Alhamdulillah. Otomatis, aku memaafkan pengalaman buruk dikejar anjing dan mendadak ke bidan. Hehehe ....

Itulah empat hal tak terlupakan dalam hidupku terkait Imlek. Semoga menginspirasi dan berfaedah. Minimal dapat menghibur.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun