Maka saya tercekam saat menyaksikan Mas Angkasa berteriak dengan emosional kepada sang ayah. Ya, teriakan pilu yang kerap saya dengar dari radio itu. Yang memberikan dorongan kuat pada saya untuk menonton NKCTHI.Â
Maka saya tenggelam dalam lautan kepedihan saat melihat Aurora berdiri masygul di tengah karya-karyanya. Dalam nuansa hitam. Dengan sorot mata terkesan sedikit hampa. Ya, ada kelam yang terasa ikut menghantam jiwa saya.Â
O, ya. Kalau banyak orang yang jatuh cinta pada Mas Angkasa, saya justru lebur dalam diri Aurora. Terlebih ketika ia berucap, "Sebenarnya kalian sudah lama kehilangan aku."
Yeah ....Â
NKCTHI mungkin tak menarik bagi penyuka film action. Tak ada adegan baku hantam fisik. Adanya baku hantam psikis. Namun siapa pun itu, penyuka genre film apa pun, saya kira wajib menonton NKCTHI. Itung-itung sebagai shock therapy gitu, deh.Â
Ada banyak pelajaran hidup yang dapat dipetik dari NKCTHI. Terkhusus mengenai cara mengelola perasaan dalam menghadapi aneka macam peristiwa/kejadian. Baik peristiwa/kejadian yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.Â
Bagi saya, NKCTHI menyampaikan pesan bahwa tidaklah salah jika sesekali kita merasa TIDAK BAIK-BAIK saja. Namanya juga manusia. Â yang punya sejuta warna hidup. Duka dan bahagia adalah sebuah keniscayaan yang tak terhindarkan. Kegembiraan memang wajib kita hadirkan. Namun, kesedihan pun perlu kita beri ruang.Â
**
Usai nonton NKCTHI saya mendadak teringat sebuah puisi yang saya susun sekian tahun silam. Tepatnya mendadak teringat, untuk kemudian mengeditnya. Ya ampuuun! Â Menambah senarai pekerjaan saja, deh.Â
Anda sekalian pasti penasaran dengan puisi tersebut. Tenang, tenang. Berikut versi lengkapnya. Silakan baca dan resapi baik-baik.Â
NIKMATI SAJA