Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bermain-main dengan Karya Seni di GAIA Art Movement: "Rooted in Art, A Lasting Footprint"

29 November 2017   14:39 Diperbarui: 29 November 2017   15:16 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aih! Entah bagaimana cara tepat menikmati dan memaknai karya seniman ganteng ini. Yang jelas, saya suka mengamati bentuk karya seninya yang bermedia kawat tersebut. Dari kawat, lho. Tapi penampakannya menggantung ringan dan luwes di salah satu sudut lobi hotel. Padahal, berat sesungguhnya mencapai 200 kilogram. Diperkirakan bila gulungan-gulungan kawatnya diluruskan, bisa sepanjang jarak Jogja-Solo. Malah bisa jadi, lebih jauh dari jarak itu.

Foto Koleksi GAIA Cosmo Hotel Jogja
Foto Koleksi GAIA Cosmo Hotel Jogja
Foto Koleksi GAIA Cosmo Hotel Jogja

Bung Ludira tekun sekali melipat-lipat kawat yang panjaaang sehingga berbentuk umbi-umbian artistik begitu. Memang ya, kerja adalah cinta. Niscaya tanpa kecintaan pada apa yang dilakukannya, Bung Ludira pasti akan bertekuk lutut pada serangan rasa bosan.

Maka dapat dimaklumi kalau para asistennya saja minta berhenti sebab bosan melipat kawat selama berbulan-bulan. Sebuah kisah di balik layar yang seru, ya? Seseru bayangan yang muncul di dinding, tatkala pendar cahaya lampu menimpa instalasi seni kawat yang rumit itu.

It Grows

Siapa yang menyangka kalau Bung Ivan Bestari, seniman yang menghasilkan karya ini, profilnya sangat macho? Dan terus terang saja, kumisnya bikin saya takut. Maaf. Bukan bermaksud apa-apa, sih. Hanya saja saya merasa takjub. Ternyata di balik ke-macho-annya itu tersimpan stok kesabaran dan kecermatan yang berlimpah.

Betapa tidak? Karyanya yang merupakan karya seni daur ulang kaca/beling (recycled glass) jelas-jelas mengungkapkan hal itu. Yuk! Mari kita cermati  It Grows-nya. Mungkin setelah mencermatinya nanti, Anda pun sepakat dengan ketakutan dan ketakjuban saya.

Foto Koleksi GAIA Cosmo Hotel Jogja
Foto Koleksi GAIA Cosmo Hotel Jogja
Foto Koleksi GAIA Cosmo Hotel Jogja

Lihatlah liku lekuk instalasi seni karya Bung Ivan Bestari itu. Menurut pendapat saya, karya tersebut tampak lembut dan romantis. Terlebih bila kita melihatnya tatkala malam hari, saat pendaran cahaya yang lembut menimpanya.

Tapi saya paham bahwa ada kekuatan dan kesabaran yang luar biasa di baliknya; pada saat pembuatannya. Mana mungkin bisa selesai kalau sang seniman tidak sabar untuk menyelesaikannya hingga tuntas? Mana mungkin bisa berdiri kokoh dalam kotak kaca itu bila tak punya kekuatan yang memadai?

Aha! Sampai di sini saya mendadak punya kesimpulan yang sedikit iseng. Begini .... Rupanya  It Grows berkebalikan dengan senimannya. Kalau It Grows lembut dan romantis di luar tapi mengandung kekuatan, Bung Ivan justru sebaliknya. Tampak demikian tangguh dan jauh dari kelembutan, tapi ternyata berjiwa sangat lembut. Iya, jangan-jangan memang begitu. Haha!     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun