TAHUKAH Anda? Di ceruk-ceruk sunyi yang tersembunyi di pojok-pojok Jogja, di antara bisingnya kendaraan yang berlalu lalang di jalanan kota, lima anak muda tengah berpacu dengan waktu. Kelimanya sedang ngebut untuk mampu menyelesaikan karya mereka sebelum tanggal 18 November 2017. Â Yakni saat dimulainya pameran, Exhibition GAIA Art Movement. Â Â
Siapakah gerangan anak-anak muda tersebut? Mereka adalah Apri Susanto, Dedy Shofianto, Dery Pratama, Ludira Yudha, dan Ivan Bestari. Kelimanya merupakan perupa muda Jogja yang berbakat dan terpilih untuk mengikuti Exhibition GAIA Art Movement.
Beruntunglah mereka bisa terpilih dari sekian banyak kandidat yang terseleksi. Namun, mohon jangan buru-buru salah paham. Tentu saja beruntungnya tidaklah sekadar beruntung tanpa berpeluh-peluh sebelumnya. Faktanya, kelima perupa tersebut terpilih sebab kekonsistenan mereka dalam mempergunakan media untuk berkarya.
Sejak awal berkarier hingga hari ini mereka tercatat tak pernah berganti-ganti media. Kelimanya setia pada jalur media yang telah mereka dipilih. Â Dengan demikian, penguasaan kelimanya atas media karya masing-masing tak diragukan lagi.
Bayangkan saja bila selama bertahun-tahun mereka intens berkarya dengan media yang sama. Tentu makin hari mereka makin mampu menaklukkannya. Makin memahami. Mereka memang tak mengeksplorasi diri dengan aneka media. Yang mereka eksplorasi adalah ide-ide liar atas media pilihan mereka tersebut. Â Â
GAIA Art Movement, Rooted in Art
Mengapa mesti GAIA Art Movement, Rooted in Art? Sebab acara tersebut memang tak sekadar dimaksudkan sebagai sebuah pameran biasa. Lebih daripada sekadar pameran, apa yang digagas oleh pihak GAIA Cosmo Hotel dimaksudkan sebagai sebuah gerakan. Yakni gerakan untuk mengangkat kekuatan seni para seniman lokal. Tujuannya agar para seniman lokal dikenal luas oleh dunia internasional. Â
Seberapa pentingkah seniman lokal Jogja diangkat eksistensinya ke kancah dunia internasional? Jawabannya "penting bangeeet". Di samping alasan untuk meningkatkan taraf kehidupan dan memaksimalkan prestasi sang seniman, Jogja tentu menjadi sebuah alasan tersendiri.
Kita mafhum bahwa seni merupakan kekuatan lokal Jogja. Di mana-mana di seantero Jogja boleh saja ditumbuhi aneka bangunan modern. Pelbagai simbol kehidupan kekinian pun menjamur di banyak tempat. Namun, bukan berarti seni yang menjadi kekuatan khas Jogja serta-merta boleh dinisbikan. Justru sebaliknya, kita mesti menduniakan seni ala Jogja. Â
Ah! Bagaimana mungkin kita biarkan hal itu terjadi? Sementara di ujung-ujung sana dan sini, di seantero wilayah Jogja, tangan-tangan kreatif para warganya tak pernah berhenti berkarya? Selalu sigap mengubah media tertentu yang dikuasai untuk menjadi sesuatu? Iya. Jogja itu memang istimewa. Â Maka keistimewaannya mesti dijaga sampai kapan pun. Jangan sampai digadaikan, apalagi dijual.
Melalui GAIA Art Movement, Rooted in Art inilah GAIA Cosmo Hotel ingin memberikan kesempatan pada 5 perupa muda terpilih untuk lebih mengembangkan sayap. Mereka disponsori dan difasilitasi untuk berkarya di hotel bintang empat tersebut. Masing-masing perupa diberi jatah ruang untuk berkreasi. Dan, mereka diminta untuk merespons apa pun yang ruangannya (areanya) menjadi jatah masing-masing.