Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mari Dlosoran dan Mencari Solusi di Batik Adiningrat Malioboro

4 November 2017   13:03 Diperbarui: 4 November 2017   13:17 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TAK terbantahkan lagi. Bagi wisatawan yang mengunjungi Jogja, batik menjadi salah satu item yang wajib dibeli. Baik dibeli untuk dijadikan koleksi pribadi maupun untuk dijadikan sebagai buah tangan bagi orang-orang terkasih. Apalagi kalau sang wisatawan berasal dari daerah yang sangat jauh dari Jogja. Wah! Batik seakan-akan menjadi item wajib borong.  

Iya, ternyata begitu. Saya berani menyatakan demikian sebab pernah melakukan survei serius namun santai melalui status FB. Kala itu saya menanyakan tentang oleh-oleh favorit tatkala berkunjung ke Jogja. Eh? Ternyata banyak sekali yang meresponsnya. Dan, batik menjadi jawaban yang sangat mendominasi. Jauh mengalahkan bakpia dan kenangan. Hehehe ....

Faktanya? Faktanya memang begitu. Aneka rupa batik dijual di mana-mana di seantero Jogja. Mulai dari yang batik sungguhan hingga batik jadi-jadian. Tak usah bingung dengan kedua istilah tersebut. Mari saya jelaskan sepintas.

Yang saya sebut batik sungguhan adalah batik tulis dan batik cap. Yakni karya batik yang dibuat melalui proses pemalaman (pemberian malam/parafin), pencelupan (pewarnaan), dan pelorotan (melepaskan malam dari kain). Maka batik sungguhan butuh waktu sekian lama untuk diproduksi. Sama sekali tidak bisa instan sebab dibikin secara personal. Sebelas tiga belas dengan lukisan dan karya seni lainnya.

Sementara batik jadi-jadian adalah karya yang menyerupai batik; tekstil yang bermotif batik. Bukan batik beneran. Tidak melalui proses pemalaman dan pelorotan. Dibikin dengan mesin yang dalam satu menitnya bisa memproduksi sekian lembar tekstil motif batik. Mohon digarisbawahi, ya. Hanya menyerupai batik; bukan batik. Itulah sebabnya saya sebut batik jadi-jadian.  

Aneka Solusi yang Ditawarkan oleh Batik Adiningrat

Berdasarkan cara dan waktu penyelesaiannya, harga batik sungguhan dan batik jadi-jadian punya kasta yang berbeda. Yang batik sungguhan tentu lebih mahal. Wajarlah. Ada harga ada rupa 'kan? Keduanya pun tak perlu diperbandingkan. Sebab menurut saya, keduanya berlainan segmentasi. Berlainan pula tujuan pembelian dan penjualannya. Maka tidak pada tempatnya bila saling dibenturkan.

Ah, sudahlah. Apa pun itu, kenyataannya mayoritas wisatawan tidak rewel. Secara umum mereka tahu diri. Bila  ingin membeli batik sungguhan ya mesti siap merogoh kocek lebih dalam. Belanjanya pun di tempat yang memang bukan sembarangan. Misalnya di toko batik yang representatif atau malah sekalian di butik yang barang jualannya elegan. Yang batiknya dijamin merupakan batik sungguhan.

Sebaliknya yang membawa uang saku pas-pasan, ya belanjanya bukan di toko batik sekelas butik. Bahkan, tempat penjualan yang menerapkan sistem tawar-menawar bisa menjadi pilihan jitu. Untuk wisatawan yang gemar dan pandai menawar, tentu bakalan bisa memperoleh batik bermutu asyik dengan harga yang ramah dengan isi kantongnya.

Lalu, bagaimana halnya dengan wisatawan yang tak pandai menawar namun berduit mepet? Masih ketambahan pula tak paham lika-liku dunia perbatikan. Sementara inginnya mendapatkan batik sungguhan yang murah meriah, tapi kualitasnya tak murahan.

Hmmm. Kiranya mereka tak perlu galau-galau lagi. Tinggal datang ke Malioboro, menikmati sensasi jalan yang menjadi ikon Jogja itu. Lhooo? Kok? Tenanglah dulu. Maksud saya, selain menikmati serunya suasana Malioboro itu ya sembari mencari lokasi toko Batik Adiningrat. Kalau sudah ketemu, langsung saja memasukinya dan mengeksplorasi isinya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Cermatilah. Bukankah aneka produk batik yang tampak pada foto di atas semuanya cantik? Ada yang masih berupa lembaran kain. Ada pula yang sudah dijadikan bermacam-macam model pakaian. Baik untuk pria maupun wanita; baik untuk anak-anak maupun dewasa. Ada pula berbagai barang nonpakaian. Misalnya tas, dompet dan beberapa benda wajib kekinian.

Tidak usah cemas perkara harga bila memasuki Batik Adiningrat. Percayalah. Di situ tersedia batik tulis biasa dan sutera, batik cap, dan aneka produk bermotif batik. Harga dan modelnya sangat variatif. Yang puluhan ribu rupiah ada, yang jutaan rupiah juga ada.

Segmentasi Batik Adingrat memang kalangan menengah ke atas. Jadi, produk yang dijualnya tidak sembarangan. Insya Allah semua berkualitas menengah ke atas. Dengan kata lain, produk-produk yang dijual Batik Adiningrat itu murah harganya namun tidak murahan mutunya. Meskipun (misalnya) sama-sama dibandrol dengan harga Rp35.000, 00, pihak Batik Adingrat berani memastikan bahwa produknya lebih bagus daripada produk serupa dengan harga sama di tempat yang lainnya.

Selain batik, dijual pula ubarampe untuk mencuci dan merawat batik. Bahkan, tersedia pula produk lain yang bisa dijadikan buah tangan untuk yang di rumah. Misalnya saja teh celup rosela. Pokoknya silakan mengeksplorasi isi Batik Adiningrat di semua lantai, deh.

Singkat cerita, Batik Adiningrat bisa menjadi solusi bagi sederet permasalahan yang dihadapi wisatawan yang datang ke Jogja. Maka datanglah ke situ jika uang untuk belanja batik terbatas, tidak dapat menawar, dan tidak paham kualitas batik. Daripada pusing dan malah keblondrok harga jika belanja di tempat lain.

Memang jarang ada diskon di Batik Adiningrat. Pada umumnya hanya pada peak season adanya. Yakni saat Lebaran dan bulan Desember. Jadi kalau Anda ingin menikmati diskonan ala Batik Adiningrat, siap-siap untuk Desember nanti ya. Sebentar lagi, lho.  

Boleh Dlosorandan Belajar Membatik

Pengunjung Batik Adiningrat saat ini baru dapat bereksplorasi di dua lantai. Tapi rencananya pada tahun 2018 akan ditambah satu lantai lagi. Adapun lantai yang ketiga nanti akan difungsikan sebagai tempat nongkrong yang asyik. Yang menyediakan aneka makanan kecil dan minuman tradisional Jogja pada khususnya.

Saat ini sebenarnya Batik Adiningrat sudah mendesain ruangan tokonya dengan nyaman. Ada kursi-kursi dan dipan kayu antik yang dapat dipakai untuk rehat pengunjung. Tapi belum tersedia menu bebas bagi pengunjung yang ingin membeli makanan dan minuman. Hanya pengunjung yang sudah melakukan reservasi khusus yang bisa menikmati kudapan di situ.

Dan, reservasi khusus itu bisa dilakukan minimal dua hari sebelumnya. Misalnya Anda dan beberapa teman berniat belanja ke Batik Adiningrat, tapi sekaligus ingin rehat sembari menikmati makan siang plus dlosoran di situ, boleh banget. Yang paling keren, Batik Adiningrat juga membuka kesempatan bagi pengunjung untuk belajar membatik.

Ada dua paket yang ditawarkan untuk belajar membatik. Yang berupa workshop singkat (dilakukan di toko saja) dan  workshop setengah hari plus tour keliling rumah produksi batiknya.  Tentu masing-masing biayanya menyesuaikan. Asyik 'kan?

Batik Jaheselawe

Batik Jaheselawe merupakan motif asli yang dimiliki (dikreasi) oleh Batik Adiningrat. Yang saat ini tengah menjadi andalan untuk ditawarkan ke konsumen. Sesuai dengan namanya, motif Batik Jaheselawe memang terinspirasi oleh bentuk jahe. Mengapa jahe? Sebab jahe bisa menghangatsegarkan semua kalangan. Kiranya itulah filosofi JAHE yang mendasari penciptaan Batik Jaheselawe.

Faktanya, banyak orang menyukai jahe. Gemar menyeruput wedang jahe. Pejabat dan kaum ningrat pun tak sungkan meminumnya. Meskipun tahu bahwa rakyat kelas bawah juga menyukai wedang jahe, mereka tak serta-merta merasa turun gengsi gara-gara minum wedang jahe. Nah, lho. Jahe itu terbukti keren 'kan? Idem ditto dengan dengan Batik Jaheselawe yang elegan dipakai oleh siapa saja.

Lalu, bagaimana dengan SELAWE? Selawe adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang artinya "dua puluh lima, 25". Dalam hal ini, angka 25 dirujuk pada angka usia seseorang. Hmm. Betapa ranum dan penuh vitalitas manusia yang berusia 25 itu. Energinya besar sehingga dunia pun bakalan bisa diubahnya. Maka barangsiapa mengenakan Batik Jaheselawe, dirinya bakalan tampil elegan-hangat-segar-muda-penuh vitalitas! Aih, Andakah itu? Kalau penasaran dengan Jaheselawe, berikut inilah penampakannya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Direkomendasikan untuk Mereka yang Terbatas Waktu

Tidak dipungkiri bahwa lokasi Batik Adiningrat memang seksi. Tepat di jantung keramaian Jogja. Di Malioboro. Yakni sebuah tempat yang luar biasa padat dan menjadi salah satu destinasi utama wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Oleh sebab itu, wisatawan yang punya waktu kunjung terbatas mesti pandai-pandai mengatur waktu. Apalagi pada saat liburan, Jogja bisa luar biasa menyebalkan macetnya.    

Agar cita-cita nongkrong di Malioboro kesampaian dan tetap bisa nyantai belanja batik untuk oleh-oleh, tak pelak lagi Batik Adiningrat sangat direkomendasikan. Selain harganya bersahabat bagi siapa saja, lokasinya pun sangat dekat. Wisatawan tinggal menyusuri jalanan yang menjadi ikon Jogja tersebut. Tak perlu naik kendaraan bermotor sehingga dijamin bebas macet.

Ngomong-ngomong, di Malioboro bagian mana Batik Adiningrat terletak? Alamatnya mudah dicari, kok. Yakni di Jalan Malioboro Nomor 73-75. Ancer-ancer-nya di sebelah kiri depan Malioboro. Atau,  tepat berada di sebelah kiri (utara) Jalan Dagen.    

Kalau mau menggali informasi lebih dalam sebelum berkunjung, bisa bangeeet. Batik Adiningrat punya aneka akun medsos untuk memperkenalkan diri.  Di antaranya FB: Adiningrat_Batik , IG: Batik_Adiningrat , dan Twitter: @adiningratjogja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun