Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Sepotong Senja di "BeBakaran" Jogja

26 Agustus 2017   13:00 Diperbarui: 26 Agustus 2017   13:14 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SABTU itu setengah bergegas saya meninggalkan rumah. Sudah nyaris pukul empat sore. Dan, saya punya ikatan janji untuk hadir di suatu tempat yang berlokasi di pojokan altar. Iya, altar. Itu lho, nama beken alun-alun utara alias alun-alun lor.

Widih! Janji apa? Janji suci untuk makan bersama, dong. Lesehan sembari menanti hadirnya senja dan memandangi suasana Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat di kejauhan sana. Eh? Sebentar, sebentar. Makan lesehan di altar pada pukul empat sore? Bukankah pada umumnya warung lesehan baru buka tatkala malam menjelang? Saat keindahan senja sudah mulai memudar?

Iya, sih. Itu 'kan warung lesehan pada umumnya. Sementara yang hendak kudatangi adalah sebuah warung yang spesial. Sebenarnya tidak khusus lesehan, tapi menyediakan ruangan lapang untuk lesehan. Maka andaikata kita enggan bin bosan untuk berlesehan ria (sebab di rumah memang tak punya meja dan kursi makan), kita bisa memilih ruangan yang bermeja kursi.

Hmm. Jadi penasaran 'kan saya hendak kencan makan di mana? Tak usah melit begitu, deh. Saya tak hendak berahasia, kok. Warung makan tujuan saya itu berlokasi tepat di sebelah barat Museum Sonobudoyo. Di sebelah utara alun-alun utara. Supaya makin jelas dan Anda tidak kesasar di hati saya, sebelum beranjak pergi ke sana silakan cermati dulu penampakan warungnya.

Wow! Bebakaran? Ada apa saja di situ? Semua menu yang tersedia dimasak dengan cara dibakar, ya? Yoi. Mayoritas dibakar. Sesuai dengan tagline yang diusungnya: BAKAR ABISS. Akan tetapi, bagi yang tak suka hidangan serba bakar tak perlu baper. Karena BeBakaran itu berkomitmen menjadi sohib bagi semua kalangan, yang hobi hidangan serba goreng juga dilayani. Tinggal bisik-bisik manja tapi sopan pada mbak dan mas petugas, insya Allah menu impian Anda akan segera terhidang.

O, ya. Sesuai dengan logonya, menu andalan warung yang berlokasi strategis ini adalah "4 Pilihan Rasa Enak". Terdiri atas apa saja itu? Pertama, iwak lele bebakaran kecap. Kedua, iwak kembung bebakaran pedas. Ketiga, iwak nila bebakaran spesial. Keempat, iwak gurameh bebakaran madu.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Pak Nur Pika, sang manajer, mengatakan bahwa bebakaran spesial itu memang spesial. Tak sekadar campuran dari bumbu bebakaran kecap, madu, dan pedas.  Tapi mempergunakan ramuan rempah-rempah khusus yang dirahasiakan. Seperti halnya rahasia rasaku yang sesungguhnya kepadamu. Eh! Maksudku serupa dengan ramuan rahasia dedaunan teh yang dijual di BeBakaran. Hmm. Benar-benar, deh. Selain "4 Pilihan Rasa Enak", es teh di warung ini patut menyandang gelar juara. Duh, jadi haus membayangkannya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
pa? Kurang suka ikan? Meskipun dimarahi Bu Menteri Susi tetap tidak doyan makan ikan? Astaga! Mulai sekarang dibiasakan makan ikan, dong. Ikan itu banyak nutrisi. Oke? Tapi kalau sekarang keburu lapar dan belum sempat membiasakan berlauk ikan,  tetaplah datang ke BeBakaran. Entah untuk sarapan, makan siang, makan senja, ataupun makan malam. Bebas mau datang jam berapa pun. Sebab BeBakaran buka mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB.

Lho? Tidak doyan ikan kok dipakasa makan di BeBakaran? Ih, siapa yang memaksa? Enggak dipaksa pun pasti akan jatuh cinta dengan sukarela. Mana bisa tidak jatuh cinta untuk nongkrong di warung ini, kalau yang terhampar di depan mata adalah romantisme keraton plus alun-alunnya?

Lalu, bagaimana halnya dengan nasib mereka yang ingin nongkrong di BeBakaran tapi tak doyan ikan itu? Ih, nasib mereka amat baik. Jangan lupakan komitmen BeBakaran untuk merangkul semua kalangan, dong. Bagi yang tak doyan ikan bisa memesan tempe dan tahu bakar.

Kok cuma tahu dan tempe? Tenang dulu. Selain tempe dan tahu 'kan ada ayam, ayam kampung, dan bebek. Nah, lho! Kurang komplet apa? Andaikata kencan dengan sang kekasih hati di situ, sedangkan selera lauk Anda saling bertentangan, tak jadi soal toh? Percayalah. Saya tak sekadar menghibur. Foto daftar menu ini buktinya. Sttt. Cermati pula harga-harganya. Sangat terjangkau untuk semua kalangan 'kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun