Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Katakan Cinta dengan MIP

27 Juli 2017   20:32 Diperbarui: 4 Agustus 2017   15:21 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KASIHAN Kakak Dimas. Di masa pensiunnya, ia justru terlilit hutang tiada tara. Sudahlah tidak ada sumber pemasukan lagi, eh, masih pula punya kewajiban untuk melunasi utang. Hidup mendadak berubah kejam terhadapnya.

Bagaimana kronologinya sehingga Kakak Dimas bisa seapes itu? Semua bermula dari demam berdarah yang menyerangnya. Yang menyebabkannya mesti opname selama 6 bulan. Karena sekian lama terkapar tak berdaya itulah, situasi keuangan Kakak Dimas menjadi morat-marit.

Gajinya tak dapat dipakai untuk menutup seluruh biaya rumah sakit. Hanya cukup untuk membayar biaya opname selama sebulan. Adapun untuk membayar 5 bulan sisanya, ia terpaksa berutang. Apa boleh buat? Saham hotel yang dimilikinya belum memberikan hasil yang memadai. Ia pun tak memiliki asuransi. Maka utang menjadi satu-satunya solusi.

Kakak Dimas sungguh tak menyangka bahwa nasibnya akan seapes itu. Tatkala dirinya masih sehat wal afiat ia memang lalai. Tak berpikir jauh bahwa angin kehidupannya bisa berubah sewaktu-waktu. Ketika sehat dan bisa rutin bekerja, ia merasakan kondisi keuangannya baik-baik saja.  Itulah sebabnya ia tak pernah menyusun rencana keuangannya dengan rapi.

Andaikata sejak awal sudah punya perencanaan keuangan yang baik, niscaya dirinya tak bakalan terlilit utang seperti itu. Tapi nasi telah menjadi bubur. Waktu berlalu dan tak terasa, masa pensiun Kakak Dimas tiba. Padahal, ia sebenarnya masih amat butuh pemasukan berlebih untuk membayar utang.

Demikian hikayat Kakak Dimas, kawan semeja saya, dalam dunia Permainan Praxis. Untung saja keapesannya itu tidak terjadi di dunia nyata. Dan saya yakin, Kakak Dimas tak bakalan seapes itu di kehidupan nyata. Tentu sejauh ia punya perencanaan finansial yang baik. Kalaupun sebelumnya masih cuek-cuek saja, sejak pensiun terlilit utang di dunia Praxis ia tentu mulai waspada. Jangan sampai kejadian konyol di dunia Praxis menjelma ke dunia nyata.

dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi
Meskipun di ujung permainan nasib saya jauh lebih baik daripada Kakak Dimas, diam-diam saya merasa miris. Lha kok? Sebab di dunia nyata, terusterang saja perencanaan keuangan saya masih awut-awutan. Sangat mengkhianati teori perencanaan finansial. Namun syukurlah, Permainan Praxis tersebut sukses menyentil kesadaran saya. Kiranya untuk tujuan menyentil inilah Permainan Praxis dibuat.  

Rencanakan Lebih

Anda percaya toh, kalau hidup itu selalu tak terduga? Senantiasa penuh dengan ketidakpastian? Ibarat sungai yang airnya mengalir manis dan tenang. Tapi bisa berubah beringas ketika arusnya menderas tiba-tiba. Apa yang terlihat baik-baik saja belum tentu seterusnya akan sebaik yang kita sangka. Sekarang mungkin saja amat baik. Namun esok hari, siapa yang tahu?

Kita boleh jadi merasa bahwa kondisi baik-baik saja akan mengabadi; sejauh pola hidup kita tak berubah jadi lebih konsumtif. Kita pun lupa untuk merencanakan pengaturan keuangan demi masa depan. Padahal, faktor eksternal penyebab morat-maritnya finansial kita senantiasa mengancam.

Kita sungguh tak bisa memprediksikan apa yang akan terjadi nanti. Maka idealnya, kita punya perencanaan A-B-C-D-E. Senyaman apa pun kondisi finansial yang kita sedang rasakan. Ya. Justru karena hidup itu penuh dengan ketidakpastian, untuk menyiasatinya kita butuh solusi yang pasti. Yang pasti bisa mengatasi dampak buruk dari hal-hal yang tidak pasti tersebut.

Katakan Cinta dengan MIP

Lho? Kok tidak dengan bunga? Mana romantis? Ih! Kalau sekadar pakai bunga, itu pernyataan cinta yang kurang riil. Lalu, apa itu MIP? MIP adalah Maestro Infinite Protection, salah satu produk dari AXA Finansial Indonesia. MIP ini istimewa sebab memberikan jaminan kepastian bagi orang-orang yang kita cintai.

Tidak tanggung-tanggung. Kepastiannya meliputi 3 hal. Pertama, kepastian proteksi jiwa dan kecelakaan seumur hidup. Kedua, kepastian masa bayar premi. Ketiga, kepastian adanya dana tunai di masa pensiun.

Adanya 3 kepastian itulah yang bikin nasabah bisa menikmati hidup dengan lebih tenang. Jangan lupa. Kita tidak mampu memastikan masa depan. Namun dengan bantuan MIP, kita dapat memastikan kesejahteraan orang-orang yang kita cintai. Entah apa pun yang bakalan terjadi pada masa depan itu.

Bahkan tidak tanggung-tanggung pula, perlindungan asuransi MIP tersebut berlangsung hingga sang nasabah mencapai 100 tahun. Wow banget 'kan? Lalu, dapatkah jaminan perlindungan tersebut dipercaya? Tentu saja sangat dapat. Percayalah. AXA itu terdaftar dan diawasi oleh OJK, kok. Jadi, aman.

Singkat cerita, AXA Finasial Indonesia malam itu telah membuat saya melek perencanaan finansial. Lebih melek, sih. Sebelumnya sudah sedikit melek. Sudah pasti melalui penjelasan Henra Sensei dan Permainan Praxis yang seru. Syukurlah saya berkesempatan hadir dalam acara Nangkring AXA bersama Kompasianer. Alhasil, saya jadi tergerak untuk merencanakan ulang kondisi finansial saya.  

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun