Mohon tunggu...
Agustina Kushala
Agustina Kushala Mohon Tunggu... -

Sarjana S1 Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD yang lahir di Jakarta, 3 Agustus 1981, dan tinggal di Bandung. Menjalani usia 30, sambil terus menulis dan bermusik di sebuah kelompok musik bertitel inaccoustic (www.myspace.com/inaccoustic), saat ini juga berprofesi sebagai Dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITENAS dan FISS UNPAS Bandung, dan sempat aktif di beberapa kelompok teater di Bandung; selain mengembangkan kelompok teaternya sendiri yaitu KGR (Kelompok Generasi Remaja) pada tahun 1998. Selain menulis naskah iklan dan naskah drama yang sempat dibukukan oleh Goethe Institut dan dipentaskan oleh beberapa kelompok teater di berbagai daerah, juga menulis puisi, cerita pendek dan esai yang sering dimuat di HU. Pikiran Rakyat dan beberapa jurnal ilmiah serta buletin kampus. Never fight battles only with wishes!, quotes yang menjadi penyemangat bagi setiap perjalanan hidupnya yang kini semakin lengkap dengan kehadiran seorang putri bernama Azka Zahra Maziya dan seorang putra bernama Kelana Kakilangit.

Selanjutnya

Tutup

Drama

K! -- Sebuah Naskah Monolog

15 Oktober 2011   04:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:56 6546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(GESTURE TUBUHNYA KEMBALI BERUBAH. NAMPAK KERAGU-KERAGUAN YANG TERSIRAT) Malu? Apa itu malu? Bagaimana itu malu? Kenapa harus malu dengan predikat seperti itu? Bukankah yang penting kita masih bisa hidup? Kita masih 'ada'? (JEDA) Aku malu karena takut namaku menjadi rusak dituding ini-itu oleh rakyatku. Tapi rakyatku malah malu karena aku malu kalau hanya namaku saja yang menjadi rusak. Mengapa hal ini bisa terjadi? Kemana orang-orang yang selama ini mengelu-elukan dan mencintaiku sebagai pemimpin mereka? Satu-persatu...telah pergikah? (MEMANDANG BERKELILING, SEOLAH MENYADARI SESUATU, SEOLAH MERASAKAN BAHWA IA MULAI DITINGGALKAN) Ada angin panas berhembus disekelilingku. Panas. Panass. Panasss. Mendekapku dan aku lupa bagaimana rasanya dingin. Padahal aku tidak mencuri apa-apa. Tapi mengapa mereka menatapku seperti itu? Suara-suara kecintaan mereka berubah menjadi teriakan-teriakan marah yang lapar. Padahal selama ini aku telah menjadi bagian dari mereka, dan mereka juga telah menjadi bagian dari diriku sekalipun untuk perjuangan yang tidak mereka pahami. Namun kini, satu-persatu, seorang demi seorang, mereka mulai menyelipkan sangkur dalam kata-kata. Aku mencintai kalian! Aku mencintai kalian! Tidak terdengarkah? (HENING) Mereka bilang mereka malu karena bangsanya menjadi bangsa penuh koruptor dan kotor. Mereka bilang aku telah gagal menjadi pemimpin. Bisik-bisik bahwa Indonesia adalah negara dengan seorang pemimpin boneka terdengar semakin keras. Bisik-bisik kalau aku menjual bangsaku pada bangsa lain makin sering terdengar. Tolong! Tolong aku! Mengapa layar itu tidak juga ditutup? Mengapa layar itu masih saja terbuka? (KEMBALI MERINGKUK DENGAN TUBUH BERGETAR) Aku malu. Aku malu. Aku maluuuu. (TERISAK-ISAK) Mana pemain penggantiku? (SUARA GARPUTALA. LAMPU FOCUS TO PEMAIN)

(GESTURE TUBUHNYA KEMBALI BERUBAH. TERDENGAR SI SEOLAH BUKAN MANUSIA BERBICARA DENGAN SUARA MENDESIS-DESIS) Kehidupan! Inilah panggung sssebenarnya! Tidak ada apa-apa kecuali ruang kosssong, layar putih ibarat kaleidossskop yang menjelma labirin, dinding-dinding imajinerrr, perissstiwa hilir-mudik...dan banyak passsang mata Tuhan. Inilah yang namanya panggung! Aku menggerakkan sssegalanya. Baik atau buruk...aku yang menggulirkan kisssahnya. Lalu para pemainnya...dimana mereka? (JEDA) Ah, yyaaa. Aku mendengarrr langkahnya mendekat. (SAMBIL BERTEPUK SEKALI) Sssatu. (SAMBIL BERTEPUK DUA KALI) Dua. (SAMBIL BERTEPUK SEKALI) Sssatu. (SAMBIL BERTEPUK DUA KALI) Dua. (SAMBIL BERTEPUK RAMAI) Datang. Datang. (BERHENTI BERTEPUK. SAMBIL BERBISIK) Datangkah? (LAMPU STATIS. JEDA. KEMUDIAN IA BERTERIAK DENGAN NADA PENUH KEBANGGAAN) Layarrr...DIBUKA!!

(LAMPU BLOCK OUT. PANGGUNG GELAP. SUARA GARPUTALA)

(HENING)

(PERTUNJUKAN SELESAI)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun