(KEMBALI MERINGKUK DENGAN CEPAT) Aku sudah bilang dari tadi. Aku tidak melakukan kejahatan apa-apa. Kalau aku punya daftar kekayaan yang luar biasa, kata siapa itu hasil selip-menyelipkan uang. Fitnah! Namaku sudah rusak karena tuduhan-tuduhan orang gila. Pemuda-pemudi dengan libido tinggi seharusnya duduk dengan benar di bangku sekolah, atau di bioskop, atau berdandan dan berjalan-jalan di pertokoan,...bukan malah ribut unjuk rasa dan membuat kegaduhan. Dunia akan tenteram kalau tidak ada demonstrasi. Hidup kedamaian! Anti budaya korupsi? Alaaa! Itu hanya kata-kata. Orang-orang sibuk bergunjing dan meracuni pikiran-pikiran sehat! Dari mulai anak TK sampai program doktoral diajarkan bahwa korupsi itu tidak baik. Curang! Mengambil yang seharusnya menjadi hak untuk orang lain! Tapi tunggu dulu! (BERDIRI DENGAN CEPAT) Aku dituding macam-macam karena semua mengenalku. Karena aku berada di atas dan mudah dilihat. Lalu bagaimana dengan yang berada dibawahku? Mahasiswa-mahasiswi bicara soal korupsi dan keadilan,...padahal apa yang sudah dilakukan dosen-dosen kesayangan mereka? Ketika mengajar tiga sks yang satu sksnya seharusnya lima puluh menit dipotong menjadi tiga puluh menit namun awal bulan gaji dibayarkan tetap sesuai dengan satu sks sama dengan lima puluh menit, apakah mereka menyadarinya? Tentu saja tidak! Mereka malah bersorak-sorai karena perkuliahan cepat selesai dan mereka bisa bersenang-senang dan pada akhirnya...(TERTAWA)...para aktivis juga mengkorupsi uang kuliah dari orang tua mereka dengan mengkorupsi waktu kuliah dan ikut berdemo. Apa bedanya dengan diriku? (SUARANYA MULAI BERUBAH DENGAN PENUH NADA KEMENANGAN) Lalu pegawai negeri tumpuan bangsa...aduhai, sulitnya menjadi salah satu dari mereka. Tapi setelah menjadi salah satu dari mereka, apa yang kemudian dilakukan? Jam kerja setengah delapan sampai pukul empat bisa dikorup jadi hanya sampai pukul dua belas. Keluar makan siang, lalu indehoi bersama rekan-rekan. Aturan main dan birokrasi menyangkut pembuatan surat-surat penduduk sipil bisa beres melalui satu orang hanya dengan membayar lebih. Lalu uangnya? Periksa semua catatan,...nihil! Uang lebih itu tidak akan ditemukan dalam data manapun. Semua masuk kas sendiri dan korupsi terjadi dalam bentuk sogok-menyogok. Lalu sekarang? Sekarang hanya aku yang dituding melakukan kejahatan?
(GESTURENYA KEMBALI BERUBAH DAN TERDENGAR SI SEOLAH BUKAN MANUSIA BERBICARA DENGAN SUARA BERDESIS-DESIS). Buodohnya luarrr biasssa! Entah apa yang dilihat oleh bangsssamu sssampai-sssampai memilihmu menjadi ssseorang pemimpin! Pemimpin yang ssseharusssnya mengimami rakyat malah merassa bahwa adalah sssah ia melakukan kesssalahan! Pemimpin macam apakah kau ini?
(GESTURE TUBUHNYA KEMBALI MEMUNCULKAN SI PEMUDA, KALI INI DENGAN SUARA TENANG, TIDAK TERLALU BERAPI-API SEPERTI SEBELUMNYA) Ini bukan kejadian luar biasa. Bangsa kita memperoleh wakil-wakil rakyat yang punya kecerdasan dan integritas yang sama seperti orang biasa. Bisa sama saja sudah bagus, namun sayangnya saat mencapai puncak, yang tampak hanya egosentris yang irasional. Gambaran kondisi rakyat menjadi permainan angka-angka dalam naskah pidato kenegaraan. Benar atau salah, berapa banyak matapun tidak akan sanggup mengetahuinya karena akan ada lebih banyak mulut dan telinga yang lebih tahu yang lebih suka memilih diam. Satu-persatu kesejahteraan kita menjadi hanya dongengan anak-anak. Padahal Tuhan mengatakan telah menciptakan alam semesta untuk semua umatNya!
(GESTURE TUBUHNYA KEMBALI BERUBAH. IA TIDAK LAGI MERINGKUK DAN MENUNJUKKAN SIKAP LEMAH, NAMUN TAMPAK MARAH) Rakyat bersikaplah sebagai rakyat, tidak perlu banyak bicara! Anak-anak bersikaplah seperti anak-anak, cukup diam dan melihat. Bicara sana-sini yang tidak perlu,...tahukah kau akan ada berapa banyak nyawa yang hilang hanya karena kata-kata?
(GESTURE TUBUHNYA KEMBALI PADA SI PEMUDA) Tahukah kau akan ada berapa nyawa yang hilang karena besarnya dana kesejahteraan perekonomian rakyat yang digunakan untuk mencetak buku, acara ulang tahun dan promosi diri besar-besaran untuk pemilihan pemimpin?
(GESTURE TUBUHNYA KEMBALI BERUBAH) Aku tidak menggunakan kas negara untuk itu! Sudah aku katakan, aku hanya menggunakan gajiku di kemudian hari!
(GESTURE TUBUHNYA KEMBALI BERUBAH) Gaji yang besarnya diperbesar sampai sepuluh kali lipat! Di kemudian hari yang masih belum jelas iya atau tidaknya!
(GESTURE TUBUHNYA KEMBALI BERUBAH) Aku sudah bilang, jangan bicara macam-macam. Cukup diam dan menonton saja! Duduk dengan manis, dengan hanya melihatpun kau sudah menjadi bagian dari sejarah. Orang-orang disampingmu hilir-mudik mengambil hak orang lain, waktu orang lain, uang orang lain, tapi kau hanya perduli pada kami karena hanya kami yang terlihat. Karena kami yang sedang berada di atas! Mengapa harus menjadi seseorang yang idealis?
(GESTURE TUBUHNYA KEMBALI BERUBAH) Ini bukan soal idealis atau tidak idealis, tapi soal hak dan keadilan! Bagaimanapun juga pemimpin adalah guru yang harus digugu dan ditiru! Bagaimana mungkin kami bisa diam, duduk manis dan menjadi penonton, kalau orang-orang yang menjadi imam kami sibuk berlomba-lomba memamerkan kekayaannya dengan promosi diri besar-besaran tapi tanpa aksi?
(GESTURE TUBUHNYA KEMBALI BERUBAH) Tunggu dulu! Aksi muncul karena ada reaksi! Itu sudah menjadi hukum fisika!
(GESTURE TUBUHNYA KEMBALI BERUBAH) Dan ini adalah reaksi kami! (SI PEMUDA MERAUNG) Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh! Untuk apa kita bersatu? Untuk mempertahankan atau mencapai apa selain impian-impian semu? Para pemimpin kami bunuh-bunuhan dengan propaganda, kami dibuat kebingungan. Yang satu berusaha menjadi lebih kaya, sedikit banyak menyelipkan semiliar dua miliar hak kami dalam daftar kekayaannya. Untuk makan saja kami sudah susah, tapi pemimpin kami sibuk dengan acara ulang tahunnya. Seratus juta digunakan untuk sebuah pesta, seratus miliar digunakan untuk promosi diri, sementara dana membangun sekolah di desa-desa tertinggal dan jalan-jalan antar kota diminimalisir sampai di bawah angka yang seharusnya! Apakah ini Indonesia kecintaan kami? Apakah Indonesia hanya akan menjadi sekumpulan angka-angka dan kata-kata sudah membaik, cukup baik,...dan predikat negara dengan angka korupsi tertinggi di dunia? (SI PEMUDA MENANGIS PUTUS ASA) Aku maluuu! Malu akuuu! Maluuu!