Mohon tunggu...
Agustina Dwi Cahyaningrum
Agustina Dwi Cahyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik UIN Jakarta

Memiliki hobi menulis juga membaca, maka dari itu saya akan mulai belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

FISHKING: Inovasi Tulang dan Kulit Ikan Lele Menjadi Makanan Bergizi

23 Juli 2024   06:48 Diperbarui: 23 Juli 2024   07:08 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Fyantina dan Ekonomi Kreatif Pacitan

Ikan lele merupakan ikan jenis air tawar yang banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan olahan makanan. Rasa dagingnya yang nikmat serta ketersediaannya yang melimpah, menjadikannya sebagai bahan baku andalan masyarakat Indonesia. Ikan ini tidak boleh dipandang remeh, sebab ikan lele juga kaya akan kandungan gizi. 

Ibaratnya ikan ini dapat dikatakan kecil-kecil cabai rawit, artinya walau tidak sebesar ikan-ikan lain tetapi kandungan gizinya tidak kalah jauh. Terlebih tidak hanya dagingnya saja, mulai dari duri, tulang, hingga kulitnya pun memiliki sumber protein yang dapat memenuhi gizi dalam tubuh. Hal ini menimbulkan banyak pengusaha kuliner berinovasi mengolah ikan ini menjadi produk yang menarik.

Fyantina Eka Priliawati atau kerap disapa Fyan adalah pengusaha kuliner yang juga memanfaatkan semua bagian lele sebagai bahan baku produk olahannya. Berawal dari hasil pendidikannya di Ilmu dan Teknologi Pangan, Fyan mengaku melihat produk-produk yang unik, inovatif, juga bergizi dari berbagai negara. 

Misalnya, Korea Selatan. Hal ini menjadikan dirinya berpikir bahwa seharusnya Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dapat menciptakan banyak inovasi teknologi pangan. Kenyataannya, Fyan beranggapan bahwa di Indonesia masih banyak pengelola usaha yang tidak memanfaatkan atau melakukan inovasi pada bahan baku yang ada.  

Contohnya, pengolahan ikan lele seperti industri bakso lele, nugget lele, lele fillet, dan lain-lain yang menghasilkan limbah berupa tulang, kepala, maupun kulit dengan jumlah cukup besar. Limbah ini setelahnya tidak dimanfaatkan maupun dikelola dengan baik. Padahal, bahan-bahan tersebut mengandung zat gizi yang tinggi.

Sehubungan dengan itu, Fyan yang bertempat tinggal di Pacitan, Jawa Timur mulai memelihara ikan lele dengan memanfaatkan lahan kecil di depan rumahnya. Dia terus berinovasi guna memanfaatkan bahan tersebut menjadi produk-produk yang bergizi. Berkat kerja kerasnya, pada tahun 2021 sekitar bulan November, terbentuklah usaha kuliner berbasis ikan lele yang dinamakan FISHKING. Pada awal 2023, Fyan juga berhasil menciptakan produk kerupuk dan keripik dari tulang dan kulit ikan lele. 

Tujuan inovasi olahan itu menurutnya dapat memberikan alternatif pada masyarakat dalam mengonsumsi produk lele dengan bentuk yang bervariatif, yang tidak hanya enak dan aman, namun juga menyehatkan. Dirinya mengetahui bahwa dalam tulang dan kulit lele pun memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Kalau biasanya kulit dan tulang itu jadi limbah, di FISHKING keduanya jadi bahan baku produk. Tulang lele itu tinggi kandungan kalsium dan proteinnya, sedangkan kulit lele banyak mengandung asam lemak omega-3. Zat-zat tersebut sangat bermanfaat untuk tubuh manusia. Bayangkan, makan kerupuk tapi dapat manfaat seperti minum susu," ungkap Fyantina Eka Priliawati pada pertemuan online google meet, Sabtu 13/7.

Fyan bahkan menambahkan, Pemerintah Indonesia telah mendeklarasikan bahwa konsumsi lele dapat mencegah stunting. Artinya, produk dari FISHKING ini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, terutama ibu hamil, ibu menyusui, balita dan anak-anak, juga ibu-ibu pekerja yang khawatir dengan asupan bergizi pada anaknya. 

"Lele ini istimewa. Termasuk jenis bahan makanan yang bisa dijangkau semua kalangan, tapi kandungan gizinya sangat lengkap. Proteinnya tinggi, kalsiumnya tinggi, mengandung asam dokosaheksaenoat (DHA) dan asam eicosapentaenoate (EPA), vitamin dan mineralnya juga melimpah. Produk-produk FISHKING juga semuanya tanpa pengawet dan bahan kimia lainnya. Sudah teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sudah bersertifikat halal," tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun