Oleh: Syamsul Yakin dan Agustina Dwi Cahyaningrum (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)Â
Pengembangan bahasa retorika dibagi menjadi tiga hal. Pertama yang harus diperhatikan adalah penggunaan bahasa baku atau bahasa yang mudah dipahami. Fungsi bahasa baku antara lain sebagai alat pemersatu bangsa, pemberi kekhasan, pembawa kewibawaan bagi pembicara, dan sebagai kerangka acuan.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahasa asing juga digunakan sebagai tambahan dalam setiap komunikasinya. Bahasa daerah dan bahasa sehari-hari juga dapat sekali-dua kali dipakai. Tujuannya agar hubungan timbal balik antara pembicara dan pendengar dapat terasa. Terpenting bahasa tersebut tidak membuat bingung sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami.
Langkah selanjutnya, informasi yang disampaikan harus berdasarkan data dan fakta. Mengapa? Karena tujuan pidato adalah memengaruhi pendengar mengikuti apa yang diungkapkan pembicara. Jika data yang disampaikan tidak dapat dipertanggung jawabkan maka sirna tujuan pidatonya.
Ketiga, atau langkah terakhir retorika harus berdasar riset. Riset merupakan penelitian dengan melalui pengumpulan data, analisis data, dan membuat kesimpulan. Riset bisa melalui wawancara atau membaca informasi di internet. Tentunya informasi yang dicari harus berdasar fakta.
Yang disebutkan di atas merupakan langkah pengembangan bahasa komunikasi retorika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H