Mohon tunggu...
Agustina Dwi Cahyaningrum
Agustina Dwi Cahyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik UIN Jakarta

Memiliki hobi menulis juga membaca, maka dari itu saya akan mulai belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Persiapan untuk Pidato yang Lebih Baik

21 Mei 2024   14:48 Diperbarui: 21 Mei 2024   14:57 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agustina Dwi Cahyaningrum dan Syamsul Yakin/dok. pri

Oleh : Syamsul Yakin dan Agustina Dwi Cahyaningrum
(Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Pidato merupakan seni keterampilan, maka prosesnya memerlukan latihan dan kebiasaan berbicara di depan khalayak. Pengetahuan linguistik pun juga harus dimiliki pembicara agar diksi yang terucap bervariasi, menarik, serta indah.

Keduanya diperlukan untuk mencapai tujuan pidato, yaitu bersifat informatif, persuasif, dan rekreatif. Ketiganya memerlukan persiapan.

Persiapan yang seperti apa?

Pertama, menentukan topik pidato. Topik pidato adalah pokok permasalahan yang akan dibahas, sifatnya umum dan abstrak. Letaknya di keseluruhan isi pidato atau biasa dijabarkan dalam suatu judul.

Kedua, menentukan tujuan pidato. Memang seharusnya pidato mencakup ketiga tujuan informatif, persuasif dan rekreatif, tetapi tetap harus memilih satu tujuan utama. Contoh informatif, seperti pidato seorang menteri kesehatan yang menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan.

Contoh lainnya ketika seorang politisi berpidato, maka tujuan pidato tersebut untuk persuasif. Mengapa? Karena tujuannya memengaruhi pendengar agar memilih politisi tersebut. Sedangkan pidato seorang artis cenderung bersifat rekreatif. Karena memang artis bertujuan menghibur kita.

Ketiga, membaca literatur terkait topik dan judul pidato untuk mendukung basis epistemologi. Tujuannya agar pidato tersebut berkualitas.

Sumber bacaan itu tidak hanya dari buku melainkan bisa juga survey atau wawancara. Ketika seorang penceramah agama membaca literatur, maka persiapannya lebih panjang. Mulai dari memahami Alquran, hadist, karya ulama, sampai ilmu sosial, humaniora, dan lain sebagainya.

Keempat, membuat kerangka pidato. Strukturnya yaitu pembukaan, isi, penutup. Isi pembukaan harus singkat yang terpenting bisa menyampaikan judul pidato secara jelas.

Sedangkan isi pidato harus rinci, jelas, serta mudah dimengerti. Penceramah agama bisa menggunakan metode numerik, seperti menyebutkan tiga ciri orang munafik disebutkan dari yang pertama, kedua, hingga ketiga.

Kesimpulan atau penutup pidato bisa dijelaskan kembali tentang jawaban singkat dari masalah pidato yang diangkat. Sifatnya singkat dan jelas.

Dari keempat persiapan tersebut, pembicara juga dapat membuat persiapan pidato yang berbeda. Tergantung dengan materi dan tujuan pidatonya. Misalkan, persiapan pidato audio (radio) dan video (televisi) berbeda. Begitu pun dengan persiapan pidato seorang politisi, artis, dan penceramah agama. Ketiganya memiliki perbedaan tujuan pidatonya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun