Mohon tunggu...
Agustina Dwi Cahyaningrum
Agustina Dwi Cahyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik UIN Jakarta

Memiliki hobi menulis juga membaca, maka dari itu saya akan mulai belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cemas Ketika Beretorika, Itu Hal yang Lumrah

14 Mei 2024   15:29 Diperbarui: 14 Mei 2024   16:20 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Syamsul Yakin dan Agustina Dwi Cahyaningrum (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) 

Gangguan mental berupa kecemasan atau bisa disebut juga anxienty, itu adalah bagian dari hidup. Dengan demikian, kecemasan adalah keadaan yang melekat pada orang seperti tegang, resah, gelisah, takut, dan gugup yang bersifat subjektif.

Dalam hal lain, apa itu kecemasan beretorika? Kecemasan beretorika definisi lainnya adalah demam panggung. Cirinya ketakutan saat berbicara, terutama di depan khalayak umum (public speaking). Sebenarnya, jika dilihat dalam hal psikologis, kecemasan ini sifatnya natural. Hal lumrah jika menimpa siapa saja yang tidak siap atau malu berbicara di depan umum.

Kecemasan memiliki banyak sumber. Pertama, tidak cukupnya latihan padahal itu membuat sesuatu menjadi kebiasaan. Ini bisa terjadi karena latihan itu sendiri atau kurangnya pengetahuan. Kedua mengakibatkan kurangnya ketidakmampuan untuk mengembangkan kata-kata baru dan menjawab pertanyaan audiens. Ketiga, tidak ada pengalaman sebelumnya. Ini pasti berkaitan dengan jam terbang.

Ketiga penyebab itu bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu internal (kurangnya latihan dan pengetahuan) serta eksternal (kurangnya sosialisasi dan interaksi). Jangan khawatir, karena keduanya bisa diatasi.

Ditelusuri lebih lanjut, kecemasan beretorika muncul lebih banyak disebabkan oleh faktor psikologis. Yang seperti apa? Bisa karena takut dianggap bodoh dan membayangkan akan kekhawatiran tidak beralasan, bisa juga akibat pengalaman buruk yang pernah dialami saat beretorika. Ini yang diketahui bernama trait anxiety. 

Namun, tidak menutup kemungkinan kecemasan tersebut muncul secara mendadak di atas panggung, seperti kehilangan fokus, tegang, gugup, dan ketakutan. Ini disebabkan oleh ketakutan yang kuat akan kegagalan dan gangguan pikiran negatif. Ketakutan seperti ini disebut kecemasan kondisional (state anxiety).

Kesimpulannya, kecemasan adalah proses emosi akibat tekanan dan perasaan yang tidak mampu diatasi. Tetapi, ketika hal ini terjadi, kita sebenarnya bisa membuat diri menjadi tenang. Terdapat dua cara, yaitu dengan melawannya  dan yang kedua dengan melarikan diri sehingga kecemasan kian menjadi. Tentu jika kita ingin kecemasan itu cepat hilang, maka harus melawannya.

Misalnya, ciri-ciri orang yang mengalami kecemasan retorika itu adalah suara mereka yang terdengar parau, serak, dan terbata-bata, mereka diam untuk waktu yang lama, dan akhirnya mereka mengakhiri ceramahnya begitu saja. Orang yang mengalami kecemasan beretorika memiliki tubuh yang lelah dan jantung yang berdebar-debar.

Kecemasan beretorika sebenarnya tidak perlu dihilangkan karena penting untuk membakar semangat sehingga rajin mempersiapkan diri, latihan, dan memahami audiens. Oleh karena itu, kecemasan itu sebaiknya dijinakkan dengan persiapan dan latihan yang matang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun