Menimbang dari dampak yang ada, pemerintah harus tetap memperhatikan kestabilan angka pernikahan. Hal ini dapat dimulai dengan kesadaran masing-masing masyarakat untuk tetap tidak egois dan melihat kedepan hasil yang akan didapatkannya, karena segalanya dari seluruh fenomena pasti akan memiliki dampak yang baik dan buruk.
Pendidikan yang siap sebelum pernikahan juga sangat diperlukan mengingat meningkatnya kasus pernikahan dini yang bahkan tidak memberikan dampak positif, ataupun kasus hamil diluar nikah pada usia dini. Tentu fenomena-fenomena tersebut sangat berbanding terbalik dengan faktor turunnya angka pernikahan yang memiliki alasan lebih positif. Sehingga penurunan angka pernikahan mungkin dianggap normal dan hanya perlu upaya untuk menyeimbangkannya.
Untuk mencapai keseimbangan tersebut juga diperlukan upaya-upaya yang mendorong kestabilan angka pernikahan misalnya lapangan pekerjaan yang semakin luas dan terjamin, kesejahteraan untuk masa depan keluarga, hingga tunjangan bagi para keluarga yang terkena musibah. Sehingga kemungkinan besar dipastikan tidak ada kekhawatiran lagi mengenai pernikahan.Â
Ada juga upaya dalam kehidupan sehari-hari misalnya memberikan kelonggaran waktu ditengah kesibukan kerja mungkin juga dapat memberikan solusi untuk menekan angka pernikahan sebab kesibukan karir sangat menghambat generasi muda menemukan pasangan atau jodoh karena lebih mementingkan menyelesaikan pekerjaannya dibanding mebuang-buang waktunya untuk berkencan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H