Mohon tunggu...
Agustina FajriatinHaizatul
Agustina FajriatinHaizatul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Tadris Biologi Universitas Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Mahasiswa Tadris Biologi Universitas Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingkah Pengetahuan Masyarakat Adat di Era Modern? (Indigenous Peoples)

21 April 2024   16:16 Diperbarui: 21 April 2024   16:37 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desclaimer penulisan opini ini berdasarkan pada beberapa reverensi jurnal yang telah penulis cantumkan dibagian terakhir artikel.

Apa Itu Pengetahuan Lokal

Memahami pengetahuan masyarakat adat di era modern merupakan salah satu wujud dalam menjaga konservasi Biodiversity yang berarti dengan system pengetahuan tersebut maka diperoleh "suistainable  use  for  human  benefit  without  compromising  the interests    of    future    generation. ". Pada umumnya setiap masyarakat adat memiliki pengetahuan orisinal terkait kepercayaan, nilai, norma, dan ritual yang tertanam dibenak mereka atau disebut dengan Indigenous Knowledge yang berarti pengetahuan lokal yang khas pada budaya atau masyarakat tertentu. Selama ini pengetahuan masyarakat adat diperolah melalui tradisi lisan dari generasi ke generasi, dari menyatukan pengalaman informal dan juga pemahaman yang mendalam tentang lingkungan dalam budaya tertentu.

Pengetahuan Masyarakat Adat 

Masuknya teknologi sekaligus modernisasi tidaklah dapat dibendung oleh masyarakat adat. Hal ini  dapat  menjadi  ancaman  maupun  peluang  emas  bagi  seluruh masyarakat Indonesia,  jika kita dapat memelihara dan juga memanfaatkan dengan sebaik mungkin. Namun apabila kekuatan pelestarian tidak lebih kuat dari adanya proses modernisasi maka akan memusnahkan nilai kearifan lokal yang telah dijaga oleh masyarakat adat. Sebagai salah satu contohnya adalah modernisasi yang terjadi pada Masyarakat Adat Osing. Salah satu karakteristik yang dimiliki oleh Masyarakat Adat Osing yaitu berdasarkan hakiat nilai (aksiologi) dan bersifat relatif.

Nilai  kearifan  lokal  Masyarakat  Adat  Osing ini  dikelompokkan  menjadi dua yakni ajaran  adat  dan tradisi  masyarakat.  Macam-macam  ajaran  adat  yang  masih tetap lestari  adalah  tradisi pertanian dalam sistem budidaya padi seperti labuh nyingkal atau mengolah tanah dengan bajak dan labuh tandur yang didalamnya terdapat  prosesi  menanam  padi,  ritual  adat  yang terlaksana  secara  tersirat  dalam selametan yang merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur. Salah satu kebiasaan  Masyarakat  Adat Osing yang menjadi  tradisi  dan  tetap  dilestarikan  adalah melabot atau  gotong  royong,  mepe  kasur,  kopi sepuluh ewu, mocoan lontar yusuf, Barong Ider Bumi, Tumpeng Sewu dan bahasa osing kemiren. Pendapat mengenai nilai kearifan lokal Masyarakat Adat Osing ini meliputi 6 dimensi sebagai berikut;

(1)  Pengetahuan  Lokal, 

(2)  Nilai  Lokal, 

(3)  Keterampilan  Lokal, 

(4)  Sumberdaya Lokal,

(5) Mekanisme Pengambilan Keputusan, Dan

(6) Solidaritas Kelompok Lokal,

Dari adanya beberapa yang  telah disebutkan sebagai salah satu contoh dalam memahami pentingnya pengetahuan lokal. Dimensi tersebutlah yang menjadikan masyarakat tetap mempertahankan pengetahuan lokal yang sudah ada sejak dulu, bukan karena mitos belaka akan tetapi makna dibalik setiap tradisi dapat memberikan manfaat atau dampak positif kepada masyarakat lainnya. Tak heran apabila adanya modernisasi dapat mengubah beberapa pengetahuan yang sudah diberikan secara turun-temun menjadi punah secara perlahan. Kurangnya rasa keingintahuan sebuah budaya dan menganggap bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat lokal tidak berdasar dan menganggap pengetahuan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, akan tetapi yang sebenarnya tugas kita adalah menggali lebih dalam apakah maksud dari pernyataan atau pengetahuan lokal yang telah diwariskan oleh nenek moyang yang sudah terdahu.

Sebagai generasi modern saat ini pengetahuan dan informasi dapat dengan mudah diperoleh misalnya melalui website resmi, berbagai literature jurnal maupun artikel. Dengan adanya kemudahan tersebut maka generasi penerus dari berbagai kalangan dapat mengeksplore berbagai pengetahuan local yang terdapat di Indonesia dari ujung sabang sampai merauke. Yang menjadi problematika diera sekarang adalah kurangnya minat baca untuk mempelajari pengetahuan local dan budaya yang ada di Indonesia sehingga kebudayaan yang ada mudah luntur dan terbawa oleh arus globalisasi. Untuk itu pelestarian yang perlu ditanamkan dan dibangun pada generasi muda adalah meningkatkan minat baca tentang pengetahuan kebudayaan local sehingga pengetahuan tersebut tidak hanya selesai sampai Old Generation akan tetapi juga sampai ke Generasi Z. 

Arti Penting Pengetahuan Lokal

Selain itu kemungkinan  munculnya beberapa faktor  penghambat  lain diantaranya  adalah lunturnya  minat  masyarakat diakibatkan oleh masuknya budaya baru di era modern. Jika pelestarian nilai kearifan lokal dan modernisasi tidak diimbangi dengan pengetahuan wawasan kebangsaan yang cukup, maka dapat mengakibatkan lunturnya nilai kearifan lokal di era modern sehingga budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sedikit demi-sedikit akan hilang, Menurut    Berkes, kekuatan utama  sistem pengetahuan lokal dalam aspek ini adalah:

  • Self-interest dalam  arti  pengetahuan  lokal  menjadi  kunci  penting  upaya konservasi, karena kekuatannya datang dari 'dalam' dan bukan dari 'luar'.
  • Sistem pengetahuan yang akumulatif, dalam arti bahwa pengetahuan lokal merupakan  akumulasi  atas  pola  adaptasi  ekologis  komunitas  lokal  yang telah berlangsung berabad-abad.
  • Pengetahuan sangat potensial untuk membantu mendesain upaya konservasi sumber daya yang efektif, karena dukungan lokal dan tingkat adaptasi serta pertimbangan practicability-nya yang tinggi.

Pengetahuan kebudayaan local akan tetap tumbuh dan lestari apabila generasi muda dibekali dengan pengetahuan akan pentingnya menjaga kebudayaan yang telah ada sejak dulu. Teknologi dan modernisasi dapat digunakan sebaik mungkin untuk mengeksplore berbagai pengetahuan local yang ada di Bumi pertiwi tanpa perlu terjun langsung ke setiap daerah atau wilayah yang jauh. Maraknya globalisasi yang begitu pesat tidaklah menjadi penghalang ataupun penghambat untuk tetap mempertahankan pengetahuan budaya lokal yang ada di Indonesia.  Dengan adanya berbagai kemudahan ini memberikan harapan besar bahwa budaya Indonesia dapat menjadi budaya Internasional. Sehingga dalam perkembangan teknologi ini bisa menjadikan negara Indonesia semakin maju dan mendunia.

Reverensi

https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/view/17289/pdf

https://repository.penerbiteureka.com/uk/publications/559415/monograf-model-transformasi-pengetahuan-lokal-dalam-ketahanan-pangan-masyarakat#id-section-content

https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JMK/article/view/8519/4121

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun