Mohon tunggu...
agustina chrisvitaningtyas
agustina chrisvitaningtyas Mohon Tunggu... Guru - guru

saya seorang yang penuh semangat, percaya diri, mandiri dan sangat menyukai hal hal yang baru.saya menyukai puisi, cerpen, quotes, pantun dan karya tulis lainnya.Saya menyukai seni, baik tari, drama, musik dll.Saya menyukai setiap talenta yang Tuhan berikan buat saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maafkan

17 November 2024   22:21 Diperbarui: 17 November 2024   22:52 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MAAF, BUKAN IBU YANG SEMPURNA

Agustina Chrisvitaningtyas, SPd.

      Aku seorang wanita yang sangat beruntung dan diberkati. Aku menikah di usia yang masih muda dan Tuhan mempercayakan rahimku untuk menjadi satu satunya tempat teraman bagi putra putri ku.Yaa, aku memang menikah di usia muda dan menjadi ibu di usia yang masih belia,meskipun awalnya aku butuh banyak waktu untuk beradaptasi karena aku  kehilangan masa mudaku .Hal itu bukanlah hal yang mudah apalagi menjadi orang tua tunggal yang harus berperan menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak anakku.Bergelut dengan dunia baru, mengalami "baby blues" mengalami capeknya harus terjaga saat malam karena suara tangis, menahan lelahnya menggendong seorang bayi di tengah malam saat anak sakit, achhhhhhhhhh dunia baru yang Lelah. Tapi seiring dengan waktu aku menikmati itu semua.

Mak ku : ndang sarapan, mak wes masak eseng godhong kates karo  godhong telo (ibu mertuaku menawariku sarapan sayur kesukaan ku)

Aku : injih mak , enak tenan, mak ku the best  (ucapku sambil tetawa dan mencicip satu sendok sayur buatan makku)

Makku : kalua gtu , habisin

Aku : pasti mak.

Setelah melahirkan , aku tinggal Bersama mertuaku, orang tua yang sederhana, penuh kasih sayang dan yang pasti sosok mertua yang di idam idamkan wanita di dunia ini.Di awal pernikahan , hidupku dan suamiku berjalan sangat baik dan selayaknya pasangan muda yang lainya. Di penuhi kebahagian dan harapan yang sangat tinggi. Suamiku sosok yang sangat rajin dan pekerja keras. Keinginannya menabung dan hidup layak sangat kami impikan. Segala usaha kami lakukan , banyak bisnis kami kerjakan. ( membuka toko bahan sembako, bertenak kambing  dan ayam, membuat telur asin, menjadi agen minyak tanah) dan sungguh kami sangat bersemangat . Tapi kenyataan berkata lain, kebahagian itu hanya dua tahun berjalan, selebihnya ada banyak kejadian yang membuat duka , air mata dan penderitaan yang kami alami. Singkatnya, semua usaha dan kerja keras kami harus selesai, dan aku memutuskan untuk merantau ke kota besar. Sakit, Lelah, hampir menyerah, tapi inilah hidup, roda berputar dengan luar biasa, kadang di atas kadang di bawah.

       Selain menjadi ibu rumah tangga,aku juga harus bekerja,demi membiayai semua kebutuhan hidupku dan anak anakku.Aku juga melanjutkan studiku mengambil S1 sarjana ilmu Pendidikan kewarganegaraan di salah satu universitas.Berat dan ada saat aku pernah hampir menyerah. Aku pernah menjadi telemarketing kartu kredit, hal baru yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya.Beberapa tahun kemudian , setelah ijazah S1 ku keluar, aku menjadi seorang guru dan di situlah cita cita dan impian baruku bermula.

Aku harus memaikan peranku sebagai seorang ibu dan seorang ayah bagi kedua anakku.Bukan hal yang mudah bagiku .Aku harus bekerja dan harus bisa mdengatur semua urusan rumah tangga.

Terlebih saat putri kecilku beranjak remaja, aku kesulitan memahaminya.kami sering bertengkar karena keras kepalaku sama dengannya, cara kami marahpun  sama. Seseorang pernah berkata padaku, mau lihat dirimu yang sesungguhnya? lihatlah putrimu,kamu akan temukan dirimu di dirinya.(yach dan itu benar).Di ponselnya namaku tertulis "monster".oh, sejahat itukah aku?.Mungkin aku terlalu cerewet? Mungkin aku terlalu penuh aturan ?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun