Mohon tunggu...
Agustina DianWidiastuti
Agustina DianWidiastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa PPG Prajabatan

hobi saya adalah menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melatih Kemampuan Jiwa Leadership Melalui Kegiatan MC di Dusun IX Cerme, Kulon Progo

16 Mei 2023   09:12 Diperbarui: 16 Mei 2023   09:31 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kegiatan PPG Prajabatan Gelombang 1 adalah kegiatan untuk profesi guru yang diadakan untuk memberi kesempatan kepada para lulusan S1, khususnya dibidang keguruan bertujuan untuk memperdalam ilmu dan memiliki sertifikat pendidik sebagai seorang guru professional. Kegiatan PPG ini dilaksanakan selama 2 semester yang dimulai pada bulan September 2022 melalui seleksi secara bertahap. Kegiatan PPG tersebut dilakukan dengan alur semester I secara tatap muka pada hari senin dan jumat dan kegiatan PPL pada hari selasa, rabu, dan kamis. 

Sedangkan semester 2 dibuat sistim blok dengan waktu kuliah selama 4 minggu berturut turut lalu kegiatan PPL selama 2 bulan berturut-turut kemudian kembali lagi ke kampus setelah penarikan. Pada saat melakukan kuliah secara tatap muka di semester II pada mata kuliah Proyek Kepemimpinan II mengadakan kegiatan yang mengharuskan mahasiswanya untuk terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan proyek perubahan. 

Setelah terjun langsung kemasyarakat berdasarkan hasil diskusi kelompok maka kelompok kami mengambil kegiatan proyek perubahan dengan mengadakan kegiatan berupa melatih kemampuan jiwa leadership melalui kegiatan MC di dusun IV Cerme, Panjatan, Kulon Progo, Yogyakarta. Kelompok kami mengadakan kerja sama dengan menghubungi Bapak Kepala dusun IV Cerme, dengan mengundang para pemuda karang taruna setempat.

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat positif, karena merupakan salah satu cara untuk membentuk generasi baru yang bisa melestarikan penggunaan bahasa jawa halus. Sebagai seorang yang dilahirkan di wilayah Yogyakarta, maka harus mengenal dan menggunakan bahasa jawa juga membiasakan mengucapkan bahasa jawa dengan baik dan benar. 

Di dalam penggunaan bahasa jawa ini, jika tidak dilatih kepada generasi penerus kita, maka akan punah dan akan terbiasa mengucapkan bahasa tanpa sopan santun. Secara otomatis dalam mengucapkan bahasa jawa kromo alus ini, berarti juga melatih penanaman perilaku adap sopan santun yang baik. Sehingga apabila kegiatan ini diberikan kepada para generasi muda, maka akan sangat bernilai positif.

Pada kegiatan ini yang menjadi topik utama adalah bagaimana agar kita membiasakan seetiap hari membiasakan memakai bahasa jawa yang benar. Di dalam memahami bahasa jawa ini, maka perlu diterapkan unggah-ungguh pengertian bicara dengan menggunakan bahasa jawa kromo yang benar. Berbicara merupakan suatu aktifitas kehidupan manusia yang sangat penting untuk keperluan komunikasi diri sendiri, menerima tamu, dan kegiatan interaksi dalam kehidupan. 

Tingkat tutur dalam bahasa jawa yang pada masa sekarang lebih menonjol digunakan sebagai sarana sopan santun dalam berbahasa. Jika diteliti sejarah awal pemakaiannya, bahasa jawa adalah memiliki tingkat tutur kata yang bernilai tinggi dan menjadi penentu karakter baik pada diri seseorang. Jenis tingkat tutur kromo alus, yaitu kedudukan lawan bicara lebih tinggi daripada pembicara. Untuk menghormati orang banyak perlu pemakaian tata bahasa kromo alus dengan benar.

Fungsinya adalah agar lawan bicara kita menjadi segan, tertarik, dan mudah memahami. Dalam kekuasaan istana dimasa lalu, penggunaan kromo alus sangat dijunjung tinggi dalam acara yang sangat mulia dan agung. Sebagai contoh yaitu dalam acara temu keluarga antar pembesar kerajaan. Pernikahan, dan dalam menjamu kerajaan tetangga yang sedang berkunjung. Sebagai orang Yogyakarta yang dekat dengan kehidupan disekitar kraton Yogyakarta sudah semestinya kita ikut mendukung keistimewaan di daerah kita. Dalam acara-acara tertentu, maka perlu generasi penerus yang siap untuk melanjutkannya.

Dalam kegiatan sehari-hari bertamu dan menerima tamu sangat sering dilakukan. Masyarakat jawa cenderung menggunakan bahasa jawa kromo alus dalam berinteraksi tersebut. Hal itu berfungsi untuk menghormati dan menghargai sang tamu ataupun penerima tamu. Bahasa Jawa kromo alus atau kromo inggil adalah tingkatan bahasa jawa yang paling tinggi. Umumnya bahasa jawa kromo digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua, baik secara umur maupun kedudukan. 

Untuk bertamu dapat diawali dengan mengucapkan permisi yang dalam bahasa jawa disebut "kulo nuwun". Kemudian dilanjutkan dengan kata sapaan waktu seperti "sugeng enjing" yang berarti selamat pagi dan sampaikan maksud kedatangan kita. 

Untuk contoh ungkapan lain yang sering digunakan saat bertamu dan menerima tamu adalah kesan dan pesan bahasa kromo alus yang sangat menyentuh hati kita dan terasa enak didengar telinga kita, dengan unggah-ungguh bahasa kromo alus yang benar. Acara yang diadakan oleh mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang I ini berjalan lancar dan mendapat sambutan dan antusias warga, ditandai dengan kegiatan ini berlangsung hitmat dan diikuti tamu undangan sampai akhir penghujung acara. Kegiatan tersebut mendapat tanggapan dari para pemuda karang taruna, adalah seperti mereka ingin meneruskan kegiatan tersebut pada setiap pertemuan karang taruna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun