Mohon tunggu...
tiin agustin
tiin agustin Mohon Tunggu... Freelancer - Ne

Semoga memberi manfaat kepada penulis dan juga pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Satu Aksi, Selamatkan Bumi

21 November 2021   16:25 Diperbarui: 22 November 2021   09:03 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal tersebut akan menyumbang karbon dioksida (CO2) dan juga karbon monoksida (SO2), selain  berdampak pada perubahan iklim, hal tersebut juga memberi dampak negatif pada kesehatan. 

Memang mengkhawatirkan, padahal seluruh penduduk bumi tak lagi jarang memiliki transportasi pribadi berupa kendaraan bermotor. Hal tersebut dapat dikurangi dengan memanfaatkan transportasi umum (jika mendukung), bersepeda (jika dirasa dekat), ataupun berjalan kaki.

Selain transportasi, pembakaran sampah plastik dan juga sampah masker dapat menyumbang polusi udara, hal tersebut tampak remeh, namun jika satu orang menyumbang setidaknya 10 plastik setiap harinya, satu bulan tercatat 300 sampah plastik, dan hal tersebut juga dilakukan oleh jutaan orang lainnya. 

Meski dengan dalih "kemana saja menggunakan tas belanja" namun ada beberapa plastik yang tidak dapat kita hindari, sepertihalnya; bungkus makanan, bungkus detergen, pewangi pakaian, bumbu dapur, bungkus mie instan, dan lain sebagainya. 

Namun, jika kita dapat mengolahnya dengan baik, hal tersebut dapat mengurangi adanya pembakaran sampah plastik, dan dapat menjadikan nilai ekonomis tersendiri. 

Pengolahan sampah plastik yang mudah dilakukan, sepertihalnya; mengolah sampah menjadi tas belanja, dompet yang lucu, pouch yang unik, ransel yang anti mainstream, media tanam yang jarang ditemui, hiasan dinding, vas bunga, dan masih banyak lagi. 

Sejauh ini belum ada inisiatif dalam pengolahan limbah masker menjadi nilai ekonomis, namun kita dapat mencoba mengurangi adanya penggunaan masker sekali pakai dengan masker yang dapat kita gunakan kembali, selain ramah kantong, nyatanya hal tersebut juga lebih ramah lingkungan. 

Sampah plastik dan sampah masker menjadi serba salah, jika dibakar dapat menambah polusi udara, jika dibuang ke laut, laut akan menjadi tercemar, begitu pula jika dibuang ditanah, tanahpun akan kesusahan dalam mengurai.

Tentu saja, kita tidak dapat menghilangkan kebiasaan tersebut secara total, namun kita dapat berupaya dalam menanganinya. Salah satunya dengan tetap menanam, menjaga, dan merawat pepohonan, jika diri tidak memiliki sumbangsih pada bumi, setidaknya tidak memperkeruh keadaan[1].

Ada beberapa platform yang sengaja dibentuk guna kepentingan mengajak milenial dalam menyelamatkan ibu pertiwi. Semua platform memiliki cara yang berbeda, meskipun dengan tujuan yang sama. Seperti halnya; 

  • mengampanyekan tentang mengurangi penggunaan sampah plastik, dan diganti dengan membawa peralatan makan, minum, dan belanja kemanapun kita pergi.
  • Penghijauan bumi.
  • Pengolahan sampah menjadi nilai ekonomis.
  • Penjualan produk disertai kampanye alam.
  • Kumpul relawan gerakan bumi sehat.
  • Perawatan Ekosistem laut.
  • Pengolahan limbah jadi rupiah.
  • Dan lain sebagainya.

 Jika semua penduduk bumi memiliki satu gagasan "Cuma satu, tak akan memberi pengaruh apapun", maka bumi akan rusak secara perlahan. Lalu apa yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita kelak?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun