Mohon tunggu...
Agustin Isnaini Mujahidah
Agustin Isnaini Mujahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penyuluh Pertanian Kabupaten Kebumen

Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Penyuluhan Pertanian UNSOED Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

"Budidaya Tanaman Sehat", Solusi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

10 Oktober 2021   15:36 Diperbarui: 11 Oktober 2021   13:03 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Berawal dari Budidaya Tanaman Sehat, akan dihasilkan produk pertanian yang sehat, sumber bahan pangan yang sehat, aman, berkualitas bagi masyarakat. Ekosistem akan lestari, sehingga akan mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan.”

Pangan adalah kebutuhan pokok dan penting yang dibutuhkan seluruh umat manusia. Bahan pangan tersebut diperoleh dari budidaya sektor pertanian, mulai dari sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, sampai ke peternakan. Tanpa pangan, kehidupan akan lumpuh dan bisa berakibat kepunahan makhluk hidup. Oleh karena itu, sektor pertanian menjadi kunci ketersediaan dan ketahanan pangan.

Dalam penyediaan pangan, sektor pertanian berperan mulai dari on farm yaitu teknis budidaya pertanian sampai dengan off farm, yaitu panen, pasca panen dan pemasaran. Sebagai negara agraris, Indonesia termasuk salah satu negara penghasil bahan pangan terbesar di dunia. 

Tingginya kebutuhan pangan meningkatkan peluang terjadinya kegiatan budidaya tanaman yang intensif, dimana selama 1 tahun dapat dibudidayakan selama 2 sampai 3 kali musim tanam. Apabila kegiatan budidaya tersebut tidak dikelola dengan benar, dapat menurunkan kualitas lahan budidaya padi akibat ketidakseimbangan ekosistem.

Seiring pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, meningkat pula kebutuhan terhadap bahan pangan. Strategi peningkatan produksi, terutama produksi padi sebagai bahan pokok harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Pada era orde baru dicanangkan program intensifikasi pertanian melalui Panca Usaha Tani, yaitu upaya peningkatan produksi pertanian melalui 5 hal, 1) penggunaan bibit unggul, 2) pengolahan tanah, 3) penggunaan pupuk, 4) pengairan, 5) pemberantasan hama secara intensif.

Dalam pelaksanaannya, penggunaan pupuk dioptimalkan dengan pupuk kimia buatan pabrik, dan pengendalian hama menggunakan pestisida kimia sintetis. Pada awal penggunaannya, produksi padi meningkat, Indonesia mampu swasembada beras bahkan bisa mengimpor beras ke negara lain. Namun beberapa tahun kemudian, dampak negatif dari penggunaan pupuk dan pestisida kimia sintetis mulai dirasakan.  

Kesuburan tanah berkurang, lapisan humus tanah menipis dan tanah menjadi rusak dan keras karena bahan organik sangat berkurang. 

Sementara itu, aplikasi pestisida kimia sintetis selain membunuh hama juga membunuh organisme lain yaitu serangga-serangga baik yang menjadi musuh alami hama. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka ekosistem akan rusak dan pertanian tidak akan lestari dan berkelanjutan.

Berdasarkan hal tersebut, tercetus upaya mengembalikan kesehatan alam, keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan, dengan melaksanakan program “Budidaya Tanaman Sehat”. 

Budidaya Tanaman Sehat merupakan metode budidaya tanaman yang diadopsi dari salah satu prinsip PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang memadukan semua teknologi budidaya berbasis ramah lingkungan sehingga dihasilkan tanaman yang sehat dan aman dikonsumsi oleh manusia. Berawal dari tanaman yang sehat ini, maka akan menjadi makanan sehat yang mendukung pola hidup sehat masyarakat.

Budidaya Tanaman Sehat mempunyai prinsip sebagai berikut :

  • Perbaikan kesuburan tanah

Perbaikan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk organik dan kapur pertanian. Penggunaan pupuk organik dimaksudkan untuk perbaikan fisik dan kimia tanah guna peningkatan kesuburan tanah. 

Pemberian kapur pertanian (dolomit) pada lahan sawah dimaksudkan untuk meningkatkan pH tanah menjadi netral guna peningkatan struktur tanah. Dengan pH tanah yang netral dan adanya pupuk organik, maka akan meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, merangsang populasi dan aktifitas mikroorganisme tanah, bahkan dapat menetralisir senyawa-senyawa beracun baik organik maupun anorganik.

  • Pengolahan tanah yang tepat

Pengolahan tanah dilakukan secara bertahap dengan waktu kisaran antara 15 – 21 hari agar diperoleh lapisan tanah yang siap ditanami. Tahap pertama adalah pembalikan lapisan tanah agar terjadi proses fermentasi sisa tanaman di dalam tanah. Tahap kedua, proses penggemburan atau proses pencampuran bahan organik dengan tanah hingga bahan menyatu dengan lapisan olah tanah dan membentuk lumpur. Pada tahapan ini diaplikasikan pupuk organik dan kapur pertanian (dolomit), dan dibiarkan sekitar 7 hari. Tahap ketiga, proses perataan permukaan tanah agar lapisan tanah benar-benar siap ditanami padi pada saat tanam dilaksanakan.

  • Penggunaan Bibit Varietas Unggul

Benih yang akan ditanam dipilih benih yang lebih tahan/toleran terhadap serangan hama. Benih yang akan disemai diseleksi terlebih dahulu dan direndam dengan air bersih selama semalam serta diperam selama satu hari sampai tumbuh calon batang serta akar. Selanjutnya benih direndam dengan Agensia Hayati selama 10 – 15 menit dan disebar di persemaian. Setelah berumur 15 – 25 hari setelah sebar, bibit ditanam dengan jarak tanam yang dianjurkan menggunakan sistem tanaman jajar legowo 2:1 atau 4:1.

  • Penanaman Refugia

Refugia adalah mikrohabitat buatan yang ditanam dalam lahan pertanian sebagai salah satu upaya konservasi musuh alami terutama parasitoid dan predator di pertanaman. Fungsi refugia adalah tempat berlindung sementara dan penyedia tepungsari makanan alternatif berbagai musuh alami. Refugia yang ditanam adalah yang berbunga, seperti tanaman bunga matahari, kenikir dan bunga kertas (zinnia) karena mempunyai warna bunga yang mencolok dan diminati serangga musuh alami.

  • Pengendaliaan Hama dan Penyakit

Pengamatan secara rutin dilakukan, agar keberadaan OPT diketahui sejak awal. Aplikasi Agensia Hayati dianjurkan pada saat tanaman berumur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam. Pengendalian OPT dilakukan sesuai dengan Prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Jika populasi masih rendah, aplikasi menggunakan Agensia Hayati atau Pestisida nabati. 

Jika populasi sudah diatas ambang pengendalian, dapat digunakan insektisida kimia secara bijaksana. Penyiangan gulma dilakukan sesuai dengan kondisi pertanaman. Khusus daerah endemis WBC, PBP dan Kerdil rumput/hampa dianjurkan diaplikasikan karbofuran. Dan daerah endemis penyakit BLB/Kresek dan Blast dianjurkan diaplikasikan Phaenibacillus polimixa. 

Demikian beberapa prinsip budidaya tanaman sehat pada padi, yang bertujuan agar diperoleh padi yang benar-benar berkualitas baik, aman konsumsi dan sehat. Budidaya Tanaman Sehat pada padi akan menjadi solusi hidup sehat yang harus selalu kita jaga untuk keberlangsungan masyarakat yang sehat, serta terwujud pembangunan pertanian berkelanjutan.

Ditulis Oleh : Agustin Isnaini Mujahidah

Mahasiswa Pasca Sarjana

Magister Penyuluhan Pertanian

UNSOED Purwokerto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun