Buku siswa untuk pelajaran matematika pada kurikulum 2013 mempunyai tujuan bagus seperti memberikan kerangka berpikir yang benar, membentuk daya nalar, dan keterampilan memecahkan masalah dalam kehidupan. Akan tetapi saya melihat buku siswa matematika kurikulum 2013 memiliki sejumlah kesalahan dan perlu direvisi. Revisi ini sangat perlu karena buku ini menjadi pegangan bagi siswa untuk mereka pelajari selama 3 tahun mendatang. Berikut kesalahan-kesalahan pada buku matematika dan hal-hal yang terkait dengannya yang perlu dilakukan revisi:
1. Urutan Materi
Beberapa materi pada buku tersebut susunannya masih tidak runtut seperti:
Materi transformasi diajarkan di semester 2 kelas 7 padahal perlu materi prasyarat sistem koordinat yang ternyata malah dipelajari di kelas 8 dan 9.
Materi persamaan linier satu variabel diajarkan di semester 2 kelas 7 padahal materi ini menjadi prasyarat untuk mempelajari materi sudut dan himpunan yang ternyata dipelajari di semester 1 kelas 7.
Pada materi bilangan untuk kelas 7 semester 1 terdapat materi bilangan berpangkat yang menurut saya lebih tepat diajarkan di kelas 9 semester 1 supaya sinkron dengan materi bilangan berpangkat dan bentuk akar.
2. Keluasan Materi
Materi matematika pada K-13 lebih banyak daripada KTSP padahal waktu penyelesaiannya sama yaitu 1 tahun pelajaran. Hal ini dikhawatirkan materi itu tidak bisa selesai dan dilemparkan ke siswa untuk belajar sendiri atau jikalau selesai maka materi yang diajarkan tidak dalam dan kita kurang peduli siswa paham ataupun tidak. Berikut ini saya berikan contoh perbandingan materi pada K-13 dan KTSP hanya untuk kelas 8 semester 2 Â
KTSP Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â K-13
Lingkaran                  Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Garis Singgung Lingkaran      Persamaan Kuadrat
Bangun Ruang Sisi Datar       Lingkaran
                        Bangun Ruang Sisi Datar
                        Perbandingan
                        Peluang
3. Urutan Tingkat Kesulitan Contoh Soal dan Soal Latihan
Cara mempelajari materi matematika haruslah bertahap, siswa mempelajari soal dari yang termudah sampai yang tersulit. Di buku matematika K-13 tidaklah selalu demikian. Pada beberapa materi terjadi contoh soal maupun soal latihan yang susunan tingkat kesulitannya terbalik, dari yang sulit, mudah, kemudian sedang.
4. Contoh Soal Tidak Mampu Digunakan Untuk Menyelesaikan Soal-Soal LatihanÂ
Contoh-contoh soal pada buku siswa tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal latihan karena pada soal latihan terdapat soal-soal olimpiade dan ini tidak bisa menjadi konsumsi semua siswa. Sering guru tidak bisa menyelesaikan soal karena memang tingkat kesulitan soal tersebut sangat tinggi.
5. Analisis Waktu yang Tidak Cocok Dengan Kalender Akademik Pendidikan
Ketika saya mengikuti pelatihan guru untuk K-13, kita diberikan analisis waktu untuk menyelesaikan materi pada buku siswa dan ketika kita hitung dengan kalender akademik ternyata waktunya kurang. Sebenarnya tidak perlu melihat kalender akademik saja sudah bisa ketahui seperti pada perbandingan materi yang saya sampaikan pada poin 2.
Sebagai gambaran nilai rata-rata nasional UN matematika di bawah 60 itupun masih ada kecurangan seperti bocornya soal, kongkalikong antar pengawas, percakapan lewat medsos ketika mengerjakan soal UN dsb. Jika KTSP dengan materi yang lebih sedikit nilai rata-rata UN masih jelek, maka materi yang lebih banyak pada K-13 apa bisa menjamin nilai rata-rata UN menjadi lebih baik. Semoga sedikit yang saya sampaikan tadi bisa bermanfaat bagi penulis buku matematika K-13 dan harapannya kita membuat buku pegangan untuk siswa perlu dipertimbangkan tingkat kemampuan siswa. Majulah pendidikan di Indonesia!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI