Mohon tunggu...
Agustijanto Indrajaya
Agustijanto Indrajaya Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog

tinggi 160 cm

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Temuan Dua Arca Tokoh dari Bahan Terakota di Tegal

19 Mei 2021   10:56 Diperbarui: 19 Mei 2021   10:58 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Temuan arca tokoh dari Tegal tergolong langka dan unik karena arca ini terbuat dari terakota penuh, (tidak ada rongga pada bagian dalam arca terakota).  Arca ditemukan sebanyak 2 buah hanya saja kondisinya sudah hancur sebagian, pada arca pertama yang tersisa hanya bagian atas sampai pinggang sedangkan arca tokoh kedua bagian kepala sudah hilang.   Kedua arca ini ditemukan di Situs Candi Batu Gong , Bolak Menjangan, Pager Barang, Tegal.  Di situs ini masih terlihat gundukan tanah dengan sebaran fragmen bata yang lokasinya berada sekitar 100 meter sebelah selatan dari Sungai Pager Wangi.  Di atas gundukan itu berdiri yoni yang disebut dengan "batu gong" berukurannya 64 x 64 x 75 cm.

Arca tokoh pertama digambarkan dalam posisi duduk hanya saja bagian pinggang ke bawah sudah rusak.  Tangan kanan hanya menyisakan bagian lengan sedangkan tangan kiri bagian telapak tangannya sudah  rusak.  Tokoh digambarkan memakai mahkota dan jamang pita lebar.  Memakai anting anting tali yang pada ujungnya dihiasi dua bandul.  Kalung pita lebar tetapi pada bagian depan ada hiasan yang menjuntai ke bawah, upawita ganda berupa pita lebar berakhir di depan ikat perut yang juga berupa pita lebar. Kelat bahu ada dua, satu di bagian paling atas lengan berupa pita lebar dan satu kelat bahu lainnya di lengan dengan hiasan simbar di bagian samping.  Di atas pundak kiri dihiasi oleh teratai kuncup. Sandaran arca persegi empat dengan bagian atas membulat. Tinggi tersisa sekitar 47 cm .

Arca tokoh kedua dalam posisi duduk bersila dengan kaki kanan di bagian depan. Bertangan dua diletakan di atas paha namun kedua telapak tangan sudah rusak.memakai upawita tali polos demikian juga dengan ikat perut berupa tali polos.Memakai kain tebal yang diikat di depan perut dan simbar tebal dibiarkan menutup sampai ke kaki. Kelat bahu berupa tali polos di lengan bagian atas. Tampaknya memakai sandaran arca hanya saja sudah rusak. Tinggi tersisa sekitar 33 cm. 

Arca Tokoh 2 dari Terakota (Foto koleksi penulis)
Arca Tokoh 2 dari Terakota (Foto koleksi penulis)

Secara ikonografi, jelas kedua arca tokoh ini memiliki atribut dari masa Hindu Buddha, namun tidak ada atribut yang dapat menghubungkan dengan dewa tertentu di dalam Hindu-Budda, oleh karenanya lebih cocok jika disebut sebagai arca tokoh saja.  Secara gaya seni, mungkin lebih dekat ke gaya seni Jawa Tengah dibandingkan dengan Majapahit.  Namun tidak benar benar mencerminkan gaya seni Jawa Tengah seperti yang dikenal pada arca-arca seni Jawa Tengah pada umumnya. Seperti cara menggambarkan kain dari pinggang sampai menutup kaki yang terkesan tebal dan berat pada arca tokoh 2, tidak umum pada seni arca Jawa Tengah.

Seni arca terakota mencapai puncaknya pada masa Kerajaan Majapahit, dimana pada periode ini dihasilkan berbagai karya seni terakota yang luar biasa.  Mulai dari peralatan rumah tangga, berbagai bentuk figurin sampai ornament bangunan yang terbuat dari tanah liat ditemukan.  Namun seni arca yang paling dominan pada masa Majapahit berbentuk  figurin berukuran tinggi sekitar 8-12 cm, sejauh ini  arca terakota berukuran tinggi di atas 20 cm tergolong jarang.  Kalaupun ada, cara pembuatannya tidak masif tetapi kosong pada bagian dalamnya. 

Sebagai perbandingan, seni arca terakota yang berukuran besar ditemukan di Situs Bumiayu, Palembang yang dipertanggalkan sekitar abad ke-9-13 M. Di situs ini ditemukan satu makara dengan seorang pertapa di dalam mulut makara yang juga berukuran besar. Selain itu ditemukan juga kala, ornament bangunan yang semuanya terbuat dari terakota berukuran besar.   

Makara Terakota dari Candi Bumiayu,Palembang (foto koleksi penulis)
Makara Terakota dari Candi Bumiayu,Palembang (foto koleksi penulis)

Dengan demikian, temuan arca terakota dari Tegal dan arca Terakota dari Situs Bumiayu, Palembang menegaskan kembali bahwa seni arca terakota berukuran besar sudah dapat diproduksi jauh sebelum sebelum masa Majapahit. Hanya saja mulai popular pada masa Majapahit karena penggunaan seni arca sudah tidak diabdikan untuk kepentingan agama saja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun