Mohon tunggu...
Agustian Aditya Pratama
Agustian Aditya Pratama Mohon Tunggu... Sejarawan - Panjang umur Pendidikan

Suka sejarah, Traveling dan Penulis amatir.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Politik, Anak Muda, dan Demokrasi Kita Bersama

24 November 2020   00:02 Diperbarui: 9 November 2021   14:12 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Partisipasi politik anak muda sumber gambar : beritagar.id

Jika melihat perspektif politik anak muda di Indonesia pastilah yang mereka pikirkan yaitu membosankan, korup dan penuh dusta,.

Hal ini tidak lain dan tidak bukan terbentuk karena sistem politik di Indonesia yang sudah tidak mendapatkan kepercayaan dimata sebagian rakyat Indonesia, salah satunya yaitu dari anak-anak muda. 

Padahal jika dilihat dari sisi historisnya, anak-anak muda ini sebenarnya sudah berperan penting dalam percatutan dunia politik sejak dulu, sebut saja Mohammad Hatta yang sudah mendirikan Perhimpunan Indonesia sejak usia 25 tahun, sepak terjangnya pun bisa dibilang luar biasa pada saat itu dan sering menjadi buronan bagi pemerintah Hindia Belanda pada jamannya. 

Selain beberapa anak muda yang sudah mendirikan partai pada usia belia, anak-anak muda dulu sudah berinteraksi dan membentuk komunitas yang berunsur politis bahkan dalam sejarahnya pun kemerdekaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari unsur politis.

Hal ini ditegaskan dengan adanya peristiwa Rengasdengklok yang melibatkan golongan muda dan golongan tua yang didalamnya terdapat unsur politis dan kepentingan pada saat itu demi terbentuknya sebuah negara kesatuan yang bernama Indonesia. 

Peran anak muda dalam politik sejak dulu tidak bisa diremehkan begitu saja, mungkin kita pernah mendengar peristiwa reformasi yang mengakibatkan jatuhnya presiden Soeharto pada saat itu. 

Anak-anak muda yang didominasi deretan mahasiswa melakukan demonstrasi besar besaran dan menuntut mundurnya presiden soeharto yang saat itu berkuasa, kemunduran soeharto tak lain dan tak bukan disebabkan karena buruknya sistem politik dan demokrasi pada saat itu serta merosotnya perekonomian masyarakat pada saat itu.

Inilah yang akhirnya menggerakan ribuan mahasiswa berdemonstrasi dan menuntut reformasi pada saat itu. Dari sisi historis peran anak muda sangatlah penting dalam segi politik negeri ini.

Namun pasca reformasi keterlibatan anak muda dalam hal politik bisa dibilang mengalami penurunan. Hal tersebut menjadi sebuah problematika besar bangsa kita kedepannya jika anak muda mulai acuh terhadap politik di negeri sendiri.

Hal tersebut dapat merusak sistem demokrasi karena sedikitnya keterlibatan masyarakat dalam pengambilan kebijakan dan berdampak buruk bagi sistem politik dan demokrasi di Indonesia ini. Kurangnya keterlibatan anak muda akan mengakibatkan pengambilan kebijakan yang sewenang wenang oleh elite politik kedepannya. 

Hal ini menjadi sebuah problematika yang harus diatasi ditengah tekanan globalisasi di dunia ini. Keterlibatan anak muda dalam politik bisa kita lihat pada anak muda di Amerika Serikat misalnya.

Mereka menggunakan platform tiktok sebagai alat untuk mengekspresikan pendapat mereka atau mungkin kita bisa melihat keterlibatan anak muda di Amerika Serikat pada saat peristiwa Black Live Matters. Hal ini sudah cukup menjadi contoh besar politik dan demokrasi yang sehat di Amerika sana. 

Hal tersebut sangat berbeda dengan keterlibatan politik anak muda di Indonesia, mereka cenderung bosan dengan sesuatu yang berbau politik padahal keterlibatan anak muda dalam politik sangatlah diperlukan. Anak muda di Indonesia menginginkan politik yang sehat namun tidak mau  mencoba belajar politik dan berusaha merubah sistem politik yang korup di negeri ini. 

Padahal jika anak muda mau merubah sistem politik di negeri ini bisa saja ke depannya akan lebih baik dan jauh dari lingkaran oligarki elite politik di negeri ini.

Survei membuktikan hanya sebesar 4 persen saja anak muda yang bisa tembus ke DPR RI dari sekian ratus kursi yang ada. Jika anak muda di negeri ini mau berbenah dan belajar tentang politik, bukan tidak mungkin kedepannya negeri ini akan adil dan sejahtera karena pengambilan kebijakan yang lebih baik.

Namun hal tersebut juga semata mata bukan kesalahan dari para anak muda secara mutlak, ada beberapa hal yang mendasari rendahnya kesadaran politik pada anak muda di Indonesia ini. 

Beberapa hal yang mendasari kurangnya keterlibatan anak muda adalah kurangnya pendidikan yang mengajarkan kesadaran berpolitik untuk anak anak muda, kurangnya pelatihan tentang kesadaran berdemokrasi pada ruang ruang terbuka.

Kurangnya kesadaran partai politik dalam melihat anak-anak muda sebagai aset penting dalam berpolitik, serta kurangnya tingkat kepercayaan golongan tua kepada golongan muda dalam pengambilan kebijakan (biasanya sering terjadi didesa desa) hal ini memicu ketidaksukaan para anak anak muda dalam berpolitik dan menyampaikan pendapat. 

Sampai kapan sistem politik dan demokrasi di negeri ini kembali sehat? jawabanya ada ditangan para generasi muda sekarang dan para generasi generasi muda berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun