PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
(Kesimpulan dan Refleksi. Koneksi Antar Materi Modul 1.1
Program Guru Penggerak Angkatan 11)
Oleh : Â Agus Triono
Salam dan bahagia !
Bagi bangsa Indonesia siapa yang tak mengenal Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah salah satu pahlawan nasional yang pada zamannya memperjuangkan pendidikan untuk rakyat Indonesia. Dari pemikiran-pemikiran beliau kita banyak mendapatkan nilai-nilai yang dijadikan pedoman untuk Pendidikan Indonesia di masa kini dan masa depan. Tiga pilar yang sangat relevan hingga saat ini adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani. Selain itu juga banyak hasil pemikiran beliau yang lainnya.
Ki Hajar Dewantara membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran adalah proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hajar Dewantara juga  memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.
Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, Ki Hajar Dewantara mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik, bisa tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.
Ki Hajar Dewantara mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntun anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad ke-21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya murid di Indonesia. Ki Hajar Dewantara mengingatkan bahwa pengaruh dari luar harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Dalam proses menuntun, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai pamong harus tetap memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara cipta (kognitif), karsa (afektif) sehingga menciptakan karya (psikomotor).
Refleksi
Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
Sebelum mempelajari Modul 1.1 tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara, penulis sebagai guru masih memandang siswa hanya boleh mengikuti apa yang disampaikan atau diarahkan oleh gurunya saja. Sumber belajar hanya berpusat pada guru dan buku. Siswa hanya disibukkan menyelesaikan tugas-tugas yang terlalu banyak diberikan oleh guru. Guru juga terlalu banyak menggunakan metode ceramah, guru jarang membuka diskusi dengan siswa, selain itu kadang guru dalam pembelajaran kurang menyenangkan sehingga bisa mengarah kebosanan di kelas. Â
Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
Banyak pengetahuan yang penulis dapatkan setelah mempelajari modul ini adalah pemikiran yang berubah khususnya dalam membangun suasana pembelajaran di kelas yang lebih bervariasi, sumber belajar bisa juga dari lingkungan sekitar, mencoba pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik. Membuka diri untuk selalu saling berbagi gagasan dan berkolaborasi  dengan rekan guru. Selain itu menyadari bahwa anak mempunyai kodrat alam dan kodrat zaman sehingga berusaha memfasilitasi kebutuhan siswa. Anak mempunyai minat, bakat, dan potensi yang berbeda-beda maka tugas penulis sebagai guru adalah membimbing, mengarahkan mereka untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Dari segi perilaku, penulis merasa perlu terus mengembangkan diri dan selalu terbuka untuk hal-hal baru yang bermanfaat.
Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas anda mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara?
Beberapa hal yang akan segera penulis terapkan di kelas yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara antara lain yaitu berusaha mendesain pembelajaran yang menarik, melakukan pemetaan minat potensi siswa yang nantinya bisa membantu untuk menentukan diferensiasi dalam pembelajaran. Selain itu saling berkolaborasi dengan rekan guru dalam membudayakan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Â
Dari uraian singkat pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dan jawaban-jawaban penulis atas refleksi bisa digarisbawahi bahwa pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat tepat diterapkan pada siswa kita. Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan menjadikan siswa senang dan gembira dalam pembelajaran. Sehingga harapannya tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H