Mohon tunggu...
Agus Triono
Agus Triono Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, pegiat sastra dan teater

Seorang pendidik di salah satu SMP di Purbalingga. Aktif berkesenian terutama di bidang seni sastra dan teater. sering menggunakan nama panggung Agustav Triono.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Sanggar Budidoyo Bersama Katasapa Purbalingga Menggelar Ngaji Budaya

2 April 2024   10:59 Diperbarui: 2 April 2024   11:05 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sanggar Budidoyo Bersama Katasapa Purbalingga  Menggelar Ngaji Budaya

Sanggar Budidoyo bersama Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga dan didukung Dewan Kesenian Purbalingga (DKP) menggelar Ngaji Budaya Sabtu (30/03/2024). Kegiatan yang disajikan adalah pentas seni baca puisi, monolog dan wayang. Pentas seni yang digelar setelah shalat tarawih di Sanggar Budidoyo, Kembaran Kulon, Purbalingga tersebut menurut Trisnanto, koordinator acara bertujuan selain sebagai silaturahmi juga wahana ekspresi di bidang seni.

Sajian seni diawali pembacaan puisi oleh Agustav Triono. Pegiat seni Katasapa Purbalingga itu membaca secara ekspresif puisi berjudul Doa Malam Sunyi, karyanya sendiri. Selanjutnya bergulir penampilan seni lainnya. Windu Setyaningsih, penyair Purbalingga dengan penuh penghayatan membaca puisi bertema religius.

dok.DKP
dok.DKP
Tak mau kalah dengan seniornya, Syafiq Corak yang juga pegiat Katasapa membaca puisi secara dramatik. Selanjutnya Trisnanto Budidoyo, pengelola Sanggar Budidoyo bermonolog yang bercerita tentang ketuhanan.
dok.DKP
dok.DKP
Sebagai tampilan pamungkas adalah pentas Wayang Kleang dari Ki Tejo Asmoro. Ki Tejo membawakan cerita Banjaran Karna. Ada yang menarik dari pentas wayang tersebut yaitu wayang yang digunakan dari daun. Penampilan Ki Tejo menarik dan mendapat perhatian lebih dari penonton. Menurut Ki Tejo dalam penampilannya tersebut sengaja mengeksplorasi daun sebagai wayangnya. "Meski saya memainkan secara eksperimental tapi dari ceritanya sesuai alur pakem," imbuhnya.Wendro Tanjung, yang menggarap artistik dan ikut mengiringi musik pentas wayang kleang berharap pentas seni semakin sering di adakan di Sanggar tersebut. "Selain sebagai ajang ekspresi juga sarana bertegur sapa antarseniman, " katanya. Acara ditutup dengan diskusi santai seni budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun