Mohon tunggu...
Agustanto Imam Suprayoghie
Agustanto Imam Suprayoghie Mohon Tunggu... Administrasi - Konsultan Komunikasi di Republik Ini

berusaha mendisiplinkan diri, dengan menjadi diri sendiri, bersikap lebih baik, selalu memandang bahwa tidak ada sebuah kelebihan tanpa kekurangan, dan tidak ada kesempurnaan tanpa kesalahan, masa depan adalah tantangan, dan itu harus ditaklukkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Covid, PHK dan Covid (Lagi?)

29 Juni 2021   13:22 Diperbarui: 29 Juni 2021   13:45 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Juni 2021. Saya mulai menarik diri dari aktifitas kantor. kurang satu bulan masa kontrak kerja saya. dan tepat satu bulannya, saya tidak menerima pemberitahuan apapun terkait nasib saya kedepannya di kantor tersebut. Jadi, harus tahu diri. Lebih baik rekan-rekan yang masih memegang kontrak panjang hingga Desember 2021 yang mengawal kegiatan-kegiatan di tim kami. Saya pun juga enak nantinya meninggalkan kantor ini. Tidak membawa Pekerjaan Rumah. Jikapun ada PR, juga ndak mungkin. lah setaun ini saya cuman 'ditugasi' satu kegiatan saja. Lainnya? mung saran sebatas informasi dan ide...yang eksekusi? terserah eselon sama team leader saya.

Di awal Bulan Juni tersebut, ada kegiatan offline. Tajuknya; Verifikasi Laporan Tahunan. BPK datang, utusan dari kementerian/lembaga yang diundang pun datang. Seharian di hotel. lebih dari 30 orang berkumpul. Satu tempat. Full AC. Esoknya? empat orang kedapatan positif. empat-empatnya? seksi paling sibuk di kantor. Seksi administrasi, keuangan yang kadang merangkap pula jadi anggota de facto tim komunikasi.  Kawan-kawan saya pinter-pinter kan. multitasking dan multitalenta. Tapi, kena covid.

Pertengahan Juni 2021. Dikejutkan banyak kabar saya. di whatsaap, di facebook, bahkan tetangga dekat. Mereka, satu persatu, tumbang. kena Covid. ada yang masih muda, ada pula yang meninggalkan anak dan istrinya begitu saja. Bahkan ada yang pagi baru telepon dengan saya, sorenya udah meninggal. Sembari baca sliweran informasi-informasi ini, bunyi ambulans meraung-raung sayup terdengar. Sama. Saat pagi berangkat ke Jakarta, melalui Tol...Ambulans lewat tak henti. Pulangnya juga.

Mendekati akhir Juni 2021.  Tiap pagi, ada kebiasaan baru yang saya lakukan. Menelepon adik. Hari ini, tepat 11 hari sejak dinyatakan positif covid. Dia memilih isolasi mandiri. Ndak tega katanya. Saat kedapatan positif, adikku sempat ke IGD RSUD Pasar Minggu. Malam hari. Sampai sana? syok. Lihat antrian orang sakit menunggu panggilan. Telepon masuk. Mengabarkan; Kantor tempat penempatan baru saya, lockdown. Satu ruangan, di lantai yang sama, 10 orang terkena covid. Sliweran timeline twitter juga kubaca, Wapres dibully abis. Bikin statemen ayo ke raja ampat rame-rame, jangan lupa protokol kesehatan. Sense of Crisisnya absen kek nya. 

Hidup terus berjalan. Covid juga begitu. Terus memakan korban. Negara lumpuh. Tak ada anggaran cukup untuk melockdown dan menanggung biaya makan masyarakatnya. 

hidup terus berjalan...menjelang lockdown, nasib ku di tempat yang lama juga akan terlockdown..tinggal menunggu waktu, semoga sehat semua ya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun