Seluruh keluarga di dalam satu rumah tangga berhak menerima bantuan tunai jika memenuhi kriteria kepesertaan program dan memenuhi kewajibannya.Â
Persyaratan ini tergantung dari anggota keluarga yang menerima bantuan. Secara umum, persyaratan dibuat agar calon penerima bantuan dapat hadir di layanan kesehatan dan/atau di sekolah dengan akumulatif tingkat kehadiran 80-100%.Â
Secara jangka pendek, PKH diharapkan mampu membantu mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sangat miskin (dampak konsumsi langsung). Sementara, secara jangka panjang, dana tunai yang diberikan tersebut adalah investasi bagi generasi masa depan melalui peningkatan kesehatan dan pendidikan (dampak pengembangan modal manusia).Â
Kombinasi bantuan jangka pendek & jangka panjang ini adalah strategi pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan bagi para penerima PKH ini selamanya.
PKH dinilai Bank Dunia  sebagai program yang efektif dan efisien untuk mengurangi kemiskinan serta menurunkan kesenjangan antarkelompok miskin. PKH juga dinilai sebagai program dengan tingkat efektivitas paling tinggi terhadap penurunan koefisien kemiskinan.Â
Selain Bank Dunia, hasil penelitian lain yang dilakukan lembaga-lembaga internasional juga menunjukkan fakta bahwa PKH mampu mengangkat penerima manfaat keluar dari kemiskinan dan meningkatkan konsumsi keluarga. Bahkan, lebih luas lagi, PKH mampu mendorong para pemangku kepentingan di Pusat dan Daerah untuk melakukan perbaikan infrastruktur kesehatan dan pendidikan.
selama 12 tahun PKH diimplementasikan, penyempurnaan business process didalamnya dilakukan diantaranya dengan  penyempurnaan proses bisnis, perluasan target, dan penguatan program komplementer. Harus dipastikan bahwa KPM PKH mendapatkan subsidi BPNT, jaminan sosial KIS, KIP, bantuan Rutilahu, pemberdayaan melalui KUBE.Â
Termasuk berbagai program perlindungan dan pemberdayaan sosial lainnya, agar keluarga miskin segera keluar dari kungkungan kemiskinan dan lebih sejahtera. Jadi, intervensi yang saling-silang pada KPM ini yang sebetulnya ikut berkontribusi dalam memberikan jaminan KPM PKH terputus dari jebakan kemiskinan struktural.
Pendidikan adalah Kunci
Menjelaskan relasi  kemiskinan dan pendidikan dalam kerangka teori dapat dipahami bahwa kemiskinan adalah hambatan bagi pencapaian pendidikan pada tingkat makro maupun mikro. Pada tingkat makro, negara miskin secara umum memiliki tingkat partisipasi pendidikan (enrolment rate) yang rendah. Sementara di level mikro, anak-anak dalam rumah tangga miskin cenderung sedikit mendapat pendidikan.Â
Rendahnya pendidikan, keahlian dan ketrampilan, serta minimnya pengenalan terhadap teknologi adalah hambatan sumber daya manusia yang menjadi salah satu penyebab kemiskinan selain hambatan struktural, institusional, dan keadaaan sosial budaya.Â