Mohon tunggu...
Agustanto Imam Suprayoghie
Agustanto Imam Suprayoghie Mohon Tunggu... Administrasi - Konsultan Komunikasi di Republik Ini

berusaha mendisiplinkan diri, dengan menjadi diri sendiri, bersikap lebih baik, selalu memandang bahwa tidak ada sebuah kelebihan tanpa kekurangan, dan tidak ada kesempurnaan tanpa kesalahan, masa depan adalah tantangan, dan itu harus ditaklukkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sumba Sebar Energi Baik dengan Gagasan Mengajar Inovatif

8 Agustus 2018   11:00 Diperbarui: 8 Agustus 2018   11:24 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan tanpa berusaha menyalahkan siswanya dan berbekal hasil pelatihan yang dilakukan oleh Kemendiknas melalui program INOVASI, Syarif sadar, bahwa siswanya mengalami kebosanan dalam mengikuti proses belajar, khususnya yang membahas tentang literasi. Syarif lalu berusaha mencoba menggabungkan penggunaan kartu baca yang ia modifikasi menjadi Kartu Kata dan Kartu Kalimat, dengan Puisi sederhana hasil ciptaannya. Hasilnya cukup menggembirakan. Respon siswa terhadap metodenya terbukti mampu secara ilmiah meningkatkan kemampuan mereka membaca puisi dengan ekspresi dari 72% menjadi 86%. Lanipesi juga direspon positif oleh 95% siswanya. Rata-rata jika ada siswa yang merespon negatif, mereka ternyata tidak masuk kelas saat pertemuan awal metode ini dilaksanakan di kelas. 

Binatang berbicara di SD Pogotena 

Jika pernah melihat televisi atau film-film documenter yang memutar bagaimana kondisi lingkungan Sekolah Dasar era 70-an, maka anda secara otomatis akan di-reminder- pada jaman tersebut saat melihat lingkungan SD Negeri Pogo Tena. Untuk sampai ke SD yang baru resmi menyandang status Negeri pada tahun 2016 ini tidak susah jika mau bertanya. Dari Bandar Udara Tambolaka, Sumba Barat Daya, SD ini kira-kira berjarak 30 menit perjalanan ke arah pantai Mananga Aba yang tersohor di manca negara karena pemandangannya yang eksotis. Dari jalan beraspal yang mulus, berpindah menjadi jalan berpasir penuh debu jika kemarau, serta harus melintasi kebun jagung dan area perkebunan Jambu Mete penghasil kacang Mente menjadi penghias perjalanan ke SD Pogotena. Di SD inilah metode binatang berbicara ditemukan dan diujicoba. Penggagasnya seorang ibu guru berusia 42 tahun pengajar kelas dua; Ibu Heni.

Metode ini ditemukan akibat seringnya lapangan SD Pogo Tena digunakan sebagai tempat menggembala hewan ternak serta tempat anjing liar berkeliaran. Ternak, jika merujuk pada adat istiadat masyarakat Sumba, maka itu artinya adalah Kuda, Sapi, Domba, Babi dan Kerbau. Keberadaan hewan ternak ini sangat mengganggu konsentrasi siswa Ibu Heni saat mengajar. Bagaimana tidak, baru lima belas menit proses belajar mengajar dimulai, hewan-hewan ini tanpa perlu mengetuk pintu kelas Ibu Heni yang memang harus terbuka, mendadak nyelonong ke dalam kelas. Pernah suatu waktu pintu kelas yang diajar Henny ditutup. Akibatnya, siswa-siswa juga makin tidak dapat berkonsentrasi. Jalur keluar masuknya udara satu-satunya adalah melalui pintu kelas tersebut. Sementara, SD Pogo Tena berada di tengah-tengah perkebunan. Bisa dibayangkan; siswa yang harusnya menggunakan bukunya sebagai alat tulis, mengalihfungsikan buku tersebut menjadi alat pencipta hawa sejuk bagi dirinya. Ibu Henny kemudian mencoba berpikir bagaimana menggunakan hewan-hewan tersebut sebagai media pembelajaran yang mampu membantu siswanya berkonsentrasi mengikuti pelajaran sekaligus belajar membaca dan mengenal sekitarnya. Metode ini dinamakan Binatang berbicara. Bagaimana metode ini dilaksanakan, dapat dilihat pada diagram berikut. 

binatang-bicara-png-5b6a69575a676f2c2272fd12.jpg
binatang-bicara-png-5b6a69575a676f2c2272fd12.jpg
Di forum pameran dan gelar karya, Ibu Henny yang turut menjaga display alur gagasan mengajarnya tersebut dengan antusias menerangkan bahwa strateginya ini juga bisa digunakan oleh sekolah dasar yang tidak dikunjungi hewan ternak. Ide ini cukup menarik, karena bisa menjadikan akar masalah menjadi sebuah media dukung dalam proses belajar mengajar. 

Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Ndara Tangguh Kaha menyampaikan apresiasi terhadap ide-ide cerdas yang muncul dari guru-guru peserta kegiatan ini. Permasalahan yang kerap dikeluhkan oleh sebagian besar pengajar yang berada di wilayah serba kekurangan, serba susah dan serba terbatas macam di Sumba, ternyata dapat dipecahkan melalui ide-ide kreatif dengan menggunakan media seadanya yang tidak perlu mahal, tetapi dapat ditemukan gratis di sekitar tempat mengajar. 

"Sebuah energi yang baik, bagaimanapun harus disebarkan dalam kegelapan. Walaupun itu kecil, jika memang diperlukan dan mampu dipergunakan secara optimal, pasti akan menyebar, memberikan kebaikan kepada sekitarnya." Ujar Pak Ndara yang sebentar lagi habis masa jabatannya tersebut. 

Dan kebaikan ini terbukti direspon secara baik oleh masyarakat Sumba Barat Daya. Kekreatifan guru-guru ini dalam menguji gagasannya, memperoleh ganjaran komitmen dari seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan sektor Pendidikan. Ganjaran yang diperoleh tidak main-main. Keluh kesah para guru peserta kegiatan tentang berbagai hal yang terjadi di sekolahnya kepada pemangku kepentingan yang hadir saat itu, ditindaklanjuti melalui janji dari pemangku kepentingan untuk memberikan alokasi yang besar terhadap upaya meningkatkan mutu kualitas pendidikan di Sumba Barat Daya, khususnya dalam membantu menghapus stigma ketertinggalan kemampuan membaca anak. Alokasi tersebut nantinya akan menyasar kepada guru-guru PAUD, dan kelas awal di SD-SD se-Sumba Barat Daya melalui pelatihan pengembangan kapasitas, memperketat proses pengawasan berbasis territorial serta penyediaan sarana buku dan alat tulis yang mendukung kegiatan literasi dan numerasi di Sekolah Dasar se-Sumba Barat Daya, khususnya di SD-SD yang berada di wilayah jauh dari perkotaan. 

Inilah energi yang akan menjadi penerang bagi Sumba untuk keluar dari gelapnya ketertinggalan. Energi yang konsisten menjadikan inovasi strategi pembelajaran dengan segala keterbatasan yang bisa menciptakan calon-calon pemimpin Indonesia di Indonesia. Energi baik yang disebarkan oleh mereka, para guru yang berdedikasi pada tugas mulianya, para guru BAIK, untuk Indonesia yang lebih baik.()

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun