Mohon tunggu...
Agustanto Imam Suprayoghie
Agustanto Imam Suprayoghie Mohon Tunggu... Administrasi - Konsultan Komunikasi di Republik Ini

berusaha mendisiplinkan diri, dengan menjadi diri sendiri, bersikap lebih baik, selalu memandang bahwa tidak ada sebuah kelebihan tanpa kekurangan, dan tidak ada kesempurnaan tanpa kesalahan, masa depan adalah tantangan, dan itu harus ditaklukkan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Jejak Digital Mobil Nasional

6 April 2018   08:35 Diperbarui: 6 April 2018   09:28 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam status Facebook yang saya tulis kemaren (5/04/18), saya penasaran sekali dengan kebijakan Mobil Nasional. Agar masyarakat tahu dan paham bagaimana perjalanan panjang Kebijakan Mobil Nasional, ada baiknya rekam jejak digital kebijakan terkait ditampilkan. 

1975: Toyota Kijang .Merek Toyota berasal dari Jepang, sejatinya, pembuatan dan perakitan mobil seluruhnya dilakukan di Indonesia. Diluncurkan 9 Juni 1975 pada Pekan Raya Jakarta, Kijang yang merupakan singkatan dari Kolaborasi Indonesia-Jepang ini awal kali diluncurkan dengan menggunakan mesin 1200 cc. Saat itu, Mesin 1200 yang nempel pada Toyota Corolla merupakan teknologi baru di industri kendaraan buatan Indonesia. Komponen bodi dan mesinnya semuanya berasal dari Indonesia.

1996: Maleo. Maleo digagas oleh menristek BJ Habibie. Kala itu, harga per unit pada kisaran  30 Juta. Maleo menggunakan mesin 1200 cc 3 silinder, serta teknologi baru hasil kerja sama dengan perusahaan Australia (Orbital). Maleo menggabungkan teknologi mesin dua tak dengan teknologi injeksi bahan bakar. Rencananya, Maleo akan dirakit dengan kandungan lokal 80%. Sayangnya, rencana ini harus mengalah dengan kebijakan proyek Mobil Nasional Timor.

1994: MR 90, Nasionalisasi Mazda? Proyek nasionalisasi Mazda 323 Hatchback oleh PT Indomobil, model terakhir dari upaya ini adalah Mazda Van tren pada 1994. Ndak terdengar kelanjutannya bagaimana. Sepertinya, ini cuman berita test in the water.

1994: Kalla Motor: Mobil 500 cc. Kalla Motor sempat menciptakan mobil kecil bermesin 500 cc sebagai calon mobil produksi Indonesia. Namun tidak diketahui kenapa tidak jadi diproduksi. Besar kemungkinan, karena dari sisi policy tidak ada dukungan regulasi dan insentif.

1994:  Bakrie Beta 97 MPV.Bakrie Brothers ditahun 1994 menyiapkan mobil berjenis Minibus atau MPV Minibus. Mobil yang dinamakan Beta 97 MPV ini memiliki desain orisinal buatan rumah desain Shado asal Inggris, satu unit mobil contoh sudah dibuat dan diuji coba di Inggris. April 1995 disain Beta 97 MPV selesai dan mulai diperlihatkan ke manajemen Bakrie. Pada tahun yang sama desain tersebut dikembangkan hingga prototipe selesai pada tahun 1997. Belum sempat launching, Indonesia terkena krisis moneter 1998. Walhasil, proyek mandeg.

1995: Timor.Timor merupakan satu-satunya program mobil nasional yang didukung penuh oleh Pemerintah Soeharto melalui Keppres dan Inpres. Ditukangi oleh PT Timor Putra Nasional milik Hutomo Mandala Putra, model pertama Timor adalah Timor S515 (Kia Sephia 1995 yang di-rebadging). Pengembangan berikutnya Timor nampak dalam program Timor S2. Timor telah menyiapkan sendiri rancangan Mobnas generasi kedua yang dirancang oleh rumah desain Zagato Italia. Lagi-lagi karena krisis moneter 1998 dan kejatuhan rezim Suharto, Mobnas Timor berhenti tak berlanjut.

2007-2016: ESEMKA.Perjalanan Mobil Nasional ESEMKA menarik untuk dicermati. Wikipedia lumayan lengkap mengulas proses yang dilalui PT. Solo Manufaktur Kreasi dalam merancang dan memproduksi mobil nasional (ini linknya). Yang pasti, pada tahun 2007, SMK muncul dalam pameran di ITB Bandung, SMK bermitra PT Nasional Motor membuat body double cabin dan bersama PT Mageda membuat body SUV dan direstui SBY dlm pameran di ITB Bandung. Ditahun 2016 (kurang lebih 9 tahun semenjak digagas), PT SMK telah berhasil merancang berbagai varian mobil dan juga membangun plan perakitan pertama di desa Demangan Kab. Boyolali Jawa Tengah.

2015 Proton Masuk.Naiknya Jokowi sebagai Gubernur DKI dengan mengusung nasionalisme melalui isu mobil nasional dan keberhasilan Jokowi menjadi Presiden RI, menarik perhatian dari Proton Holding Berhad. Di tahun 2015 Proton Holding Berhad menandatangani MOU Proyek Mobil Nasional dengan Perusahaan AM Hendropriyono. Kasak kusuk terkait kebijakan mobil nasional sempat ramai, karena apa yang dilakukan AM Hendropriyono ini sejatinya dianggap ingin mendapatkan berbagai fasilitas dari negara terkait kebijakan Mobil Nasional. Namun polemik ini berhenti dengan sendirinya karena pihak pemerintah sendiri menyatakan bahwa kerjasama yang dilakukan Proton tersebut merupakan B to B dan tidak melibatkan pemerintah.

 2018: Mobil Pedesaan.Kebijakan desa-sentris saat ini menarik perhatian dari KIAT Motor untuk membuat prototipe mobil pedesaan, "Mahesa". Rencananya di bulan Agustus mendatang, mobil ini akan dilaunching. Dengan mengusung mesin 500 cc, diharapkan Mobil Pedesaan laku untuk dibeli oleh masyarakat desa dan dapat menjadi alternatif transportasi.

Buat saya pribadi, silahkan saja media/aktifis sosial media menggoreng kebijakan ini menjadi pro-Jokowi atau kontra Jokowi, kalau saya sih simpel aja; selesaikan berpolemik, tuntaskan dengan rencana kerja nyata dan buktikan kebijakan dan hasilnya. Masyarakat sudah cukup dewasa koq dalam menilai mana kebijakan yang benar, dan mana yang tidak benar.

Jikapun kebijakan ini jalan, harapan saya sih jika kebijakan ini dijalankan betul, pemerintah harus siap dengan berbagai kebijakan untuk memperluas pangsa mobil nasional agar diterima di negaranya sendiri. Berbagai kebijakan-kebijakan untuk membendung serbuan mobil buatan Jepang dan China harus dikeluarkan, dan tentunya tidak sepenuhnya menyerahkan semuanya pada pasar. Ini demi Indonesia sendiri. Tidak lebih. Dampak ekonomi atas berkembangnya industri mobil nasional? buanyak banget. Dan tentu ini tentunya dapat memperkuat nasionalisme bangsa Indonesia.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun