Amaliyah ramadhan adalah kegiatan keagamaan yang sering dilaksanakan di sekolah-sekolah negeri dan swasta di lingkup dinas pendidikan dan kemenag kabupaten/kota. Atau mungkin ada nama lain selain "amaliah ramadhan" di masing-masing daerah. Namun, yang pasti bahwa kegiatan tersebut berisi kegiatan religi yang dilaksanakan di bulan suci ramadhan.Â
Kegiatan amaliah ramadhan pada umumnya langsung diinstruksikan oleh pemerintah setempat, ada yang melalui Sekretariat Daerah (Sekda) atau kepala dinas pendidikan. Di kota palopo, diinstruksikan langsung oleh Sekretariat Daerah (Sekda) yang ditujukan kepada seluruh kepala satuan pendidikan tingkat TK, SD, SMP Negeri dan Swasta.Â
Kegiatan amaliah ramadhan di sekolah diikuti oleh seluruh warga sekolah. Pendidik dan tenaga kependidikan masing-masing menjalankan amaliah ramadhan dengan cara berbeda-beda. Ada yang melaksanakan tadarus Al Quran secara mandiri dan ada juga yang melaksanakan kegiatan tadarus secara berjamaah. Selain itu, ada juga tenaga pendidik yang bertugas mendampingi dan membimbing peserta didik di kelas melaksanakan amaliah ramadhan.Â
Kegiatan amaliah ramadhan selalu diidentikkan dengan peserta didik yang beragama Islam. Hal ini wajar karena pelaksanaannya di bulan Suci Ramadhan. Oleh sebab itu, peserta didik yang tidak beragama Islam seakan-akan tidak memiliki kesempatan untuk melaksanakan kegiatan keagamaan di bulan ini. Kalau tidak memiliki kegiatan berarti seharusnya tidak perlu pergi ke sekolah.
Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Keberkahan itu tidak hanya diperuntukkan kepada umat muslim. Keberkahan itu diperuntukkan untuk semua manusia dan seluruh alam beserta isinya. Namun, wawasan kita terhadap keberkahan sang khalid sangat terbatas. Rahasia keberkahan itu milik Allah swt.Â
Merawat toleransi beragama juga termasuk keberkahan dan hal ini perlu terus dipertahankan. Kita mungkin sering mendengar pernyataan "Tidak ada Indonesia tanpa keberagaman". Keberagaman adalah keberkahan. Oleh sebab itu, keberagaman bukanlah hal yang perlu dipertentangkan. Keberagaman bisa menjadi sumber kekuatan.Â
Memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan keagamaan kepada peserta didik non muslim merupakan salah satu cara merawat tolenransi beragama di sekolah. Di bulan penuh berkah ini, kami juga memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik non muslim untuk melaksanakan kegiatan keagamaan di sekolah. Kegiatan tersebut dikoordinir oleh masing-masing guru non muslim atau guru mata pelajaran agama masing-masing. Mereka memilih materi dan mengikuti jadwal kegiatan amaliah yang ditetapkan oleh sekolah. Kami menyediakan ruangan khusus bagi mereka.Â
Kegiatan amaliah ramadhan untuk peserta didik yang beragama Islam dan kegiatan keagamaan bagi peserta didik non muslim kedua-duanya berlangsung dengan baik dan hikmat. Suasana saling menghargai dan menghormati satu sama lain sangat terasa. Jiwa solidaritas dan kebersamaan pun terasa tumbuh. Tanggung jawab bersama dalam meningkatkan kualitas peserta didik dari berbagai aspek terasa terpatrik dalam sanubari. Semoga saja kita semua selalu diberikan kekuatan untuk melakukan yang terbaik untuk peserta didik kita.
Kegiatan amaliah ramadhan dan "kegiatan keagamaan" di sekolah memberikan pembelajaran bermakna bagi peserta didik. Hidup berdampingan dan penuh dengan keragaman satu hal yang tidak perlu dihindari. Menyatu dalam keragaman memiliki keindahan tersendiri dalam hidup ini. Pola pikir terbuka, objektif, dan adaptif terhadap perubahan semoga selalu dikedepankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H