Mohon tunggu...
Agussyarif Hanafie
Agussyarif Hanafie Mohon Tunggu... Dosen - dosen

suka menyanyi, memoto , menulis, petualang dan wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis OBE Prodi Akuakultur FPIK ULM

29 Oktober 2024   06:11 Diperbarui: 29 Oktober 2024   06:15 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Agussyarif Hanafie, 2024)

Pada tanggal 28 Oktober 2024, bertepatan hari sumpah pemuda,  Program Studi Akuakultur FPIK ULM mengadakan Workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis OBE (Outcome-Based Education), dengan naras sumber Dr. Yuliana Salosso, S.Pi., MP. Peserta workshop adalah seluruh dosen prodi akukulutur, perwakilan 6 prodi di lingkup FPIK ULM dan bagian Pendidikan dan pengajaran Fakultas.  

Dalam sambutannya Dekan FPIK ULM, Dr. Ir. H. Untung Bijaksana, M.P berharap tidak hanya di prodi akuakultur, tetapi semua prodi di FPIK ULM dapat menyelesaikan kurikulum berbasis OBE selesai tepat waktu dan siap diimplementasikan.  

Selain itu, Fakultas secara bersamaan melakukan rehabilitasi dan mengoptimakan semua Laboratorium dan fasilitas penunjang Pendidikan  untuk mendukung kurikulum yang disusun.

Menurut Buku Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi  Era Industri 4. Guna Mendukung Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka, SKL/CPL patut menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum berdasarkan dikti SN Itu yang paling penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, kurikulum perguruan tinggi berbasis SN-Dikti sebenarnya menggunakan pendekatan OBE. 

Outcome Based Education (OBE) merupakan kurikulum yang mengacu pada outcome. Sehingga tidak materi saja yang harus diaplikasikan di dalam kelas, namun juga mempersiapkan bagaimana lulusan (outcome) yang telah dibekali kemampuan untuk menghadapi dunia kerja. 

Sedangkan menurut Menurut Spady (1994) OBE adalah pendekatan komprehensif untuk menjalankan sistem pendidikan yang berfokus pada pencapaian tujuan pembelajaran dari setiap peserta didik. OBE berfokus pada hasil atau pencapaian spesifik yang diharapkan dari suatu program atau kurikulum. 

Dalam OBE, tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan diidentifikasi dengan jelas sebelumnya, dan kemudian pengajaran dan penilaian dirancang untuk memastikan bahwa peserta didik mencapai hasil yang diinginkan. OBE memiliki 5 elemen kunci ; 

1. Paradigma,: Apa yang dipelajari peserta didik lebih penting daripada kapan dan bagaimana mempelajarinya; 

2. Tujuan : Membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, kompetensi dan pengalaman belajar agar sukses setelah lulus, struktur dan fungsi sekolah harus mendukung tercapainya hasil belajar maksimal; 

3) Premis : Semua peserta didik dapat belajar tetapi tidak dalam waktu dan cara yang sama. Keberhasilan belajar menghasilkan keberhasilan belajar yang lebih banyak. Keberhasilan belajar secara langsung dipengaruhi oleh kondisi dan wewenang program studi; 

4.Prinsip : Kejelasan fokus dari luaran yang ingin dicapai,peluang yang diperluas untuk mendukung keberhasilan belajar, harapan yang tinggi terhadap kesuksesan semua peserta didik dan  mendesign kurikulum dari outcome; 

5.Domain Praktik : mendefinisikan outcome, merancang kurikulum, menghasilkan pembelajaran, mendokumentasi hasil, informasi penting disajikan secara kronologis dan menentukan kemajuan.

Ketika program studi menerapkan kurikulum OBE, artinya program studi  tersebut juga ikut mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Jadi melalui penerapan program ini, perguruan tinggi akan lebih siap memproyeksikan lulusannya bisa bersaing di dunia global. 

Nara sumber, Dr. Yuliana Salosso, S.Pi., M.P  dalam workshop menyampaikan bahwa  Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) atau Course Outcome  yang  akan dievaluasi adalah kompetensi yang dimiliki mahasiswa setelah mengampu mata kuliah yang diikuti. 

Normalnya, proses ini akan diadakan setiap semester (UAS), pertengahan semester (UTS), atau saat pembahasan materi selesai (Kuis). Namun, idealnya adalah setelah selesai semester.

 Jadi, nilai CPMK ini akan dapat digunakan untuk mengukur CPL akhir  mahasiswa. Yang kedua adalah Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) atau Program Outcome  yang evaluasi capaian mahasiswa saat lulus. Evaluasi ini dilakukan dengan mengidentifikasi, mengumpulkan, dan mempersiapkan data yang dicapai saat mahasiswa lulus. 

Dengan CPL ini bisa digunakan untuk mengetahui kompetensi dari lulusan perguruan tinggi. Transkrip CPL tidak berupa mata kuliah yang dipelajari, namun menunjukkan kemampuan lulusan dan dilengkapi juga dengan laporan dalam bentuk visual. Misalnya dengan menggunakan spider chart, sehingga data yang disajikan lebih informatif. 

Sedangkan yang ketiga adalah Program Educational Objective (PEOs), evaluasi ini dilakukan kepada lulusan setelah beberapa tahun. Fungsinya untuk melakukan evaluasi kompetensi lulusan dalam karir dan kehidupan. Di tahun pertama setelah lulus, biasanya akan digunakan untuk penilaian IKU. 

Lanjut di tahun kedua, proses evaluasi dilakukan untuk memenuhi tracer study. Sedangkan jangka waktu empat hingga lima tahun digunakan untuk mengevaluasi kurikulum bahwa  mulai menerapkan OBE, prodi akuakultur  perlu melakukan restrukturisasi kurikulum, pengajaran dan pembelajaran, penilaian dan praktik dalam pendidikan. 

Kurikulum perlu dirancang dengan baik oleh prodi  agar mahasiswa dapat mencapai kemampuan yang diinginkan. Sehingga, mahasiswa harus dapat menunjukkan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dari suatu pengalaman belajar. 

Ketua tim update kurikulum prodi Akuakultur FPIK ULM , Dr. Ir. Fatmawati, M.Si, mengemukakan , bahwa tim saat ini sedangkan bekerja dan sangat bermanfaat sekali ada masukan-masukan dan arahan  dari nara sumber agar kurikulum berbasis OBE nanti akan lebih baik dan benar untuk nantinya dihasilkan dan siap diterapkan. 

Dalam kegiatan worshop ini selain materi yang dipaparkan sangat bermanfaat juga dilakukan dilakukan diskusi dua arah.  

Beberapa hasil diskusi yang mengemuka antara lain; cara penilaian, permodelan praktek lapangan dan laboratorium, penentuan capaian pembelajaran (CPL), CPMK, level pemahaman mata kuliah dan lain-lain, telah mendapat solusi dalam pertemuan ini.

(Agussyarif Hanafie, 2024)
(Agussyarif Hanafie, 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun