Mohon tunggu...
Agus Suwanto
Agus Suwanto Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Pekerja proyek yang hanya ingin menulis di waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Informasi, Awal dari Segala

8 Desember 2019   12:35 Diperbarui: 8 Desember 2019   12:44 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:re-coded.com

Pada mulanya adalah informasi, olehnya dimunculkan energi dan materi dari ketiadaan, kemudian dia melekat pada setiap keping energi dan materi. Informasilah yang menentukan arah tujuan dari energi dan materi untuk bekerja dan berevolusi menjadi alam semesta yang kita kenal ini.

Informasi jugalah yang telah mengarahkan triliunan sel untuk bergabung menjadi satu kesatuan tubuh. Menjelma menjadi sebuah mahkluk hidup yang bijak dan cerdas, manusia.

*****

Informasi, secara umum dimengerti sebagai sekumpulan data atau fakta yang telah diproses dan dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang mudah dimengerti dan bermanfaat bagi penerimanya. Secara etimologis istilah "informasi" berasal dari bahasa Latin, yaitu "Informatinem" yang artinya ide, kode, atau garis besar. Informasi dapat disajikan dalam beragam bentuk, mulai dari tulisan, gambar, tabel, diagram, audio, video, dan lain sebagainya.

Sementara yang dimaksud data adalah fakta yang masih bersifat mentah atau belum diolah. Setelah mengalami proses atau diolah maka data tersebut bisa menjadi suatu informasi yang bermanfaat. Namun, dalam realitanya, data atau fakta tidaklah selalu benar dan akurat, ada banyak data atau fakta yang hoax dan salah, bahkan sengaja disebar untuk menyesatkan bagi yang menerima.

Saat kita membaca sebuah berita, maka saat itu pula kita sedang menerima informasi. Saat kita menerima pesan dari seorang teman, bisa dikatakan kita sedang menerima data atau fakta yang akan kita proses menjadi sebuah informasi. Begitu pula di dunia medsos, banyak tersebar data dan berita, di mana sebagian dari data tersebut sudah terproses dan menjadi informasi bagi pembacanya, sementara sebagian lainnya masih berupa data mentah yang tidak bisa diproses menjadi sebuah informasi.

Tidak semua data atau fakta dapat diolah menjadi sebuah informasi bagi penerimanya. Jika suatu data yang diolah ternyata tidak bermanfaat bagi penerimanya, maka hal tersebut belum bisa disebut sebagai sebuah informasi. Jadi, pengertian informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau di masa mendatang.

Contoh sederhananya adalah saat kita mengendarai kendaraan di jalan raya, maka mata dan telinga adalah alat pengumpul data sekitar. Mata melihat object-object dan kejadian, telinga mendengar suara kendaraan dan suara lainnya. Semua data tersebut kemudian diolah oleh pengendara saat itu juga untuk dijadikan informasi. Dengan informasi ini, kita selaku pengendara bisa langsung memutuskan apa yang harus dilakukan, yaitu memperlambat atau mempercepat laju kendaraan, atau bisa juga memutuskan melewati jalur lain.

Informasi adalah Awal

Yang ada di inti semua benda hidup bukanlah api, bukanlah napas hangat, bukan "percik kehidupan". Yang ada adalah informasi, kata dan perintah. Jika ingin mengerti kehidupan, jangan pikirkan lendir dan lumpur yang hidup dan berdenyut, pikirkan teknologi informasi. (Richard Dawkins -- The Blind Watchmaker)

Dalam bentuknya yang paling umum, informasi terdiri atas aturan-aturan yang mempengaruhi hasil dengan membatasi jumlah kemungkinan. Oleh karena itu segala hukum alam dan segala hukum buatan manusia yang juga berupa perangkat aturan, adalah juga termasuk informasi.

Manusia adalah mahkluk algoritma organik, terdiri dari triliunan sel, di mana sel-sel tersebut bergerak menurut algoritma tertentu, mempunyai tugas tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang. Pergerakan yang dilakukan oleh setiap sel semata-mata karena sel tersebut bereaksi terhadap informasi mengenai apa yang terjadi di sekitar, termasuk informasi mengenai apa yang dilakukan oleh sel lain.

Begitu juga manusia yang merupakan kumpulan triliunan sel dalam satu kesatuan wadah yang utuh, segala yang dilakukannya adalah semata karena bereaksi terhadap informasi sekitar dan informasi tentang yang dilakukan oleh manusia atau mahkluk lainnya.

Jadi, kalau dikatakan bahwa energi adalah penyebab perubahan, bisa dilihat saat bekerja,  tapi informasilah yang mengarahkan perubahan tersebut, dia bekerja dari balik layar. Melakukan apapun butuh energi, menentukan apa yang dilakukan butuh informasi".

Bahkan informasi sudah ada sejak semula. Informasilah (hukum fisika menurut ilmuwan dan Firman menurut agamawan) yang menyebabkan energi dan materi muncul dari ketiadaan. Setelah itu, informasi langsung melekat dan terkandung di setiap keping materi dan energi.

Alam semesta raya tercipta oleh karena informasi,  yaitu hukum fisika, yang menjadi system operasi dasar alam semesta untuk bekerja. Informasi yang berupa hukum fisika memunculkan energi dan materi dari ketiadaan, dan kemudian mengarahkannya untuk berevolusi ke jalur-jalur tertentu, untuk menjadi alam semesta seperti yang terlihat saat ini.

Salah satu jalur adalah gravitasi yang membuat benda-benda langit pertama. Tidak ada yang harus memberitahu gravitasi harus berbuat apa, gravitasi sekedar melakukan apa yang harus dilakukan sesuai informasi yang sudah melekat pada setiap materi, yaitu menarik materi lain, ruang dan waktu di sekitarnya ke arah pusatnya.

Informasi juga membatasi kemungkinan yang lainnya, sehingga mengurangi tingkat keacakan. Itulah kenapa di dalam tata surya Matahari,  mahkluk hidup hanya bisa ada di planet bumi dan tidak di planet-planet lainnya.

Mahkluk Informavora (Pemakan Informasi)

Kalau dilihat dari penerapannya, maka informasi terbagi dalam dua katagori, pertama informasi yang bersifat universal, yaitu hukum atau aturan alam yang berlaku secara universal. Kedua adalah informasi lokal, seperti hukum masyarakat manusia yang hanya ditujukan pada kelompok masyarakat tertentu, dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Selain itu, adanya aturan-aturan lokal di setiap bagian dari alam semesta, yang hanya berlaku dan bersifat lokal sesuai dengan kondisi masing-masing lingkungan tersebut.

Sebuah bentuk kehidupan akan mampu bertahan bila bisa beradaptasi terhadap kondisi lingkungannya yang sangat spesifik. Bentuk kehidupan tersebut perlu bisa membaca atau mengetahui informasi lokal lingkungannya, selain aturan universal.

Segala bentuk kehidupan butuh mekanisme untuk menafsirkan informasi lokal (seperti suhu lokal, tingkat keasaman, keberadaan benda sekitar, dan lain-lain), untuk kemudian mampu bereaksi atau menanggapi secara tepat (berlari, mendekat, memeluk, dan lain-lain).

Untuk itu, mahkluk hidup tidak cukup hanya sekedar menjadi herbivora, karnivora, atau menjadi omnivora untuk mempertahankan eksistensinya. Pada akhirnya, setiap bentuk kehidupan mau tidak mau akan  menjadi informavora atau 'pemakan informasi', demi kemampuan beradaptasi dan bertahan hidup.

Atau, karena informasi yang telah memulai dan mengarahkan gerak alam semesta ini, maka sejatinya segala mahkluk hidup termasuk manusia juga tidak lepas dari takdir yang telah diarahkan oleh informasi itu. Sementara manusia hanya kebagian menentukan takdirnya sendiri di alur sempit, yang merupakan bagian dari alur maha besar informasi. Sekian.

Untuk artikel lainnya, silahkan klik di sini

Facebook

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun