Mohon tunggu...
Agus Suwanto
Agus Suwanto Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Pekerja proyek yang hanya ingin menulis di waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bangsa yang Terberkati

11 Juni 2019   08:00 Diperbarui: 11 Juni 2019   16:48 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:dosengeografi.com

Menyatakan sebuah bangsa adalah yang terberkati, maka tentunya setiap bangsa akan menjawab merekalah bangsa yang diberkati. Setiap Negara akan mengatakan bahwa negara merekalah yang  paling diberkati dan paling baik.

Namun, apabila mengacu pada kitab suci, maka hanya bangsa-bangsa tertentu saja yang dikatakan sebagai bangasa pilihan dan diberkati. Orang Kristen akan mengatakan Yahudi adalah bangsa pilihan yang paling diberkati, sementara masyarakat muslim akan mengatakan bangsa Arablah yang paling diberkati.

Meminjam istilah kaum agamawan, maka bangsa yang diberkati adalah bangsa yang menerima berkat dari sang penguasa alam, atau Tuhan. Alam telah banyak menebarkan berkat yang berbeda-beda ke seluruh penjuru bumi. Berbagai macam berkat tersebut menyebar membentuk sebuah 'peta' tersendiri, yang bisa kita sebut dengan 'peta berkat'.

Ilustrasi:www.indexmundi.com
Ilustrasi:www.indexmundi.com

Mari kita tengok apakah memang Arab dan Israel adalah bangsa yang diberkati Tuhan. Kalau merujuk peta keberadaan sumber minyak bumi misalnya, maka sekitar 60% minyak dunia memang berasal dari negara-negara Arab. 

Dengan berlimpahnya sumber minyak bumi, menjadikan masyarakat di sana sangat kaya raya dan makmur serta hidup mewah. Inilah yang menyhebabkan sebagian orang mengatakan bahwa Arab adalah bangsa yang diberkati Tuhan.

Berdasar peta minyak bumi dunia memang sepertinya negara-negara Arab yang menguasai mayoritas sumber adalah bangsa yang diberkati. Namun, kalau melihat peta yang lain, misalnya peta sumber energi geothermal atau panas bumi, maka Indonesia adalah bangsa yang paling diberkati. 

Ada sekitar 40% energi panas bumi dunia ada di bumi pertiwi. Potensi energi terbarukan ini mampu menghasilkan energi listrik setara 27.000 MW atau setara 472 juta barel minyak bumi per tahun.

Ketika 50 tahun mendatang minyak bumi menyusut drastis, maka Indonesia masih bisa menghasilkan energi setara 472 juta barel minyak setiap tahun secara terus menerus tanpa putus. 

Jelas kalau melihat peta geothermal dunia, maka  Indonesia adalah bangsa yang lebih diberkati dibanding Arab. Apalagi tanah air kita begitu subur, banyak terkandung aneka macam flora dan fauna.

Geothermal energy maps - energyeducation.ca
Geothermal energy maps - energyeducation.ca

Namun begitu, apakah Indonesia bisa dikatakan bangsa yang diberkati? Tentunya bangsa-bangsa lain juga bisa menunjukan sumber daya alam mereka yang sangat berlimpah sebagai bukti bahwa mereka juga bangsa yang diberkati. Afrika selatan dan beberapa negara di benua afrika lainnya juga bisa menunjukan peta sumber batu mulia, khususnya intan yang sangat berlimpah di sana.

Begitu juga negara-negara di Amerika Selatan, mereka akam menunjukan sumber daya alam berupa kekayaan komoditi tambang dan kekayaan hayati dari hutan yang sangat luas sebagai karunia Tuhan yang telah memberkati mereka. Demikian juga bangsa lain dari berbagai benua akan menunjukan hal yang sama.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah peta berkat kekayaan sumber daya alam itu adalah memang berkat yang sesungguhnya?

Sebenarnya masih ada jenis 'peta berkat' lain di luar berkat sumber daya alam yang tersebar ke penjuru bumi. Kalau melihat peta sumber daya manusia, khususnya 'peta kecerdasan manusia', maka bangsa Jepang, Israel dan beberapa negara barat akan merasa sebagai bangsa yang diberkati. Mereka memiliki banyak sumber daya manusia yang berotak encer dan disiplin yang tinggi.

Meski mempunyai alam yang sangat tidak bersahabat, namun kecerdasan dan kedisiplinan penduduknya yang di atas rata-rata mampu menciptakan berbagai macam teknologi untuk mengatasi dan menjadikan alam negaranya menjadi tempat yang nyaman di huni dan berlimpah sumber alam. Mereka akan mengatakan sebagai bangsa yang lebih diberkati dibandingkan dengan bangsa lainnya.

Bangsa Arab memang berkelimpahan minyak bumi dan gas alam, tetapi mereka tidak mampu menciptakan teknologi untuk eksplorasi dan memprosesnya sendiri. Mereka  terpaksa minta bantuan bangsa-bangsa lain yang memiliki kemampuan teknologi untuk melakukannya, dan terpaksa berbagi hasil minyak bumi dan gas alamnya.

Meskipun pada era sekarang, bangsa Arab kaya akan materi, tetapi mereka miskin akan persatuan dan solidaritas sesama bangsanya sendiri. Akibatnya sebagian bangsa Arab yang kaya raya tersebut hancur karena pertikaian antar sesama anak bangsa. Warisan kekayaan budaya yang tinggi juga turut hancur dalam petikaian tersebut. Kekayaan yang mereka miliki tidak mampu menunjukan bahwa mereka memang adalah bangsa yang terberkati.

Begitu juga dengan bangsa Yahudi yang notabene adalah 'saudara' bangsa Arab, yang miskin sumber daya alam, tetapi kaya akan orang-orang cerdas. Bangsa Yahudi atau Israel, meskipun mampu membuat mereka menjadi bangsa yang cukup makmur dari produktifitas sektor jasa dan teknologi, tetapi bangsa ini selalu merasa 'was-was' akan kelangsungan hidup mereka dalam berbangsa dan bernegara.

Bangsa Israel dikelilingi oleh 'tetangga' yang tidak ramah dan bahkan cenderung memusuhi. Bangsa 'tetangga' tersebut menuduh gerakan Zionisme mengakibatkan mereka terusir dari tanah kelahirannya yang telah didiami selama ratusan tahun. Perlawanan yang dilakukan karena mereka ingin kembali ke tanah-air mereka sendiri. Di lain pihak, Zionisme bagi bangsa Yahudi adalah kembali ke tanah leluhurnya yang telah ada ribuan tahun lalu, meski telah juga mereka tinggalkan sekitar dua ribu tahun lalu.

Bangsa Israel dan Bangsa Arab, khususnya Arab Palestina sama-sama merasa memiliki hak untuk tinggal di wilayah tersebut. Namun sayangnya, kedua bangsa tersebut tidak mau hidup berdampingan secara rukun. Dua-duanya memilih untuk saling menguasai, sehingga menimbulkan konflik yang tak berujung.

Bangsa Israel atau Yahudi, meskipun termasuk golongan bangsa yang mempunyai kecerdasan lebih, dan memeperoleh kemakmuran yang cukup, tetapi tidaklah tepat bila dikatakan sebagai bangsa yang terberkati. Hal ini disebabkan karena kehadiran mereka tidak mampu memberi keberkahan, malah menimbuklkan kesusahan dan bencana bagi bangsa sekitarnya.

Bangsa yang kehadirannya tidak memberi kedamaian dan keberkahan bagi bangsa sekitarnya, dan malah membuat kesedihan dan bencana, maka tidak layak disebut sebagai bangsa yang terberkati.

Dari semua peta berkat, baik sumber daya alam atau sumber daya manusia, sejatinya ada satu peta berkat yang sangat penting berperan dalam kemajuan dan kemakmuran sebuah bangsa, yaitu peta 'kecerdasan hati manusia', terutama tentang sikap toleransi dan keterbukaan yang tinggi. Bangsa yang menjunjung sekaligus menerapkan sikap toleransi dan keterbukaan yang tinggi akan menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali bagi banyak orang dari berbagai latar wilayah, sosial, budaya dan agama.

Sebuah tempat dengan penduduknya yang mempunyai sikap sangat toleran, terbuka, menghargai perbedaan dan demokratis, maka akan banyak diminati oleh orang-orang yang punya pikiran terbuka dan penuh semangat untuk mengembangkan berbagai macam ide tanpa rasa takut terhadap kondisi atau system yang mengekang.

Tempat yang demikian akan menjadi tujuan bagi orang-orang cerdas untuk mengembangkan bakat dan idenya dengan bebas. Artinya, tempat tersebut akan banyak dialiri oleh otak-otak cerdas dan mengumpul di sana untuk bersama-sama membentuk kehidupan sosial masyarakat yang damai, bertoleransi, makmur, modern dan maju dalam segala bidang ilmu pengetahuan. Itulah tempat atau bangsa yang menurut pandangan penulis adalah yang terberkati. Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun